Reformasi, Arab Saudi Buka Lowongan Penyidik untuk Perempuan
Reporter
Suci Sekarwati
Editor
Budi Riza
Selasa, 13 Februari 2018 16:48 WIB
TEMPO.CO, Riyadh- Pemerintah Arab Saudi meluncurkan sebuah program untuk merekrut penyelidik perempuan. Menurut pemberitaan media lokal khaleejtimes.com, Jaksa Penuntut Umum Saudi telah mengumumkan lowongan pekerjaan sebagai penyidik bagi perempuan, yang akan dibuka hingga 3 Maret.
Jaksa Agung Arab Saudi, Saud Al-Mojeb, mengatakan syarat untuk mendapatkan pekerjaan ini adalah para pelamar harus memenuhi kualifikasi. Diantaranya, pelamar harus memiliki latar belakang pendidikan sarjana yang terkait dengan pekerjaan ini.
Baca: 5 Alasan Arab Saudi Mencabut Pelarangan Bioskop
Tak hanya itu, pelamar juga akan melakukan tes kemampuan dan latihan fisik untuk diketahui kondisi kesehatan. Mereka yang lulus seleksi akan bertugas untuk mengisi sejumlah posisi berbeda, seperti menginvestigasi kasus kriminal, bersaksi di persidangan dan beberapa peran pelaksana lainnya.
Al-Mojeb menjelaskan langkah ini ditujukan untuk melibatkan perempuan pada sebagian besar sektor pekerjaan di Arab Saudi, yang tertuang dalam Visi 2030 dan mengubah bentuk masyarakat kerajaan Arab Saudi, yang saat ini konservatif.
Baca: Kaleidoskop 2017: 5 Langkah Terobosan Raja Salman dari Saudi
Perempuan Arab Saudi sampai sekarang masih belum bisa melakukan banyak hal tanpa izin suami atau saudara laki-laki mereka. Beberapa larangan yang belum dicabut terhadap perempuan terkait meminta izin ini adalah mengajukan passport, bepergian ke luar negeri, mendaftar ke universitas, membuka rekening di bank, izin untuk menikah dan memulai beberapa bisnis tertentu.
Baca: Arab Saudi Perlu Hentikan Ketergantungan pada Minyak agar Kuat
Hukum kerajaan Arab Saudi juga mengharuskan perempuan didampingi oleh suami atau saudara laki-lakinya setiap kali hendak ke luar rumah.
Sebagai bagian dari program reformasi, yang sedang berjalan, perempuan Arab Saudi sudah diizinkan untuk menyaksikan pertandingan sepak bola di beberapa stadion olahraga dan diperbolehkan mengajukan surat izin mengemudi.
Untuk keperluan ini, pemerintah Saudi membentuk badan khusus yang membuat berbagai peraturan terkait untuk mengakomodasi perempuan agar bisa berkendaraan sendiri.
Salah satu kebijakan yag diambil adalah Raja Salman memerintahkan dibukanya sekolah mengemudi bagi perempuan dengan instruktur perempuan. Beberapa waktu lalu, sekolah ini mulai mencari instruktur pengajar.
Reformasi lainnya yang juga sedang berjalan adalah penggabungan polisi syariah dengan kepolisian umum. Ini untuk mengurangi peran polisi syariah dalam mengatur kehidupan warga Saudi sehari-hari. Misalnya mengenai cara berpakaian bagi perempuan.
Pemerintah Saudi juga memberhentikan tenaga pengajar yang mengajarkan paham radikal di sekolah-sekolah maupun tempat ibadah. Sejumlah tokoh ditangkap karena dianggap mengajarkan tindak kekerasan dan terorisme.
Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman mendapatp erintah dri ayahnya yaitu Raja Salman untuk memimpin pelaksanaan reformasi ini.
Saudi juga berencana untuk menjual sebagian saham dari perusahaan minyak terbesar Saudi Aramco untuk meningkatkan transparansi pengelolaannya. Selama ini, Aramco sering disebut sebagai sarang korupsi di Saudi.
Pada saat yang sama, Saudi juga mulai beralih ke tenaga surya untuk penyediaan sumber energi dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada minyak seperti selama ini. Kerajaan juga bakal membangun kota baru di tepi Laut Merah untuk menyerap tenaga kerja baru sekaligus sebagai sumber penghasilan negara di luar minyak bumi.