Nasib Pengungsi Gempa Lombok yang Terkatung-katung

Reporter

Tempo.co

Senin, 13 Agustus 2018 08:43 WIB

Pengungsi korban gempa bumi menjemur sisa nasi di tempat pengungsian di Desa Kayangan, Kayangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 11 Agustus 2018. Sejumlah pengungsi di tempat pengungsian di Lombok Utara belum terjamah bantuan, khususnya mereka yang mengungsi di area perbukitan. ANTARA/Zabur Karuru.

TEMPO.CO, Jakarta - Satu minggu berlalu setelah lindu terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sahril dan keluarganya belum mendapat tempat pengungsian yang layak. Sahril, yang merupakan warga Desa Wadon, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Utara, harus tinggal di tenda terpal ala kadarnya seusai gempa Lombok.

Baca: DPR Minta Gempa Lombok Ditetapkan Jadi Bencana Nasional

Ia dan keluarganya harus tidur di bawah terpal plastik berkelir biru beralaskan plastik, hanya sekadar agar badannya tidak langsung menempel dengan tanah. Sahril tidak sendiri, ada ratusan warga Desa Wadon yang harus tidur di tenda ala kadarnya. “Kami butuh tenda, terpal, dan matras," kata Sahril, Ahad, 12 Agustus 2018.

Lindu berkekuatan 7 skala Richter (SR) mengguncang Lombok dan sebagian wilayah di Nusa Tenggara Barat pada Ahad, 5 Agustus lalu. Sejak itu, beberapa gempa susulan terjadi. Kamis, 9 Agustus 2018, misalnya, lindu dengan kekuatan 6,2 SR kembali mengguncang Lombok.

Baca juga: Ahli Waris Korban Gempa Lombok Dapat Santunan Rp 6,06 Miliar

Advertising
Advertising

Sepekan setelah gempa tersebut terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui banyak pengungsi yang belum tersentuh. Padahal jumlah korban tersebut bertambah. "Jumlah korban gempa terus bertambah. Hingga Sabtu, 11 Agustus, tercatat 387 orang meninggal dunia," ucap Kepala Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Sabtu, 11 Agustus 2018.

Sutopo mengatakan korban tewas tersebut tersebar di beberapa kota dan kabupaten. Korban paling banyak berasal dari Lombok Utara, yakni 334 orang, disusul Lombok Barat 30 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 10 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang.

Simak: Hibur Korban Gempa Lombok, PMI Kirim Empat Komedian

Sutopo menuturkan jumlah 387 orang meninggal adalah korban yang sudah terverifikasi. Data ini, kata dia, masih akan terus bertambah. Diperkirakan korban meninggal akan terus bertambah karena masih ada korban yang diduga tertimbun longsor dan bangunan roboh. Selain itu masih ada korban meninggal yang belum didata dan dilaporkan ke posko.

Selain menyebabkan korban tewas, gempa Lombok mengakibatkan 13.688 orang luka berat dan 387.067 orang mengungsi. "Jumlah pengungsi ini juga sementara karena belum semua pengungsi terdata (dengan) baik," ujar Sutopo.

Apa penyebab banyak pengungsi gempa Lombok belum tertangani? Simak kelanjutannya.

Menurut Sutopo, salah satu penyebab banyaknya pengungsi yang belum ditangani adalah infrastruktur yang rusak parah, seperti di Kecamatan Gangga, Kayangan, dan Pemenang, Lombok. Ia pun meminta Kementerian Perhubungan menyediakan tambahan kendaraan sebagai transportasi distribusi bantuan bagi korban gempa Lombok.

Simak: Galang Dana untuk Gempa Lombok, Gitar Menhub Laku Rp 200 Juta

"Yang menjadi persoalan adalah terbatasnya jumlah kendaraan untuk mengangkut penyaluran logistik," tutur Sutopo. "Aksesnya sulit dijangkau, jalan menuju lokasi pengungsi juga rusak. Seperti jalan di Lombok Utara mengalami kerusakan akibat gempa.”

Ia mengatakan, sejauh ini, upaya untuk mempercepat mendistribusikan bantuan adalah mengerahkan kendaraan operasional satuan kerja perangkat daerah milik tiap daerah. Namun jangkauan ke daerah pengungsi masih terbatas.

Simak juga: BNPB Lega NTB Memperpanjang Masa Tanggap Darurat Gempa Lombok

Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Nusa Tenggara Barat Everyn Kaffah mengamini hal ini. Menurut dia, banyak pengungsi yang akhirnya menjemput bola. “Karena akses rusak, pengungsi mendatangi sendiri tempat-tempat yang menyediakan logistik,” kata Everyn.

Terus bertambahnya korban dan perlunya langkah cepat penanganan untuk pengungsi, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Taufik Kurniawan meminta pemerintah meningkatkan status gempa Lombok menjadi bencana nasional. Sebab, ia menilai sudah ratusan warga yang menjadi korban serta banyak infrastruktur dan sarana publik yang rusak sehingga bantuan harus diupayakan secara maksimal.

Baca: Bantuan Gempa Lombok dari Yogyakarta Capai 12,5 Ton

"Kami melihat pemerintah belum menjadikan gempa Lombok sebagai bencana nasional. Padahal, dengan jumlah korban yang mencapai ratusan dan banyaknya infrastruktur yang rusak, sudah selayaknya musibah ini statusnya menjadi nasional," ujarnya.

Apakah pemerintah akan menetapkan status gempa Lombok sebagai bencana nasional? Baca kelanjutanya.

Sayangnya, pemerintah pusat belum menaikkan status bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, sebagai bencana nasional. Penanganan tetap diserahkan pemerintah daerah. Namun sebagai gantinya akan dikeluarkan peraturan presiden (perpres) tentang dukungan dari pemerintah pusat.

Baca: Gempa Lombok, BNPB: 75 Persen Permukiman di Lombok Utara Hancur

"Akan disiapkan payung perpres untuk itu. Walaupun bencana ini tetap ditangani daerah, tapi seluruh dukungan, support, akan maksimal diberikan pusat," ucap Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seusai rapat dengan Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan, hingga saat ini, pemerintah sudah mencairkan Rp 37-38 miliar, sesuai dengan permintaan BNPB, yang digunakan sebagai dana tanggap darurat. Mayoritas uang tersebut dipakai untuk memberikan makanan, minuman, dan obat-obatan.

Baca juga: Pemerintah Putuskan Gempa Lombok Bukan Bencana Nasional

Sri Mulyani juga berharap masyarakat Lombok tetap memiliki dan menjaga semangat untuk merehabilitasi dan membangun kembali daerahnya setelah gempa Lombok. “Masyarakat Indonesia turut memberikan dukungan moral dan material serta semangat untuk terus bangkit kembali," tuturnya setelah menggelar penggalangan dana pada Kamis, 9 Agustus 2018.

Berita terkait

Bunyi Sumpah 7 Anggota LPSK di Hadapan Jokowi Hari Ini

20 menit lalu

Bunyi Sumpah 7 Anggota LPSK di Hadapan Jokowi Hari Ini

Sebanyak 7 anggota LPSK mengucapkan sumpah di hadapan Presiden Jokowi. Apa bunyi sumpahnya?

Baca Selengkapnya

Grace Natalie Diberi Tugas di Pemerintahan oleh Presiden Jokowi

29 menit lalu

Grace Natalie Diberi Tugas di Pemerintahan oleh Presiden Jokowi

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengaku dapat amanah untuk mengemban tugas baru di pemerintahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

2 jam lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pendiri PSI Grace Natalie Dapat Jabatan di Pemerintahan dari Jokowi, Ini Profilnya

2 jam lalu

Pendiri PSI Grace Natalie Dapat Jabatan di Pemerintahan dari Jokowi, Ini Profilnya

Presiden Jokowi memanggil Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Grace Natalie di Istana Kepresidenan Jakarta

Baca Selengkapnya

Profil Suharto, Wakil Ketua Mahkamah Agung Non-Yudisial yang Dilantik Jokowi

2 jam lalu

Profil Suharto, Wakil Ketua Mahkamah Agung Non-Yudisial yang Dilantik Jokowi

Presiden Jokowi melantik Suharto sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung atau MA Non- Yudisial yang baru. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Tujuh Anggota LPSK Dilantik Jokowi, Imbau Masyarakat tak Ragu Minta Perlindungan

3 jam lalu

Tujuh Anggota LPSK Dilantik Jokowi, Imbau Masyarakat tak Ragu Minta Perlindungan

Presiden Jokowi mengambil sumpah jabatan dan melantik 7 Anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau LPSK periode 2024-2029.

Baca Selengkapnya

Dilantik Jokowi, Suharto Sah Jadi Wakil Ketua Mahkamah Agung

3 jam lalu

Dilantik Jokowi, Suharto Sah Jadi Wakil Ketua Mahkamah Agung

Presiden Jokowi mengambil sumpah jabatan Wakil Ketua Mahkamah Agung atau MA Non Yudisial Suharto di Istana Negara, Rabu, 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Bendungan Ameroro Tingkatkan Suplai Air untuk Irigasi Pertanian

4 jam lalu

PUPR Sebut Bendungan Ameroro Tingkatkan Suplai Air untuk Irigasi Pertanian

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bendungan Ameroro di SUlawesi Utara tingkatkan suplai air lahan pertanian

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

6 jam lalu

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

Menurut Jokowi di semua negara sekarang menghadapi kesulitan karena kenaikan harga pangan

Baca Selengkapnya

Enam PSN Sektor Transportasi Tak Selesai Tahun Ini, Diteruskan ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

6 jam lalu

Enam PSN Sektor Transportasi Tak Selesai Tahun Ini, Diteruskan ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Menhub Budi Karya Sumadi mengungkapkan ada sejumlah Proyek Strategis Nasional atau PSN sektor transportasi yang belum bisa diselesaikan tahun ini.

Baca Selengkapnya