Perang Yaman: Belum Ada Tanda Berakhir

Selasa, 4 September 2018 18:19 WIB

Seorang pria bediri di dekat mobil yang hancur akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Amran, Yaman, 25 Juni 2018. REUTERS/Khaled Abdullah

TEMPO.CO, Jakarta - Perang Yaman yang melibatkan milisi Houthi dukungan Iran melawan pasukan koalisi Timur Tengah yang disokong Arab Saudi dan Uni Emirat Arab serta negara Teluk lainnya belum menunjukkan tanda berakhir.

Bahkan kecamuk perang yang pecah pada akhir 2014 itu sepertinya kian berkobar. Sejumlah laporan menyebutkan, Arab Saudi dan sekutunya yang masuk ke Yaman pada 2015 untuk memberikan dukungan terhadap pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi di Aden makin meningkatkan serangan ke posisi yang dikuasai Houthi.

Bahkan serbuan jet tempur Arab Saudi sering mengenai sasaran sipil dan warga Yaman yang tak berdosa mengakibatkan ribuan orang tewas.

Baca: Peraih Nobel Yaman Gugat Mohammed bin Salman, Pelanggaran HAM

Dalam foto yang dirilis pada Kamis, 30 Agustus 2018, sebuah tim dari kapal perusak AS, USS Jason Dunham, memeriksa senjata yang disita dari kapal di Teluk Aden, Yaman. (Angkatan Laut AS melalui AP)

Advertising
Advertising

Insiden terakhir adalah ketika pesawat pengebom Arab Saudi menghajar kawasan di Provinsi Hodeidah, termasuk gempuran ke pesta perkawinan. Di kawasan ini, setidaknya 50 warga sipil tewas.

Sebelumnya, pada awal bulan lalu, Arab Saudi dan sekutunya mengaku bertanggung jawab membombardir sebuah bus sekolah menyebabkan sedikitnya 51 orang tewas, 40 di antaranya anak-anak.<!--more-->

"Serangan jet Arab Saudi dan Uni Emirat Arab terhadap bus sekolah mengakibatkan 51 orang tewas, termasuk 40 siswa sekolah. Aksi ini tak bisa dibenarkan," tulis Al Jazeera, Ahad 2 Agustus 2018.

Peristiwa tersebut terungkap setelah sebuah tim investigasi menyelidiki serangan mematikan terhadap sasaran sipil Agustus lalu.Dalam foto ini yang dirilis pada Kamis, 30 Agustus 2018, sebuah tim dari kapal perusak AS, USS Jason Dunham, memeriksa perahu layar tradisional Arab "Dhow" ketika melakukan operasi keamanan maritim. (Angkatan Laut AS melalui AP)

Meskipun mendapatkan kecaman dari berbagai komunitas internasional, termasuk sekutu dekatnya Amerika Serikat, Arab Saudi akan melanjutkan perang di Yaman.

Negeri Kerajaan ini berdalih bahwa keterlibatannya di Yaman mendapatkan restu dari PBB, walapaun belum ada dokumen yang membenarkan pernyataan tersebut.

"Kami berperang di Yaman untuk menyelamatkan rakyat negeri itu dan mendapatkan restu dari PBB," kata Osama bin Mohammed Abdullah Shuaibi, Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.

Osama menjelaskan, jika tidak mendapatkan restu dari lembaga dunia tersebut, Arab Saudi tak mungkin mengambil langkah berani masuk ke sebuah negara berdaulat. Klaim Osama ini belum bisa diklarifikasi kebenarannya kepada PBB.<!--more-->

PBB memasukkan Arab Saudi dan sekutunya ke daftar hitam negara pelaku pembunuhan terhadap anak-anak di Yaman. Menurut laporan tahunan PBB, Kamis, 5 Oktober 2017, pasukan koalisi yang dibentuk Arab Saudi pada 2015 telah terbukti membunuh dan melukai 683 anak. Sebagian dari mereka tewas atau luka akibat diserang ketika berada di sekolah.

Ulah Arab Saudi, termasuk sekutunya Uni Emirat Arab, membuat peraih Nobel Perdamaian asal Yaman Tawakol Karman geram. Perempuan ini merencanakan menggugat Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Mohammed bin Zayed ke Mahkamah Kejahatan Internasional, ICC, di Den Haag Belanda.Warga memeriksa bangunan yang rusak akibat serangan udara koalisi Arab Saudi di Amran, Yaman, 25 Juni 2018. REUTERS/Khaled Abdullah

"Kedua petinggi itu dianggap bertanggung jawab dan melakukan kejahatan perang," tulis Middle East Monitor.

Karman mengatakan kepada Al Jazeera, ada sejumlah laporan mengungkapkan mengenai serangkaian pelanggaran mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya di Yaman.

Perang Yaman bermula ketika negeri itu terbelah menjadi dua faksi yang mengklaim memiliki hak konstitusi menjalankan roda pemerintahan di Sanaa.

Saat itu, militan Houthi yang menguasai Ibu Kota Sanaa bersama pasukan loyalis mantan Presiden Ali Abdullah Saleh bentrok bersenjata melawan pasukan Presiden Hadi yang bermarkas di kota terbesar kedua di Adden. Namun pada saat bersamaan, Yaman diguncang pertempuran yang digelorakan oleh al Qaeda dan ISIS. Kedua kelompok ini selanjutnya menguasai hampir seluruh wilayah pantai Yaman.Perempuan menerima perawatan kanker di Pusat Onkologi Nasional di Sanaa, Yaman, 12 Agustus 2018. Pusat Hak Asasi Manusia Yaman mengumumkan agresi militer Arab Saudi ke Yaman hingga hari ke-1.000 telah merenggut nyawa 13.603 warga sipil dan melukai 22.289 lainnya. REUTERS/Khaled Abdullah

Pada 21 Maret 2015, setelah mengambil alih Sanaa dan pemerintahan Yaman, milisi Houthi dipimpin oleh Komite Revolusioner Agung mendeklarasikan melanjutkan perang di wilayah selatan negeri itu.

Serbuan Houthi ke wilayah selatan ini membuat Presiden Hadi kabur meninggalkan negara menuju Arab Saudi untuk mendapatkan perlindungan.

Baca: Diminta PBB, Koalisi Arab - Milisi Houthi Mau Berdamai?

Presiden Hadi selain ingin berlindung juga membutuhkan bantuan militer Arab Saudi untuk menggempur milisi Houthi yang saat itu kian menunjukkan kemampuannya setelah mendapatkan dukungan Iran.

Arab Saudi dibantu informasi intelijen Amerika Serikat, selanjutnya, melakukan serangan udara terhadap posisi strategis Houthi di Yaman dan Ibu Kota Sanaa. Namun serangan ini sering menyasar warga sipil.

Menurut taksiran PBB, korban tewas dari Maret 2015-2017 mencapai lebih 13 ribu orang, termasuk 5.200 warga sipil. Tetapi sumber lainnya menyebut angka lebih fantastis yakni perang Yaman telah melumat lebih dari 50 ribu jiwa. Konflik bersenjata di Yaman, hingga saat ini, belum menunjukkan titik terang kapan pertempuran itu tamat.

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

2 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

2 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

2 hari lalu

Media AS Sebut Arab Saudi Tangkap Warganya yang Kritik Israel soal Gaza

Menurut media asal AS, Arab Saudi menangkap warganya karena mengkritik Israel di media sosial terkait perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

3 hari lalu

Bidik Peziarah di Luar Ibadah Haji dan Umrah, Arab Saudi Kenalkan Platform Nusuk

Arab Saudi mengundang pelancong menjelajahi budaya, sejarah, dan petualangan di luar perjalanan keagamaan seperti haji dan umrah.

Baca Selengkapnya

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

3 hari lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

3 hari lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

3 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

3 hari lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

4 hari lalu

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

4 hari lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya