Pengejaran Terduga Teroris dan Jaringan Terorisme di Daerah

Minggu, 15 Juli 2018 14:56 WIB

Polisi bersenjata melakukan penjagaan seusai baku tembak antara Densus 88 dan kelompok terduga teroris di Jalan Kaliurang, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Sabtu, 14 Juli 2018. Dalam baku tembak tersebut, Densus 88 melumpuhkan tiga terduga teroris. ANTARA.

TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) masih melakukan pengejaran terhadap seorang terduga teroris, yang lolos dari operasi penangkapan di Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Pada Sabtu, 14 Juli 2018, dalam penangkapan itu, Densus melumpuhkan tiga terduga teroris saat baku tembak di Jalan Kaliurang kilometer 9,5.

Seorang yang lolos itu disinyalir merupakan rekan dari tiga terduga teroris yang tewas. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Yulianto mengatakan kepolisian masih mendalami identitas dan hubungan para terduga teroris itu dengan jaringan teroris yang ada. "Kami belum tahu asal-usulnya dan bagian kelompok siapa, masih didalami," katanya di lokasi penangkapan, Sabtu, 14 Juli 2018.

Baca: Begini Ketegangan Saat Terjadi Baku Tembak di Jalan Kaliurang

Kendati begitu, Yulianto tak menampik penangkapan tiga terduga teroris ini tak terlepas dari lima teroris yang dicokok sebelumnya. Pada Rabu, 11 Juli lalu, Densus menangkap lima terduga teroris di Mlati, Sleman, serta di Pleret dan Mrisi, Bantul. Yulianto menuturkan keberadaan ketiga terduga teroris kemarin diketahui dari lima terduga teroris yang lebih dulu ditangkap.

Polisi mengamankan seorang pria, yang belum diketahui identitasnya, seusai baku tembak antara Densus 88 dan kelompok terduga teroris di Jalan Kaliurang, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, Sabtu, 14 Juli 2018. Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terkait dengan penangkapan dan baku tembak tersebut. ANTARA.

Kepolisian Republik Indonesia memang tengah gencar melakukan penyisiran terduga teroris di sejumlah daerah. Pengamanan terhadap potensi terorisme ini menguat pasca-putusan mati pemimpin Jamaah Ansharud Daulah (JAD), Aman Abdurrahman, pada Jumat, 22 Juni lalu.

Advertising
Advertising

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan telah memperkuat satuan tugas antiteror di setiap kepolisian daerah. "Satgas antiteror di setiap Polda ini yang memantau seluruh sel-sel yang terkait dengan Jamaah Ansharud Daulah dan Jamaah Ansharut Tauhid," ujarnya kepada Tempo, Jumat, 22 Juni 2018.

Baca: Terduga Teroris di Sleman Sempat Menyandera Warga

Sehari setelah pernyataan itu, kepolisian kembali menangkap dua terduga teroris di Jalan Tole Iskandar, Kota Depok. Dua terduga teroris berinisial AS dan AZA itu ditembak hingga tewas dalam operasi penangkapan. Kepolisian menyatakan terpaksa melumpuhkan kedua anggota JAD tersebut lantaran melawan saat penangkapan.

Tak sampai dua pekan kemudian, ledakan bom kembali terjadi di Jalan Pepaya, Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Pada Kamis, 5 Juli lalu itu, warga mendengar ledakan bom dari rumah kontrakan seorang warga berinisial Abdullah alias Anwardi. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan bom low explosive itu diduga akan digunakan untuk meledakkan tempat pemungutan suara saat pemilihan kepala daerah serentak pada 27 Juni 2018.

Namun pelaku diduga ragu-ragu dan mengurungkan niatnya karena kepolisian melakukan operasi besar-besaran. Ledakan bom itu disinyalir terjadi akibat dimainkan anak Abdullah. Dari tempat ledakan, polisi mengamankan istri Abdullah. Sedangkan Abdullah melarikan diri dan belum tertangkap hingga saat ini.

Baca: 3 Jenazah Terduga Teroris di RS Bhayangkara Yogya Dijaga Ketat

Tak hanya di daerah, penyisiran jaringan teroris ini juga terjadi di Ibu Kota. Pada Ahad, 8 Juli, Densus 88 menangkap seorang terduga teroris bernama Suryono, 41 tahun, di kawasan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Penangkapan itu berlanjut dengan penggeledahan rumah Suryono di Jalan Sukamulya 7, Kemayoran, Jakarta Pusat. Dari rumah itu, polisi menemukan sejumlah barang bukti meliputi senjata api laras panjang, anak panah, mortir, dan lainnya.

Sel-sel terorisme di daerah ini memang disinyalir bakal menguat setelah pemimpin JAD, Aman Abdurrahman, divonis mati. Pengamat terorisme, Rakyan Adibrata, mengatakan kematian Aman tak akan berimbas pada organisasi. JAD, kata dia, akan tetap eksis meski pimpinannya dihukum mati. "Mereka tidak membutuhkan satu pimpinan pusat untuk melakukan amaliyah," ucapnya.

Baca: Baku Tembak di Jalan Kaliurang Awalnya Dikira Perampokan, tapi...

Setyo Wasisto tak memungkiri hukuman mati terhadap Aman berpotensi melahirkan orang-orang dengan ideologi serupa. Namun dia memastikan Densus Antiteror akan memantau, membuntuti, dan mengawasi secara terus-menerus pihak-pihak terduga teroris. "Prinsip kami lebih baik ditangkap dulu daripada nanti terjadi dan menimbulkan korban," tuturnya.

TIM TEMPO

Berita terkait

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

1 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Wakil Duta Besar Selandia Baru

3 hari lalu

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Wakil Duta Besar Selandia Baru

Program deradikalisasi merupakan upaya pembinaan dalam rangka mendukung proses reintegrasi warga binaan untuk kembali ke masyarakat.

Baca Selengkapnya

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

3 hari lalu

Inspirasi Film 13 Bom di Jakarta dari Kisah Nyata, Mal Alam Sutera Jadi Saksi

Film 13 Bom di Jakarta tayang di Netflix. Cerita diinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada 2015, kejadin bom di Mal Alam Sutera.

Baca Selengkapnya

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

3 hari lalu

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

13 Bom di Jakarta tayang di Netflix, adalah film aksi diinspirasi kisah nyata yang terjadi di Jakarta pada 2015. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

6 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

9 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

11 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

16 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

19 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya