Langkah SBY Tentukan Nasib Koalisi Prabowo

Reporter

Tempo.co

Minggu, 29 Juli 2018 13:02 WIB

Keya Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mendatangi TPS bersama istrinya, Ani Yudhoyono, putra keduanya, Edhi Baskoro Yudhono, beserta menantunya, Siti Ruby Aliya Radjasa, untuk memberikan suara dalam pilkada di Bogor, Rabu, 27 Juni 2018. Demokrat

TEMPO.CO, Jakarta - Tanpa ditanya wartawan yang sudah menunggunya sejak lepas waktu salat isya pada Rabu malam pekan lalu, Ketua Umum Partai Demokrat Bambang Susilo Yudhoyono atau SBY ujug-ujug curhat tentang hubungannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri. “Saya harus jujur, hubungan saya dengan Ibu Megawati belum pulih. Masih ada jarak," kata SBY.

Simak: Demokrat Sebut SBY Tidak Baper Soal Hubungannya dengan Megawati

Malam itu, SBY baru saja menerima Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di rumahnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Alih-alih merinci apa hasil pertemuannya dengan Zulkifli, Presiden RI keenam ini malah lebih banyak bercerita soal pasang-surut hubungannya dengan Megawati.

Selain mengenai hubungannya dengan Megawati, SBY mengatakan peluangnya untuk berkoalisi dengan Jokowi sudah tertutup. Salah satu penyebabnya, kata SBY, adalah partai koalisi Jokowi, yang sudah lebih dulu bergabung, seakan enggan dengan Demokrat. “Sungguh pun saya merasakan ketulusan Pak Jokowi mengajak Demokrat. Tapi memang tidak terbuka jalan bagi Demokrat bergabung dengan koalisi Jokowi," ujarnya. "Mungkin Tuhan belum menakdirkan hubungan kami."

Simak: PKS: Ujug-ujug Datang, Demokrat Jangan Minta Cawapres Prabowo

Advertising
Advertising

Pernyataan SBY ini seolah menegaskan posisi Demokrat untuk merapat dengan gerbong koalisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Apalagi, sehari sebelum bertemu dengan Zulkifli, SBY menerima Prabowo. Dalam pertemuan itu, Prabowo secara tidak langsung mengatakan koalisi Demokrat dengan Gerindra hanya menunggu masalah waktu untuk diresmikan.

Salah satu yang menghambat koalisi ini adalah sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PAN. Kedua partai ini sudah menjadi sekondan Gerindra sejak pemilihan presiden 2014. Bahkan, dalam beberapa pemilihan kepala daerah atau pilkada serentak 2018, keduanya juga menjalin koalisi untuk mengusung calon.

Baca juga: Ketua Umum PPP Sebut SBY Pernah Tawarkan AHY Jadi Cawapres Jokowi

PAN memang tidak terlalu kentara menunjukkan keberatannya. Justru PKS yang sejak awal terkesan berat menerima Demokrat. Anggota Majelis Syuro PKS, Tifatul Sembiring, masih percaya diri Partai Gerindra bakal meminang salah satu kader PKS sebagai calon wakil presiden atau cawapres Prabowo. "Kalau kami masih tetap, cawapres masih dari PKS," ucap Tifatul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018.

Tifatul mengatakan PKS menyambut baik jika akhirnya Demokrat memutuskan berkoalisi dengan Gerindra, PKS, dan PAN. Namun dia mengingatkan agar Demokrat tak meminta posisi cawapres dengan menyodorkan AHY. "Dalam tanda kutip Demokrat kan baru mendekat, jangan ujug-ujug datang terus minta posisi seperti itu," tuturnya.

Baca: Hidayat Nur Wahid Sarankan AHY Tidak Jadi Calon Wapres

Demokrat memegang posisi penting dalam koalisi ini. PKS memang harus mempertimbangkan elektabilitas kader yang mereka sorongkan untuk maju dalam pilpres 2019. Sebab, beberapa lembaga survei yang sudah merilis hasil siginya selalu menempatkan kader PKS di posisi terendah.

Sementara itu, Demokrat memiliki Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang dalam beberapa lembaga survei memang dijagokan kuat menjadi kandidat cawapres. Namun hingga sejauh ini belum ada pernyataan dari SBY yang tegas menyebutkan akan menyorongkan AHY dalam pilpres 2019.

Baca: Jika Kadernya Tak Dipilih Prabowo, Militansi PKS Bakal Turun?

Senin, 30 Juli 2018, SBY berencana bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman. Pertemuan ini disebut-sebut sebagai penentu bagaimana nasib koalisi partai pendukung Prabowo dalam pilpres 2019. "Bahasa kasarnya, tuh, penentuan nasib koalisi PKS dan Gerindra," kata Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyudin, Sabtu, 28 Juli 2018.

Berita terkait

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

7 menit lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

2 jam lalu

Anies Baswedan Singgung Peluang Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Anies Baswedan mengakui dirinya masih kerap ditanya apakah akan masuk kabinet pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

3 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

4 jam lalu

Halalbihalal di PBNU, Gus Yahya: Kehadiran Prabowo-Gibran Ada Konteks Khusus

Ketua PBNU mengatakan kehadiran Prabowo dan Gibran ada konteks khusus.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

5 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

6 jam lalu

PBNU Pastikan Kerja Sama dengan Pemerintah Prabowo-Gibran, Yahya Staquf: Ini Soal Politik

Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf, memastikan, PBNU akan bekerja sama dengan pemerintah Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

7 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

8 jam lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

9 jam lalu

Gibran Tiba di PBNU, Disambut Yahya Cholil dengan Karpet Merah

Gibran lalu disambut Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya