Mahar Politik Picu Kecurangan, 5 Provinsi Ini Paling Rawan

Reporter

Indri Maulidar

Editor

Elik Susanto

Rabu, 17 Januari 2018 07:32 WIB

Ilustrasi politik uang. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis kajian tentang mahar politik yang berpotensi korupsi dalam Pilkada 2018. Kecurangan paling rawan terjadi di 5 provinsi, yakni Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Riau, karena kasus korupsi yang berulang di sana.

Peneliti ICW, Almas Sjafrina, mengatakan Sumatera Utara paling rawan lantaran dua gubernurnya berturut-turut ditangkap karena perkara korupsi. Selama 2010 hingga Juni 2017, penegak hukum menangani 237 kasus korupsi di provinsi itu –terbanyak dibanding di daerah lain. “Ada potensi kasus berulang karena daerah strategis, anggaran besar, dan jumlah pemilih yang masif,” kata dia kepada Tempo, Selasa, 16 Januari 2019.

Baca: Panwaslu Kota Cirebon Usut Mahar Politik oleh PKS

Di Riau, 3 gubernur yang menjabat sejak 1998 pun dibui karena mencuri uang daerah. Sebanyak 153 kasus korupsi ditangani di sana selama 2010 hingga Juni 2017 dengan kerugian negara sebesar Rp 3,85 triliun dan nilai suap Rp 41 miliar. Dalam pilkada 2018, Riau mengadakan pemilihan gubernur, pemilihan bupati di Indragiri Hilir, dan pemilihan wali kota di Tanjungpinang.

ICW pun membeberkan kembali fakta dalam sidang tindak pidana korupsi ihwal kepala daerah yang menggangsir anggaran, menerima suap, dan menjual jabatan untuk modal maju dalam pemilihan berikutnya. Di Jawa Tengah, Wali Kota Tegal Siti Masitha menerima suap Rp 8,89 miliar untuk penempatan jabatan dan pemenangan proyek pemerintah daerah. Dia akan menggunakan uang itu untuk pilkada 2018, tapi diciduk KPK sebelum sempat mencalonkan diri.

Begitu pula Bupati Klaten Sri Hartini, yang menjual berbagai jabatan kepala dinas. Dengan cara itu, Sri diduga memperoleh Rp 12,8 miliar untuk modal pilkada. Kini, dia divonis 11 tahun penjara. Jawa Tengah akan menyelenggarakan pemilihan gubernur, enam pemilihan bupati, dan satu pemilihan wali kota di Tegal pada Juni mendatang. Di Jawa Timur, ada potensi penyalahgunaan dana desa untuk modal pemilihan karena ada tiga kepala desa yang menjadi calon wakil bupati.

Baca juga: PKS: Mahar Politik Hasil dari Sistem Demokrasi

Advertising
Advertising

Modal diperlukan dalam pemilihan tidak hanya untuk mendanai kampanye, tapi juga untuk memenuhi permintaan setoran awal alias mahar partai politik. Patut diduga, kata Almas, setoran itu juga akan digunakan partai politik untuk mendanai pencalonan dalam pemilihan presiden 2019 karena tahap pemilihan yang berimpitan. "Partai memanfaatkan pilkada untuk mencari modal pilpres, karena tidak ada waktu lagi untuk menghimpun dana,” tuturnya.

Ketua Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, mengatakan partainya memang meminta calon kepala daerah berbagi biaya pemenangan. Namun biaya kampanye amat besar, sehingga sulit bagi partai jika ingin menjadikan kontribusi itu modal untuk maju dalam pemilihan presiden. “Tapi, sepanjang dalam definisi cost politik, boleh saja kontribusi pilkada digunakan untuk pilpres,” katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Yorris Raweyai, mengatakan mahar politik dalam pilkada hampir tidak mungkin menjadi modal untuk pilpres. Sebab, dia melanjutkan, biaya kampanye calon kepala daerah amat besar. “Itu saja sudah ditanggung bersama-sama dengan partai,” katanya. Belum lagi bila ada oknum anggota partai yang mengantongi setoran kepala daerah untuk pribadi.

Berita terkait

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

11 Januari 2024

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

Ganjar mengatakan agenda kampanye di Brebes, Tegal, dan Kebumen karena pernah kalah di wilayah tersebut pada Pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

30 Juni 2023

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

Sebagai faktor mendulang suara, Alat Peraga Kampanye tidak jarang digunakan parpol atau pendukung kubu tertentu melebihi batas.

Baca Selengkapnya

NasDem Usung Politik Tanpa Mahar, Surya Paloh: Bisa untuk Pilih Pemimpin Terbaik

11 Mei 2023

NasDem Usung Politik Tanpa Mahar, Surya Paloh: Bisa untuk Pilih Pemimpin Terbaik

NasDem mengungkap soal politik tanpa mahar yang telah diusung partai itu sejak lama. Kini idealisme itu tetap digunakan untuk Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

20 November 2020

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

Pengamat memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 akan berbeda.

Baca Selengkapnya

Polri Tangani 50 Kasus Dugaan Tindak Pidana Pilkada 2020

1 November 2020

Polri Tangani 50 Kasus Dugaan Tindak Pidana Pilkada 2020

Awi Setiyono mengatakan perkara yang paling banyak diproses adalah dugaan menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon Pilkada 2020

Baca Selengkapnya

PDIP Klaim Tak Ada Mahar Politik dalam Pencalonan Pilkada 2020

11 Januari 2020

PDIP Klaim Tak Ada Mahar Politik dalam Pencalonan Pilkada 2020

Hanya saja, Arif melanjutkan, dalam prosesnya tentu ada dana yang harus dikeluarkan untuk pemenangan calon yang diusung PDIP.

Baca Selengkapnya

Suharso Klaim PPP Tak Mau Terapkan Mahar Politik di Pilkada 2020

5 Januari 2020

Suharso Klaim PPP Tak Mau Terapkan Mahar Politik di Pilkada 2020

PPP ingin sekaligus mengukur kinerja partai dalam mengusung calon, apakah struktur PPP bisa bekerja efektif sampai jaringan di bawah.

Baca Selengkapnya

Kata NasDem ke Tito Karnavian: Kami Tanpa Mahar, Semua Gratis

19 November 2019

Kata NasDem ke Tito Karnavian: Kami Tanpa Mahar, Semua Gratis

NasDem menyanggah pernyataan Tito Karnavian terkait ongkis politik yang mahal. Partai besutan Surya Paloh ini menuturkan tak membutuhkan uang mahar.

Baca Selengkapnya

PSI Minta Bawaslu Buka Kembali Kasus Mahar Politik Sandiaga Uno

6 Februari 2019

PSI Minta Bawaslu Buka Kembali Kasus Mahar Politik Sandiaga Uno

PSI meminta Bawaslu membuka kembali kasus mahar politik Sandiaga Uno. Mereka mendasarkan permintaan itu atas putusan DKPP.

Baca Selengkapnya

Romi PPP Berkisah Soal Mahar yang Berujung Radikalisme

16 Oktober 2018

Romi PPP Berkisah Soal Mahar yang Berujung Radikalisme

Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Romahurmuziy bercerita soal mahar yang berujung pada radikalisme.

Baca Selengkapnya