Kekosongan Hukum Ancam Perlindungan Buruh Migran, Ini Alasannya

Jumat, 12 Januari 2018 09:05 WIB

Pekerja rumah tangga dan aktivis buruh migran dan perempuan berunjuk rasa di depan gerbang Monas di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Senin, 1 Mei 2017. Mereka memperingati Hari Buruh Internasional. Tempo/Rezki Alvionitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kalangan mendesak pemerintah segera memberikan perlindungan bagi buruh migran dengan menerbitkan aturan pelaksana Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017. Mereka mendesak pemerintah menghentikan pengiriman pekerja ke luar negeri selama peraturan pelaksana UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia itu belum terbit.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo, mengatakan aturan pelaksana diperlukan segera lantaran adanya kekosongan hukum di masa transisi terbitnya beleid yang merevisi Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri tersebut. “Kekosongan hukum di masa transisi ini berpotensi mengganggu pelayanan perlindungan buruh migran,” kata Wahyu kepada Tempo, Kamis 11 Januari 2018.

Menurut Wahyu, dengan adanya kekosongan aturan, kementerian dan lembaga yang berurusan dengan tenaga kerja Indonesia di luar negeri tak akan merasa bertanggung jawab penuh untuk mengurus pekerja migran. Sebab, Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia yang baru disahkah 22 November lalu belum mengatur detail kewenangan masing-masing instansi. Padahal, kata Wahyu, penempatan pekerja migran terus berlangsung setiap bulan.

Baca: Ombudsman: Maladministrasi Pekerja Migran Berpotensi Pidana TPPO

Persoalannya, Wahyu mengatakan, undang-undang hanya menyebutkan aturan pelaksana disusun paling lambat dua tahun. Dia khawatir, aturan pelaksana tak kunjung terbit dan baru disusun menjelang tenggat.

Tak hanya untuk memperjelas kewenangan di lingkup internal pemerintah, aturan pelaksana juga penting untuk menegaskan adanya perbedaan antara aturan lama dan baru. Pasal 9 huruf c Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, misalnya, menyatakan calon pekerja migran dibebankan biaya penempatan. Namun Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 menghapus biaya tersebut.

Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Nasional Pekerja Rumah Tangga, Lita Anggaraini, juga mendesak pemerintah agar memperbaiki kerja sama pengiriman pekerja migran. Menurut dia, meningkatnya pengiriman tenaga kerja sektor informal seperti pekerja rumah tangga berpotensi menjadi persoalan bila tak disertai perjanjian perlindungan antara Indonesia dan negara penerima.

Baca: Percaloan Buruh Migran Indonesia Marak di Desa

Menurut data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), penempatan TKI di sektor informal melonjak menjadi lebih dari 127 ribu orang dari tahun sebelumnya yang hanya 99 ribu orang. “Harus ada tekad pemerintah untuk meningkatkan upaya negosiasi antarnegara,” kata Lita.

Kepala Biro Hukum dan Humas BNP2TKI, Ramiany Sinaga, mengatakan aturan teknis Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 sudah mulai dibahas sejak akhir 2017. Perwakilan sejumlah kementerian dan lembaga telah bertemu untuk mendorong peraturan presiden segera diterbitkan. “Kalau sudah oke, kami akan kirim ke Sekretariat Negara,” kata dia.

Menurut Ramiany, pemerintah akan terlebih dulu berfokus membuat aturan pelaksana tentang proses penempatan buruh migran, yakni perlindungan yang diakukan sebelum, selama, dan setelah bekerja.

Berita terkait

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

4 hari lalu

Lindungi Buruh Migran, Polri Bentuk Tim Khusus Pidana Ketenagakerjaan

Polri menyoroti keselamatan buruh hingga sengketa buruh vs pengusaha, sehingga dirasa perlu pendampingan dari polisi.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

5 Februari 2024

Debat Capres Soal Ketenagakerjaan Prabowo Setuju Anies Baswedan, Begini Respons Aktivis Pekerja Migran Indonesia

"Pemerintah tak mampu bekerja sendiri memberikan perlindungan terhadap PMI baik dari hulu ke hilir," kata Maizidah Salas aktivis PMI usai debat capres

Baca Selengkapnya

Aturan Impor Barang Pekerja Migran Diteken, Kemenkeu Jelaskan Latar Belakangnya

12 Desember 2023

Aturan Impor Barang Pekerja Migran Diteken, Kemenkeu Jelaskan Latar Belakangnya

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Askolani menjelaskan latar belakang terbitnya aturan itu, yakni karena Pekerja Migran Indonesia mempunyai kontribusi signifikan terhadap perekonomian.

Baca Selengkapnya

Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Raih Beasiswa, Ingin Bawa Orang Tua Pulang

16 Oktober 2023

Kisah Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia Raih Beasiswa, Ingin Bawa Orang Tua Pulang

Kemendikbudristek memberikan beasiswa bagi anak-anak pekerja migran Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inpres Tata Kelola Pekerja Migran Akan Disusun, Menaker: Merinci Tugas Kementerian sampai Desa

28 September 2023

Inpres Tata Kelola Pekerja Migran Akan Disusun, Menaker: Merinci Tugas Kementerian sampai Desa

Pemerintah segera menyusun instruksi presiden (inpres) yang berisi perbaikan tata kelola penempatan dan pelindungan pekerja migran.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Jatim Bongkar Modus Penyelundupan Narkotika Senilai Rp 96,6 Miliar

13 September 2023

Bea Cukai Jatim Bongkar Modus Penyelundupan Narkotika Senilai Rp 96,6 Miliar

Ditjen Bea Cukai (DJBC) Kanwil Jawa Timur membongkar modus-modus penyelundupan barang jenis Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor (NPP) ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

7 Juta Pekerja Migran di ASEAN, Menaker: Berdampak Besar bagi Perekonomian dan Kemajuan Kawasan

9 September 2023

7 Juta Pekerja Migran di ASEAN, Menaker: Berdampak Besar bagi Perekonomian dan Kemajuan Kawasan

Menaker Ida Fauziyah menyampaikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 menghasilkan dua dokumen penting di bidang ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya

Tanda Tanya Kajian Amdal Proyek IKN

30 Juni 2023

Tanda Tanya Kajian Amdal Proyek IKN

Pemerintah menolak membuka informasi tentang kajian lingkungan atau Amdal proyek ibu kota negara atau IKN.

Baca Selengkapnya

Pengiriman Buruh Migran Ilegal ke Timur Tengah Melonjak di Masa Moratorium

3 Juni 2023

Pengiriman Buruh Migran Ilegal ke Timur Tengah Melonjak di Masa Moratorium

Pengiriman buruh migran ke Timur Tengah tetap tinggi meski dalam masa moratorium sejak 2015.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Sebut Total WNI Korban TPPO ke Myanmar Bertambah Jadi 25 Orang

16 Mei 2023

Bareskrim Sebut Total WNI Korban TPPO ke Myanmar Bertambah Jadi 25 Orang

Bareskrim menyatakan 5 korban terakhir TPPO ke Myanmar telah berhasil diamankan di KBRI Bangkok.

Baca Selengkapnya