Aman Abdurrahman Dihukum Mati, Densus 88 Sisir Terduga Teroris

Reporter

Danang Firmanto

Editor

Ali Anwar

Sabtu, 23 Juni 2018 19:08 WIB

Anggota Polres Tasikmalaya Kota berjaga saat penggeledahan di rumah terduga teroris di kawasan Aboh, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 29 Mei 2018. Densus 88 mengamankan anak panah, golok besar, senapan angin, buku berisi jihad, dan dokumen serta laptop dari satu rumah pribadi dan dua rumah kontrakan warga berinisial GL, DD, dan AJ, yang terduga terlibat jaringan teroris. ANTARA/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia mengencangkan pengamanan terhadap potensi bangkitnya teroris pasca-putusan hukuman mati terhadap pemimpin Jamaah Ansharud Daulah (JAD), Aman Abdurrahman. Juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, mengatakan telah memperkuat satuan tugas antiteror di setiap kepolisian daerah.

“Satgas antiteror di setiap polda ini yang memantau seluruh sel-sel yang terkait dengan Jamaah Ansharud Daulah dan Jamaah Ansharut Tauhid,” katanya kepada Tempo, Jumat, 22 Juni 2018.

Kemarin, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menghukum mati teroris Aman lantaran terbukti menjadi dalang sejumlah peristiwa teror, termasuk kejadian bom Thamrin pada Januari 2016. Vonis tersebut serupa dengan tuntutan tim jaksa pada sidang Mei lalu. Kepolisian tak menepis putusan tersebut bakal memicu reaksi dari sel-sel JAD di daerah.

Menurut Setyo, setiap kepolisian daerah sudah bekerja sama dengan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror untuk menyisir pergerakan sel-sel pimpinan Aman. Sebab, Densus sudah memiliki data perihal struktur anggota sel-sel tersebut. “Mereka bersinergi untuk mengawasi (sel-sel) yang ada di wilayah,” tuturnya. Dia menambahkan, kerja sama tersebut akan difokuskan pada upaya pencegahan dengan menangkap sejumlah terduga teroris seperti rentetan penangkapan selama momen Idul Fitri kali ini.

Setyo tak memungkiri putusan hukuman mati terhadap Aman berpotensi melahirkan orang-orang dengan ideologi serupa. Namun dia memastikan Densus Antiteror akan memantau, membuntuti, dan mengawasi terus-menerus pihak-pihak yang diduga akan melakukan teror. “Prinsip kami lebih baik ditangkap dulu daripada nanti terjadi dan menimbulkan korban,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Mantan narapidana terorisme yang pernah terlibat dalam pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Yudi Zulfachri, menilai kelompok JAD justru akan makin kuat apabila Aman dihukum mati. Sebab, Aman merupakan ideolog utama kelompok yang berbaiat kepada ISIS tersebut. “Akan dipatenkan ideologinya jika Pak Aman dihukum mati,” ucapnya. Ia juga menyebut kunci deradikalisasi kelompok JAD adalah Aman.

Pengamat terorisme, Rakyan Adibrata, mengatakan hal senada. Menurut dia, JAD akan tetap eksis meski pemimpinnya mendapat hukuman mati. Ia mengatakan kematian Aman tak akan berimbas pada organisasi. “Karena mereka tidak membutuhkan satu pimpinan pusat untuk melakukan amaliyah,” katanya.

Rakyan menilai JAD berbeda dengan Jamaah Islamiyah, yang dipimpin Abu Bakar Ba'asyir. Menurut dia, di Jamaah Islamiyah, komando dari pemimpin kelompok sangat kuat. Ia menyebut pengaruh komando dari pusat hingga bawah pada kelompok tersebut sangat kuat. Sedangkan JAD, kata dia, lebih longgar.

Wakil Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) Letnan Jenderal Teddy Lhaksmana justru meyakini hukuman mati terhadap Aman tak akan memicu pergerakan kelompok teroris lain. Namun BIN tetap akan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap segala kemungkinan yang bisa terjadi. “Tetap waspada itu keharusan,” ujarnya.

Perkiraan kepolisian dan BIN terbukti. Kepolisian Daerah Jawa Barat menembak mati terduga teroris berinisial M di flyover Pamanukan, Kabupaten Subang, pada Jumat, 22 Juni 2018. Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jendral Agung Budi Maryoto mengatakan terduga teroris itu diduga termasuk jaringan JAD Haurgeulis Indramayu dan Subang. "Dia masuk dalam jaringan JAD Haurgeulis," ucapnya.

Polisi juga menembak mati AS, 28 tahun, dan AZW alias MRS, 31 tahun, terduga teroris anggota JAD, yang sedang melajukan sepeda motornya di Jalan Tole Iskandar, Kota Depok, Sabtu, 23 Juni 2018.

“Dalam proses penyergapan, terduga teroris melakukan perlawanan dengan menyerang petugas dan mengancam nyawa petugas dengan menggunakan pisau komando dan pistol,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Muhammad Iqbal kepada Tempo, Sabtu.

Berita terkait

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

12 hari lalu

Tuduhan Israel terhadap UNRWA Tidak Terbukti

Israel meningkatkan tuduhannya pada Maret, dengan mengatakan lebih dari 450 staf UNRWA adalah anggota militer dalam kelompok teroris Gaza.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

14 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Anggota JI, Polisi Sebut Semua Pengurus Organisasi

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko menyebut delapan tersangka teroris itu berinisial G, BS, SK, A, MWDS, DK, H, dan RF.

Baca Selengkapnya

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

15 hari lalu

BNPT Ikut Amankan WWF ke-10 di Bali

BNPT akan turut serta mengamankan pelaksanaan Acara Word Water Forum (WWF) ke-10 yang diselenggarakan di Bali, 18-25 Mei 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

15 hari lalu

Inggris Tolak Permintaan Israel untuk Tetapkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris

Menolak menetapkan Garda Revolusi Iran sebagai teroris, David Cameron berpendapat lebih baik jika London dapat terus berkomunikasi dengan Teheran.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

16 hari lalu

Densus 88 Tangkap 8 Teroris Diduga Anggota JI sedang Latihan Fisik dan Militer di Poso Sulteng

Delapan terduga teroris yang sedang latihan fisik dan militer di Poso Sulteng itu disebut punya posisi strategis di Jamaah Islamiyah.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

16 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

19 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Hijrah Mantan Teroris

26 hari lalu

Hijrah Mantan Teroris

Cap teroris membuat mantan terpidana kasus terorisme kesulitan berbaur di masyarakat. apa yang dilakukan?

Baca Selengkapnya

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

27 hari lalu

TNI Dikabarkan Kembali Pakai Istilah OPM yang Sebelumnya Disebut Teroris

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dikabarkan memerintahkan jajarannya untuk mengubah penyebutan Kelompok Separatis Teroris kembali menjadi OPM

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Akui Korban Gaza yang Disebut Teroris adalah Warga Sipil

33 hari lalu

Tentara Israel Akui Korban Gaza yang Disebut Teroris adalah Warga Sipil

Satu lagi kebohongan Israel terungkap, sebagian besar korban jiwa di Gaza yang mereka sebut 'teroris' diakui sebagai warga sipil.

Baca Selengkapnya