Hari Anak Nasional, Momentum Evaluasi Perlindungan Hak Anak

Reporter

Dewi Nurita

Senin, 23 Juli 2018 16:51 WIB

Penyanyi rap Igor Saykoji membawakan lagu saat kampanye stop bullying #jangandianggapremeh di CFD kawasan Bunderan HI, Jakarta, 13 Mei 2018. Kampanye ini juga diramaikan oleh rapper Young Lex, Syahrini, dan pengacara Hotman Paris. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan seharusnya peringatan ini menjadi momentum evaluasi dan perbaikan dalam perlindungan hak anak. Sebab, berdasarkan catatan KPAI, kekerasan terhadap anak masih marak terjadi.

Baca: Hari Anak Nasional, KPAI dan Catatan Kekerasan Terhadap Anak

KPAI menemukan tren kekerasan anak mulai bergeser. Kekerasan fisik relatif menurun, tapi kekerasan psikis dan verbal tetap terjadi. Karena itu, ia bertekad agar kekerasan verbal dan bully tidak lagi terjadi di lini kehidupan anak, baik di lingkungan keluarga, sekolah, kelompok teman sepermainan, komunitas, maupun dunia hiburan. "Hari Anak Nasional ini harus menjadi momentum evaluasi dan perbaikan perlindungan hak anak," ujarnya saat dihubungi Tempo, Senin, 23 Juli 2018.

Mewujudkan Indonesia ramah anak bukanlah pekerjaan mudah. Susanto mengatakan semua pihak harus bersama-sama melakukannya, tidak bisa dikerjakan parsial atau sektoral. "Tanpa gerakan bersama, rasanya sulit melakukan percepatan untuk mewujudkan Indonesia ramah anak," ucapnya.

Ketua KPAI Susanto (tengah) bersama Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Rizki Handayani (kedua kiri) saat jumpa wartawan di kantor Ketua KPI Pusat, Menteng, Selasa, 12 Juni 2018. (Tempo/Francisca Christy Rosana)

Berdasarkan data bidang pendidikan KPAI sepanjang 2018, kasus anak pelaku kekerasan dan bullying adalah yang paling tinggi. Dari 161 kasus, 41 di antaranya adalah kasus anak pelaku kekerasan dan bullying.

Baca: Hari Anak Nasional, KPAI Catat Kasus Bullying Paling Banyak

Advertising
Advertising

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti merincinya menjadi lima bentuk, yakni anak korban tawuran 23 kasus atau 14,3 persen, anak pelaku tawuran 31 kasus atau 19,3 persen, anak korban kekerasan dan bullying 36 kasus atau 22,4 persen, anak pelaku kekerasan dan bullying 41 kasus atau 25,5 persen, dan anak korban kebijakan (pungutan liar, dikeluarkan dari sekolah, tidak boleh ikut ujian, dan putus sekolah) 30 kasus atau 18,7 persen.

Sebagai upaya menekan angka kekerasan terhadap anak, KPAI melakukan kampanye Stop Bullying dan roadshow ke sejumlah sekolah. Roadshow yang digelar KPAI di 13 kota di Indonesia ini sudah berlangsung mulai 17 hingga 31 Juli 2018. Beberapa kota tersebut adalah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, Bekasi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Medan, Palembang, dan Makassar.

Mereka bekerja sama dengan Young Lex. Pria bernama asli Samuel Alexander Pieter itu dipilih sebagai rekan kampanye karena rapper tersebut memiliki banyak pengikut di media sosial. Selain itu, dia kerap dirundung banyak hatter. "Namun Young Lex begitu tangguh menghadapi cyber bully yang hampir setiap hari diterimanya," kata Retno dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad, 22 Juli 2018. "Young Lex melawan perundungnya dengan karya dan kerja keras."

Baca: Hari Anak, Aktivis Perempuan Serukan Pencegahan Pernikahan Dini

Selain itu, kata Retno, rumah produksi Surya Film juga berperan penting dalam kampanye ini. Surya Film adalah rumah produksi yang mengangkat dampak buruk cyber bully dalam filmnya bagi siapa pun, termasuk terhadap anak-anak. "Para artis film Aib Cyber Bully juga ikut dalam roadshow ke sekolah-sekolah dan berdialog langsung dengan ratusan siswa," ucapnya.

Retno mengatakan KPAI akan mensosialisasikan dampak buruk bully bagi tumbuh kembang anak. Nantinya, dia melanjutkan, Young Lex akan menyampaikan tip kepada siswa dalam menghadapi cyber bullying. "Para artis Surya Film juga menyampaikan pengalaman mereka dirundung saat menjadi siswa dan bagaimana harus berjuang mengatasinya," tuturnya.

Rangkaian acara kampanye stop bullying ke sekolah-sekolah ini ditutup dengan memilih lima siswa untuk menjadi duta stop bullying di sekolah. Selain itu, semua elemen sekolah akan membacakan petisi serta membuat cap telapak tangan pada petisi. "Cap telapak tangan ini menyimbolkan tolak bully dan kekerasan dalam bentuk apa pun," kata Retno.

Baca: Hari Anak Nasional, Intip 5 Kegiatan Seru Jokowi dengan Anak

Pada peringatan Hari Anak Nasional 2018, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise meminta Forum Anak Nasional 2018 berperan memutus mata rantai kekerasan terhadap anak-anak. "Saya minta kalian berjanji, kalau berkeluarga nanti jangan melakukan kekerasan kepada anak-anak kalian," ujar Yohana saat menutup Forum Anak Nasional 2018 di Surabaya, Minggu, 22 Juli.

Yohana mengatakan, di negara-negara maju sudah tidak ada lagi anak-anak yang dipukul atau mengalami kekerasan. Selain karena kesadaran masyarakatnya sudah tinggi, kekerasan terhadap anak juga akan dihukum berat. "Dendanya ribuan dolar. Kita juga sudah ada Undang-Undang Perlindungan Anak, jangan ada lagi kekerasan terhadap anak," ucapnya.

ANTARA | SYAFIUL HADI

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

14 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

22 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

36 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

45 hari lalu

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

47 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

52 hari lalu

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

52 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

54 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

54 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

3 Maret 2024

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya