Kisruh Pembelian RS Sumber Waras

Reporter

Avit Hidayat

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 21 Desember 2017 09:35 WIB

29_metro_sumberwaras

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Yayasan Kesehatan Sumber Waras (YKSW) bersedia membatalkan pembelian lahan bekas Rumah Sakit Sumber Waras seperti keinginan pemerintah DKI Jakarta. Namun YKSW meminta pembatalan jual-beli lahan seluas 3,7 hektare di Jalan Kyai Tapa, Jakarta Barat, tersebut ditetapkan melalui pengadilan.

“Karena jual-beli yang terlaksana itu sah, terang, dan tunai, pembatalannya harus diputuskan melalui pengadilan,” kata pengurus YKSW, S. Noerdin, seperti dimuat di Koran Tempo, Kamis, 21 Desember 2017. Menurut dia, sertifikat lahan bekas Rumah Sakit Sumber Waras kini sudah dibalik nama menjadi atas nama pemerintah DKI Jakarta.

Baca juga: BPK Persilakan DKI Bangun Rumah Sakit Kanker Sumber Waras

Pemerintah DKI membeli lahan Sumber Waras dengan harga Rp 755,689 miliar pada 2014, di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Saat itu, pemerintah DKI mengacu pada nilai jual obyek pajak (NJOP) terbaru, yakni Rp 20 juta per meter persegi.

Setahun kemudian, BPK menyatakan pembelian lahan Sumber Waras bermasalah. BPK antara lain menilai harga lahan itu terlalu mahal sehingga menimbulkan kerugian negara sekitar Rp 191 miliar. Lembaga audit negara juga meminta pemerintah DKI menagih kelebihan uang pembayaran atau membatalkan pembelian lahan.

BPK telah menyerahkan hasil audit investigatif mereka kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Komisi Pemberantasan Korupsi pada Desember 2015. Setelah enam bulan menyelidiki laporan BPK, pada Juni 2016, KPK menyimpulkan bahwa pembelian lahan Sumber Waras oleh pemerintah DKI tak mengandung perbuatan melawan hukum. Kesimpulan KPK selaras dengan hasil penelusuran dan laporan majalah Tempo pada akhir Maret tahun lalu.

Tak lama setelah dilantik pada Oktober 2017, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno meminta YKSW mengembalikan “kelebihan” dana pembayaran lahan di Kyai Tapa itu. “Kalau tak bisa dikembalikan (kelebihan uangnya), tentunya pembatalan itu opsi pertama,” kata Sandiaga setelah mengadakan pertemuan tertutup dengan pengurus YKSW di Balai Kota, Selasa, 19 Desember 2017.

Menurut Noerdin, Yayasan bisa saja mengembalikan uang kepada pemerintah DKI. Namun, kata dia, pengadilan yang memutuskan berapa jumlah uang yang harus dikembalikan Sumber Waras. Noerdin pun tak menutup kemungkinan lahan Sumber Waras nantinya dijual kembali ke pemerintah Jakarta. Apalagi, kata dia, Sandiaga sempat mengutarakan bahwa pemerintah DKI masih memerlukan lahan di Kyai Tapa itu untuk membangun rumah sakit kanker.

Kepala Biro Hukum DKI Jakarta Yayan Yuhana mengatakan pembatalan atas perjanjian jual-beli yang sah biasanya dilakukan di depan notaris atau pengadilan. Dia merujuk pada Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Menurut pasal tersebut, pembatalan atas persetujuan yang bersifat timbal balik, misalnya karena ada salah satu pihak yang tak memenuhi kewajibannya, harus dimintakan ke pengadilan.

Sandiaga kemarin mengatakan pemerintah Jakarta masih meminta pendapat dari ahli dan praktisi hukum. “Seminggu ke depan kami akan punya posisi final terhadap Sumber Waras sebagai tindak lanjut atas temuan BPK,” ucap Sandi di Balai Kota Jakarta.

AVIT HIDAYAT | YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

4 jam lalu

Anies Bicara Kemungkinan Duet dengan Ahok di Pilgub Jakarta

Anies mengaku banyak mendapat aspirasi dari warga untuk mendorong kembali dirinya mencalonkan diri di Pilgub Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

10 jam lalu

Hasto PDIP Bilang Begini soal Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta

Nama Ahok dan Anies digadang-gadang untuk maju di Pilgub DKI Jakarta. Apa kata Hasto PDIP?

Baca Selengkapnya

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

12 jam lalu

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

Demokrat tidak mempermasalahkan majunya kembali Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

12 jam lalu

Kembali Aktif Ngonten di Akun YouTube Pribadinya, Apa Saja yang Dibicarakan Ahok?

Ahok kembali aktif di akun YouTube pribadinya dengan membuat konten yang membahas permasalah di Jakarta hingga sosok pemimpin yang ideal.

Baca Selengkapnya

Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

13 jam lalu

Peluang Duet Ahok-Anies di Pilgub DKI Jakarta 2024

Nama Ahok dan Anies masuk dalam bursa calon gubernur Pilkada DKI Jakarta 2024. Bahkan keduanya disandingkan sebagai duet Ahok-Anies.

Baca Selengkapnya

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

1 hari lalu

Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta

Politikus PDIP menyebut empat nama yang berpotensi maju di cagub DKI Jakarta. Ada nama Ahok.

Baca Selengkapnya

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

4 hari lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

4 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

7 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

8 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya