Najib Razak Bagikan Uang Rp 1,7 Triliun Jelang Pemilu 2013?

Editor

Budi Riza

Selasa, 24 Juli 2018 10:55 WIB

Mantan PM Malaysia, Najib Razak, tiba di pengadilan untuk menjalani sidang perdana di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 4 Juli 2018. Dia dijerat tiga dakwaan kriminal tentang pelanggaran atas kepercayaan dan satu dakwaan lain mengenai penyalahgunaan kekuasaan berupa gratifikasi dalam skandal 1MDB. AP/Vincent Thian

TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, membantah tudingan mengenai cek yang dibagikannya kepada partai anggota koalisi Barisan Nasional menjelang pemilu 2013 menggunakan uang dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Baca:
Sosok Tommy Thomas, Jaksa Agung Malaysia yang Adili Najib Razak
Pendukung Najib Razak Razak Galang Dana Bayar Uang Jaminan

Namun Najib enggan menceritakan dari mana asal uang yang dibagikannya itu, yang dikabarkan mencapai sekitar RM 470 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun.

“Nurani saya jelas. Itu bukan berasal dari uang 1MDB karena sepengetahuan saya, ketika kami menerbitkan cek itu, kami sangat jelas bahwa itu bukan berasal dari 1MDB,” kata Najib kepada media di gedung Dewan Rakyat, Putrajaya, setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-65, seperti dilansir Free Malaysia Today, Senin, 23 Juli 2018.

Saat ditanya dari mana asal uang yang dibagikan kepada partai anggota koalisi dan sejumlah pihak lain, Najib enggan menjawab. “Itu bagian dari investigasi jadi saya tidak bisa bicara. Sumber dana-dana itu harus dijelaskan secara jelas. Biarkan investigasi berjalan karena kita tidak ingin mendahului hasilnya,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Media Malaysia Kini melansir Najib membagikan uang itu menggunakan cek saat menjabat Perdana Menteri Malaysia sekaligus ketua koalisi Barisan Nasional.

Polisi mengangkut sejumlah koper berisi barang-barang yang disita dari apartemen milik mantan Perdana Menteri Najib Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, 18 Mei 2018. Selain itu, polisi menyita 72 koper berisi uang tunai dan perhiasan dari 3-4 unit apartemen milik Najib di Pavilion Residences Apartment. AP Photo

Menggunakan akun pribadinya, Najib melakukan transaksi pengiriman uang kepada 102 entitas politik pada April 2012 hingga Agustus 2013.

Partai Umno, yang dipimpin Najib, mendapat RM 417,4 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Jumlah ini setara dengan 88,8 persen dari total dana yang dibagikan.

Penerima kedua terbesar adalah Partai Kongres India Malaysia sebesar RM 20,55 juta atau sekitar Rp 73 miliar. Lalu Partai Asosiasi Cina Malaysia atau MCA menerima sejumlah RM 16,5 juta atau sekitar Rp 59 miliar.

Saat ini, seperti dilansir Malaysia Kini, lembaga antirasuah Malaysia atau MACC telah membekukan sekitar 408 rekening bank untuk menelusuri aliran dana 1MDB, yang diduga telah diselewengkan untuk membiayai kegiatan politik dan kepentingan pribadi sejumlah orang.

Baca:
Menghadapi 4 Tuntutan, Najib Razak Terancam 20 Tahun Penjara
Skandal 1MDB, Najib Razak Diadili

MACC telah menetapkan Najib Razak sebagai tersangka dan memprosesnya di pengadilan tindak pidana korupsi dengan empat dakwaan, yang memiliki sanksi hukuman penjara hingga 20 tahun.

Saat ini, MACC baru melimpahkan kasus Najib terkait dengan aliran dana sekitar Rp 150 miliar dari rekening SRC Internasional ke rekening pribadinya. Dana itu diduga merupakan suap terkait dengan kebijakan Najib menyediakan jaminan pemerintah untuk pinjaman yang diperoleh SRC dari sebuah perusahaan pengelola dana pensiun di Malaysia.

MACC juga sedang menyelidiki istri Najib, Rosmah Mansor, yang dikenal gemar berbelanja tas mewah dan perhiasan mahal. Dalam proses penggeledahan di sejumlah rumah dan apartemen terkait dengan Najib, polisi menemukan uang, perhiasan, tas, emas, kacamata, dan jam tangan mewah dengan nilai total mencapai sekitar Rp 3,9 triliun.

Istri mantan PM Malaysia--Najib Razak, Rosmah Mansor, terlihat berjalan memasuki gedung lembaga antirasuah Malaysia, MACC, ketika dipanggil untuk memberikan penjelasan soal aliran dana pada skandal 1MDB pada Selasa, 5 Juni 2018. AP

Media Reuters juga melansir mengenai adanya aliran dana US$ 681 juta atau sekitar Rp 9,9 triliun ke rekening pribadi Najib, yang diduga berasal dari rekening 1MDB. Soal ini, Najib mengatakan menerima dana itu sebagai sumbangan dari Raja Abdullah Abdulaziz Al Saudi. “Saya terima apa adanya bahwa itu berasal dari arahan Raja Abdullah,” ucapnya.

Pemerintah Malaysia menjalin kerja sama dengan sejumlah negara, seperti Singapura, Amerika Serikat, Swiss, Cina, dan Indonesia dalam menelusuri aliran dana dan aset terkait dengan 1MDB ini.

Saat ini, misalnya, petugas hukum Malaysia sedang mencari pengusaha Low Taek Jho, yang diduga memiliki hubungan dekat dengan Najib dan terlibat dalam skandal keuangan 1MDB ini. Media SCMP melansir Jho Low, nama panggilannya, diperkirakan bersembunyi di Makau dan Cina untuk menghindari kejaran petugas. Kapal pesiar Equanimity, yang dimiliki perusahaan Jho Low, telah disita pengadilan Indonesia.

Politikus senior Partai Aksi Demokrasi atau DAP Malaysia, Lim Kit Siang, mengatakan Najib Razak seharusnya menggunakan forum parlemen untuk menjelaskan kasus yang membelitnya itu. “Sudah saatnya Najib menjelaskan sepenuhnya soal dugaan keterlibatan dirinya dalam skandal 1MDB di parlemen besok,” tuturnya.

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

43 menit lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

14 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

2 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

3 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya