Proyek Skybridge, Molor Akibat Sepi Sosialisasi dan Pipa Bocor?
Reporter
Devy Ernis
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 3 Agustus 2018 14:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Proyek akbar skybridge Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat resmi dimulai Jumat, 3 Agustus 2018. Proyek ini tetap dimulai meski terancam molor akibat sepi sosialisasi. Dimulainya proyek ini juga diwarnai kebocoran pipa air PAM yang membuat layanan untuk ribuan pelanggan terganggu sejak Kamis sore, 2 Agustus 2018.
Direktur Utama PD Pembangunan Jaya Yoory C. Pinontoan memastikan pembangunan jembatan layang multiguna atau skybridge di Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak terganggu setelah kebocoran pipa air PT PAM Palyja di jalur jembatan tersebut.
"Pembangunan tetap dimulai hari ini," kata Yoory di Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jumat, 3 Agustus 2018. Pembangunan Skybridge bakal menghubungkan Stasiun Tanah Abang ke Pasar Blok G Tanah Abang. Panjangnya mencapai 400 meter.
Baca : Proyek Skybridge Stop Sementara karena Picu Pipa PAM Palyja Bocor
Yoory menjelaskan kebocoran pipa Palyja di trotoar Jalan Jatibaru disebabkan karena soil test untuk pembangunan skybridge. Soil test merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan pendukung yaitu lapisan tanah keras.
"Kami mohon maaf kalau ada gangguan distribusi air yang disebabkan soil test," ujarnya.
Yoory mengatakan ada empat titik yang dijadikan soil test. Pihaknya pun tidak mengira satu titik yang sejalur saat proses soil test mengenai pipa Palyja. "Kami tidak mengetahui kalau ada jalur pipa. Sebab ini sejalur dengan titik yang lainnya," ujarnya.
Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan Palyja Jakarta Pusat Satata Hadi mengatakan penyelesaian pipa ditargetkan selesai pukul 13.00. Menurut dia, karena kebocoran pipa ini, distribusi air ke pelanggan jadi terganggu. "Sebentar lagi selesai."
Simak : Rencana Pembangunan Skybridge Tanah Abang Kurang Sosialisasi
Sebelumnya, Sejumlah pedagang bahkan menyatakan tak tahu akan ada pembangunan skybridge. "Terus kami pindah ke mana dong? Belum dikasih tahu kalau mau dibangun (skybridge) tanggal 3," ujar Bunga, 37 tahun, pedagang baju di ujung Jalan Jatibaru Raya, Rabu 1 Agustus 2018..
Adapun pedagang baju lainnya, Doni, mengatakan sudah tahu akan dibangun skybridge di tempat PKL mangkal. Namun, dia tak tahu pembangunan dilakukan mulai Jumat.
Manajer Unit Perencanaan PD Pembangunan Sarana Jaya, Slamet Riyanto, mengatakan sosialisasi proyek skybridge baru akan dilakukan pada Jumat, 3 Agustus 2018, bersamaan dengan dimulainya proyek.
"Di tanggal 3 (Agustus 2018) pasang banner. Untuk groundbreaking ini kami minta bantuan (pemerintah) DKI untuk sosialisasi," katanya kepada Tempo, kemarin.
Slamet menjelaskan, PKL pun tak akan dipindahkan karena tak ada lahan sementara. Mereka akan diminta minggir untuk meminimalkan risiko kecelakaan. Pemasangan struktur akan dilakukan malam hari, yang 80 persennya sudah dirangkai sehingga tinggal dipasang di lokasi.
Untuk itu, pengerjaan juga dilakukan pada siang hari. Jika hanya dikerjakan malam sampai pagi, menurut dia, dikhawatirkan pembangunan tak akan selesai sesuai dengan target, yakni Oktober 2018.
PD Pembangunan Sarana Jaya juga memikirkan agar pembangunan tak membahayakan pedagang dan masyarakat di sekitarnya. Slamet mengatakan pembangunan tidak akan dilakukan serentak di Jalan Jatibaru Raya, melainkan per zonasi. Kawasan yang dibangun dibagi menjadi empat zona.
Baca juga : JK Tinjau Kali Item, Anies: Sudah Tidak Bau, yang Bau di Medsos
Adapun Ketua Fraksi PDI Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta, Gembong Warsono, berpendapat proyek skybridge membahayakan PKL di bawahnya. Dia bahkan menilai pembangunan itu terburu-buru setelah DKI tak berhasil mendapatkan lahan sementara untuk PKL.
"Ini pertanda perencanaan tak matang," ujar Gembong.
***
Sementara itu, Perwakilan Ombudsman RI batal menaikkan status laporan akhir hasil pemeriksaan (LAHP) maladministrasi dalam penataan kawasan Tanah Abang menjadi rekomendasi yang bersifat mengikat disertai sanksi.
Musababnya, walau terlambat, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah menyerahkan rencana penataan Tanah Abang, termasuk pembangunan skybridge, dalam pertemuan pada Jumat dua pekan lalu.
Berikut ini poin-poin yang disampaikan pemerintah DKI kepada Ombudsman.
*DKI akan segera membangun tempat penampungan sementara pedagang Pasar Blok G dengan kapasitas 502 kios. Target penyelesaian minggu kesatu Desember 2018. Kios di Blok G yang ada 1.000 kios. Tapi akan diberlakukan kebijakan satu pedagang untuk satu kios.
*Pelelangan proyek skybridge telah dilakukan oleh PD Pembangunan Sarana Jaya. Pemenangnya telah didapatkan pada 20 Juli lalu, termasuk juga perusahaan manajemen konstruksi.
*Pembangunan skybridge akan dilakukan mulai 3 Agustus, dan diharapkan jembatan bisa dipergunakan pada 15 Oktober 2018. Pekerjaan konstruksi akan dilakukan malam hari (pukul 22.00-05.00 WIB).
*Penempatan para pelapak di Jalan Jatibaru Raya ke skybridge dilakukan bersamaan dengan selesainya pembangunan skybridge. Pedagang kaki lima yang berhak mendapat lapak di skybridge hanya yang telah diverifikasi bersama oleh DKI dan Ombudsman pada 25 Mei lalu.
*Pembukaan Jalan Jatibaru Raya akan dilakukan bersamaan dengan selesainya pembangunan skybridge, kecuali DKI memperoleh lahan untuk memindahkan PKL selama pembangunan.
*Keselamatan menjadi pertimbangan DKI selama pembangunan skybridge, termasuk keselamatan pejalan kaki dan PKL jika tetap berjualan di sana.
*Keputusan pembukaan atau penutupan Jalan Jatibaru Raya selama pembangunan didasarkan pada pertimbangan keamanan.
*Pembukaan Jalan Jatibaru Raya seluruhnya akan dilaksanakan bersamaan dengan peresmian skybridge. Hal ini telah disepakati oleh para pihak, termasuk Ditlantas Polda Metro Jaya serta Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, per 28 Mei 2018. Kesepakatan tersebut diamanatkan sebagai salah satu tindakan korektif dalam LAHP Ombudsman.
DEVY ERNIS | IMAM HAMDI