Sandiaga Santri Post-Islamisme VS Ma'ruf yang Tidak Milenial

Reporter

Tempo.co

Minggu, 12 Agustus 2018 12:05 WIB

Jokowi dan Prabowo kembali bertarung pada Pilpres 2019

Isu SARA ini, kata Qodari, muncul khususnya ketika Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu. Ketika itu, Anies Baswedan berhadapan dengan inkumben Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Isu SARA seperti agama, kata Qodari, menjadi salah satu variabel utama pertimbangan pemilih. “Ada wilayah opini yang menjadi penentu dalam proses politik,” kata Qodari.

Baca: Meski PAN Dukung Prabowo, Sandiaga: Soetrisno Bachir Pro Jokowi

Survei Indo Barometer pada Januari 2018 menyebutkan ada lima alasan kenapa seseorang memilih calon presiden. Selain tegas dan merakyat, agama menjadi pertimbangan.

Sigi lembaga survei Poltracking periode Februari lalu juga mengamini hal ini. Dalam survei pada kurun 27 Januari hingga 3 Februari 2018 dengan melibatkan 1.200 responden, sebanyak 58,5 persen memilih agama menjadi fator paling berpengaruh dalam pemilihan.

Karena itulah, tak heran jika PKS ingin menempatkan Sandiaga sebagai santri Post-Islamisme. Apalagi, calon inkumben Joko Widodo memilih sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin, sebagai calon wakil presiden. Mesin partai koalisi Prabowo - Sandiaga yaitu PKS, PAN, Gerindra, Demokrat, dan Partai Berkarya akan menghitung faktor ini.

Wakil Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat PKS Sukamta menegaskan salah satu ciri Sandiaga yang bisa dilihat sebagai sosok santri post-Islamisme adalah kedekatan dia dengan tokoh-tokoh agama. "Kedekatan dengan ulama dan perilaku Islami yang menunjukkan kesalehan pribadi itu bagian tidak terpisahkan," katanya lewat pesan singkat kepada Tempo, Sabtu, 11 Agustus 2018.

Simak: Bertemu Anak Buah Jokowi, Sandiaga Uno Diskusi Soal Ini

Sukamta menjelaskan, ciri utama aktivis post-Islamisme adalah cenderung pragmatis, realistis, dan bersedia berkompromi dengan realitas meski tidak selalu ideal. Namun ia membantah Sandiaga atau aktivis post-Islamisme ini sekuler. Ia berujar Sandiaga dan para tokoh post-Islamisme tidak lagi terobsesi dengan penerapan ajaran Islam yang kaku.

Di lain sisi, anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade menyindir pilihan kubu Jokowi. Ia mengatakan, "Kalau kubu sebelah (cawapres) orang tua, di kubu kami (cawapres) anak muda," kata Andre di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 9 Agustus 2018.

Baca juga: Menjelang Tes Kesehatan, Sandiaga Uno Pilih Istirahat

Jika merujuk pada segmen pemilih Islam, Jokowi memang unggul. Qodari menyebut, bahkan Amien Rais yang biasa mengkritik Jokowi pun kini bisa berpikir dua kali menyerang ke-Islam-an Jokowi, karena ada figur Ma’ruf Amin di sebelahnya. Serangan berbau SARA pun mulai mengendur.

Namun, sindiran Andre soal usia Ma'ruf harus benar-benar diperhatikan. Soalnya Jokowi berpotensi ditinggalkan pemilih anak muda dan kelas menengah. Pengamat Politik Universitas Padjajaran Muradi menilai pilihan calon wakil presiden Joko Widodo yang jatuh kepada Maruf Amin membuat basis pemilihnya dari kalangan kelas menengah ngambek.

Apa alasan kelas menengah dan milenial bisa ngambek memilih Jokowi? Baca kelanjutannya...

Berita terkait

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

1 hari lalu

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.

Baca Selengkapnya

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

1 hari lalu

Tak Undang Jokowi, PDIP Bakal Tentukan Sikap Politiknya di Rakernas V

PDIP tidak mengundang Jokowi dalam acara Rakernas V di Jakarta. Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan PDIP juga bakal menentukan sikap politiknya.

Baca Selengkapnya

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

5 hari lalu

Banjir Sumbar Berdampak ke Pariwisata, Sandiaga Uno: Keselamatan yang Paling Utama

Sandiaga Uno menyebut banjir Sumbar turut berdampak ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

PPP Belum Kunjung Bersikap, Sandiaga Berkukuh Dukung Pemerintahan Prabowo

5 hari lalu

PPP Belum Kunjung Bersikap, Sandiaga Berkukuh Dukung Pemerintahan Prabowo

Menurut Sandiaga, dukungan untuk pemerintah sejalan dengan nama PPP.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

5 hari lalu

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

Ahok-Anies santer disebut bakal disandingkan dalam Pilgub DKI. Namun, duet keduanya bakal melanggar UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Cegah Tragedi SMK Lingga Kencana Terulang, Ini Petunjuk Menteri Sandiaga tentang Bus Pariwisata

5 hari lalu

Cegah Tragedi SMK Lingga Kencana Terulang, Ini Petunjuk Menteri Sandiaga tentang Bus Pariwisata

Menteri Sandiaga menyiapkan sosialisasi agar masyarakat berhati-hati memilih bus pariwisata agar kecelakaan seperti SMK Lingga Kencana tak terulang.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

11 hari lalu

Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

ICW khawatir wacana penambahan nomenklatur kementerian membuat kabinet Prabowo menjadi sangat gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

11 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Menteri di Kabinet Prabowo Bisa Lebih Banyak Kalau Ada Keperluan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menanggapi soal rencana Presiden terpilih Prabowo membentuk kabinet gemuk.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

11 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

12 hari lalu

Progres Pembangunan Sumbu Kebangsaaan IKN 98 Persen, Menteri PUPR: Bisa Digunakan Saat 17 Agustusan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau proyek pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Selasa, 7 Mei 2024.

Baca Selengkapnya