Dokumen Rahasia AS Ungkap Ansor di Kumparan Sejarah 1965

Reporter

Riky Ferdianto

Kamis, 19 Oktober 2017 19:18 WIB

Seorang personel TNI AD memberikan penjelasan kepada warga mengunjungi Museum A.H Nasution di Jakarta, 30 September 2017. Warga Museum A.H Nasution bertepatan dengan peringatan 52 tahun peristiwa Gerakan 30 September 1965. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Dokumen rahasia AS tertanggal 24 November yang dikirim Konsulat Jenderal Amerika di Surabaya menyebut adanya keterlibatan Ansor dibalik sejarah 1965. Surat ditujukan kepada Departemen Luar Negeri itu menjelaskan situasi keamanan yang makin mencekam. Pembantaian anggota PKI makin meluas di berbagai daerah di Jawa Timur seperti Surabaya, Madiun, Malang, dan Blitar.

Gerakan tersebut didukung oleh kalangan santri yang tergabung dalam sayap organisasi Nahdlatul Ulama, Ansor. Laporan yang diterima dari sebuah sumber di Kediri menyebutkan adanya temuan 25 mayat yang mengambang di sungai. Di Mojokerto, temuan mayat juga ditemukan di aliran sungai sebanyak 29 orang. Jumlah korban yagn cukup besar diketahui terjadi di Tulungagung yang mencapai 15 ribu jiwa.

Baca: Ini Fakta Baru Soal Sejarah 1965 yang Diungkap Dokumen Rahasia AS

Banyak masyarakat yang takut pulang ke rumah mereka masing-masing karena aksi pembantaian tersebut. Para pekerja jawatan kereta api juga memilih mogok kerja yang berakibat pada penutupan operasi lima stasiun kereta. Mereka yang menjadi korban merupakan anggota Serikat Buruh Kereta Api yang menginduk kepada Sentral Organisasi Buruh Indonesia, organisasi buruh terbesar yang mendukung PKI.

Kelompok Ansor menggemakan perlawanan terhadap PKI kala itu lewat doktrin perang suci. Membunuh anggota PKI kala itu dianggap sebagai jihad yang memiliki ganjaran pahala besar, terlebih jika darah korban diusap ke wajah mereka. Pemberitaan di media massa milik NU, Obor Revolusi, terus menurunkan artikel yang menggelorakan perlawanan terhadap PKI yang disebut-sebut sebagai "pengadilan revolusi".

Advertising
Advertising

Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil, mengaku belum bisa memastikan kebenaran informasi dalam dokumen itu. Menurut dia, tragedi 1965 mesti dipahami lewat situasi yang melatari kejadian saat itu. Ia membantah adanya instruksi NU untuk melakukan pembantaian. Keterlibatan Ansor saat itu adalah ketidaksengajaan. “Instruksi pembantaian berasal dari organisasi lain,” kata dia.

Tabir gelap seputar tragedi 1965 perlahan terkuak setelah dua lembaga non-profit, National Security Archive dan National Declassification Center, berkolaborasi dengan lembaga negara National Archives and Records Administration untuk melansir dokumen kabel diplomatik. Dokumen yang dibuka ketiga lembaga tersebut merupakan catatan Kedutaan Besar Amerika sejak 1964-1968 yang selama ini dirahasiakan.

Baca: Dokumen Rahasia AS Soal Sejarah 1965 Diungkap ke Publik

Sebanyak 39 dokumen dengan lebih dari 30 ribu halaman itu mengungkapkan kondisi seputar pembataian simpatisan PKI. Rencana membunuh Soekarno dan membunuh Omar Dani, yang saat itu menjabat Panglima Angkatan Udara Indonesia. Sebagian informasi di antaranya dirangkum berdasarkan penuturan sejumlah tokoh seperti Adnan Buyung Nasution saat menjabat staf ahli Jaksa Agung.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, menilai seluruh dokumen tersebut tak serta-merta bisa dijadikan bukti untuk mendorong proses hukum. Menurut dia, pembuktian adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia di seputar sejarah 1965 bukanlah perkara mudah jika mempertimbangkan situasi masyarakat saat itu. “Karena itu kami meyepakati penyelesaian non-yudisial,” katanya.

HARMANI | AMIRULLAH | RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Pembocor Dokumen Rahasia AS soal Perang Ukraina Dihukum 16 Tahun Penjara

5 Maret 2024

Pembocor Dokumen Rahasia AS soal Perang Ukraina Dihukum 16 Tahun Penjara

Jack Teixeira, penyebar dokumen rahasia militer AS tentang perang Ukraina, dihukum 16 tahun 8 bulan penjara.

Baca Selengkapnya

Debat Capres 2024: Anies Baswedan Ingatkan Prabowo Soal Kemenhan Dibobol Hacker Two2 pada 2023

8 Januari 2024

Debat Capres 2024: Anies Baswedan Ingatkan Prabowo Soal Kemenhan Dibobol Hacker Two2 pada 2023

Anies Baswedan singgung Prabowo soal Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang dipimpin Prabowo Subianto pernah dibobol hacker pada 2023.

Baca Selengkapnya

Biden Diinterogasi dalam Penyelidikan Dokumen Rahasia di Rumahnya

10 Oktober 2023

Biden Diinterogasi dalam Penyelidikan Dokumen Rahasia di Rumahnya

Presiden Amerika Serikat Joe Biden diinterogasi sebagai bagian dari penyelidikan atas penanganannya terhadap dokumen rahasia

Baca Selengkapnya

Trump Bantah Tudingan Membocorkan Rahasia Kapal Selam Nuklir AS ke Pengusaha Australia

7 Oktober 2023

Trump Bantah Tudingan Membocorkan Rahasia Kapal Selam Nuklir AS ke Pengusaha Australia

Mantan presiden AS Donald Trump membantah laporan bahwa ia telah berbagi rahasia kapal selam nuklir Amerika dengan seorang pengusaha Australia.

Baca Selengkapnya

Utusan Amerika Serikat untuk Iran Diskors, Diselidiki Atas Penyalahgunaan Informasi Rahasia

30 Juni 2023

Utusan Amerika Serikat untuk Iran Diskors, Diselidiki Atas Penyalahgunaan Informasi Rahasia

Utusan khusus Amerika Serikat untuk Iran, Rob Malley, tengah diskors dan izin keamanannya ditangguhkan.

Baca Selengkapnya

Tersangka Pembocor Dokumen Rahasia Ajukan Tak Bersalah untuk Semua Tuduhan

22 Juni 2023

Tersangka Pembocor Dokumen Rahasia Ajukan Tak Bersalah untuk Semua Tuduhan

Jack Teixeira didakwa atas pengungkapan dokumen rahasia AS terkait perang Ukraina dan banyak masalah sensitif lainnya.

Baca Selengkapnya

Trump Dinilai Tak Punya Kuasa Deklasifikasi Dokumen Senjata Nuklir AS

19 Juni 2023

Trump Dinilai Tak Punya Kuasa Deklasifikasi Dokumen Senjata Nuklir AS

Pakar keamanan menilai Donald Trump tidak memiliki otoritas hukum untuk mendeklasifikasi dokumen terkait senjata nuklir Amerika Serikat, bahkan ketika dia menjadi presiden.

Baca Selengkapnya

Daniel Ellsberg, Pembocor Pertama Dokumen Rahasia AS, Mangkat pada Usia 92 Tahun

17 Juni 2023

Daniel Ellsberg, Pembocor Pertama Dokumen Rahasia AS, Mangkat pada Usia 92 Tahun

Daniel Ellsberg, analis militer AS yang berubah pikiran tentang Perang Vietnam, membuatnya membocorkan dokumen rahasia "Makalah Pentagon".

Baca Selengkapnya

Dewan Juri AS Dakwa Tersangka Kebocoran Dokumen Rahasia Pentagon, Terancam 60 Tahun Penjara

16 Juni 2023

Dewan Juri AS Dakwa Tersangka Kebocoran Dokumen Rahasia Pentagon, Terancam 60 Tahun Penjara

Dewan juri federal telah mendakwa Jack Douglas Teixeira, pengawal Nasional Udara Amerika Serikat, yang dituduh membocorkan dokumen rahasia Pentagon

Baca Selengkapnya

Sebut 37 Dakwaan untuknya Tepat, Trump Olok-olok Bekas Jaksa Agung Pilihannya

12 Juni 2023

Sebut 37 Dakwaan untuknya Tepat, Trump Olok-olok Bekas Jaksa Agung Pilihannya

Trump menanggapi komentar mantan Jaksa Agung Barr dengan kritik dan penghinaan, serta menggambarkannya sebagai jaksa "malas" dan "lemah".

Baca Selengkapnya