Tumpang-tindih Penguasaan Lahan Perkebunan oleh Korporat

Senin, 9 Oktober 2017 12:25 WIB

Bendera Merah-putih berkibar di sekitar tenda-tenda warga yang berdiri di atas lahan perkebunan milik Selva Inhutani di Pekat Jaya, Kec. Mesuji, Lampung (17/12). Warga kembali mendirikan tenda-tenda di lahan bekas kampung Pekat Jaya yang telah dihancurkan. TEMPO/ Amston Probel

TEMPO.CO, Palembang - Maraknya penguasaan lahan perkebunan oleh korporasi di Sumatera Selatan mendapat protes dari para petani dan sejumlah lembaga kemasyarakatan. Salah satunya Koalisi Rakyat Sumsel Menggugat. Berdasarkan catatan koalisi, dari total 8,7 juta hektare luas daratan Provinsi Sumatera Selatan, sebanyak 5,5 juta hektare dikuasai korporasi.

“Sebanyak 2,2 juta hektare dikuasai negara, termasuk perkebunan negara dan hutan. Lahan yang tersisa hanya sekitar 1 juta hektare untuk 8,04 juta masyarakat Sumatera Selatan,” ujar Direktur Walhi Sumatera Selatan, Hadi Jatmiko.

Baca: KPK Bidik Korporasi Perkebunan Nakal

Koalisi Rakyat Sumsel Menggugat terdiri atas asosiasi petani berbagai daerah di Sumatera Selatan, Walhi Sumsel, Lingkar Hijau, Solidaritas Perempuan (SP Palembang), LBH Palembang, dan puluhan lembaga kemasyarakatan lainnya. Pada Senin pekan lalu, mereka menggelar unjuk rasa di depan kantor Gubernur Sumatera Selatan.

Menurut Hadi, penguasaan lahan oleh korporasi dan tumpang-tindih izin adalah penyebab konflik agraria. Tidak sedikit kasus konflik lahan terjadi, hingga perampasan disertai kekerasan yang diduga melibatkan korporasi. Tercatat ada 35 desa di tujuh kabupaten di Sumatera Selatan yang mengalami perampasan tanah disertai kekerasan.

Kasus tersebut terjadi di berbagai wilayah. Antara lain di Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Muara Enim.

Baca juga: Eksploitasi Kawasan Hutan, 33 Perusahaan Sawit Dilaporkan ke KPK

Walhi Sumsel mencatat ada 19 perusahaan yang menguasai 1,5 juta hektare lahan di sektor kehutanan dan tanaman industri. Di sektor perkebunan terdapat 12 grup korporasi yang menguasai 1 juta hektare lahan yang rata-rata digunakan untuk kebun sawit. Penguasaan lahan pertambangan lebih banyak lagi. Sebanyak 2,5 juta hektare dikuasai oleh perusahaan. Walhi mencatat, pada kurun waktu 2003-2015, ada 370 izin usaha pertambangan.

“Data terbaru masih didata. Lahan yang digunakan untuk pertambangan cepat sekali menanjak, berbanding terbalik dengan capaian pelaksanaan program perhutanan sosial,” katanya.

Advertising
Advertising

Koalisi mendesak pemerintah mencabut izin perusahaan yang selama ini terbukti merampas dan menggusur lahan masyarakat. Alasannya, konflik yang terjadi terus berulang. Sekretaris Jenderal Serikat Petani Sriwijaya (SPS), Anwar Sadat, meminta pemerintah mempercepat pelaksanaan reforma agraria di Sumsel. “Pemerintah harus segera menertibkan masalah ini,” ujarnya.

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Negara Provinsi Sumatera Selatan, Arif Pasha, mengatakan reforma agraria sedang berlangsung di daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Muara Enim. “Distribusi ulang lahan pertanian atas prakarsa pemerintah sudah berlangsung baik dari lahan kebun HGU, kebun plasma,” katanya.

Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Nasrun Umar, mengatakan pemerintah provinsi akan segera menggelar rapat untuk membahas persoalan lahan perkebunan tersebut. “Kami juga akan lebih selektif untuk mengeluarkan izin,” ucapnya.

Berita terkait

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

6 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

38 hari lalu

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

52 hari lalu

Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

Diduga preman dan sekuriti PT Perkebunan dan Dagang Bumi Sari Maju Sukses melakukan serangan dan intimidasi terhadap petani Desa Pakel Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

5 Maret 2024

Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.

Baca Selengkapnya

KPA Catat 2.939 Letusan Konflik Agraria di Era Jokowi, Didominasi Perkebunan dan PSN

20 Januari 2024

KPA Catat 2.939 Letusan Konflik Agraria di Era Jokowi, Didominasi Perkebunan dan PSN

Angka letusan konflik yang terjadi di era Jokowi, menurut KPA, mengalami kenaikan dua kali lipat (100 %) dibanding satu dekade pemerintahan SBY.

Baca Selengkapnya

KPA Sebut Ada 241 Konflik Agraria Sepanjang 2023, Paling Banyak Konflik di Sektor Perkebunan Sawit

15 Januari 2024

KPA Sebut Ada 241 Konflik Agraria Sepanjang 2023, Paling Banyak Konflik di Sektor Perkebunan Sawit

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat ada 241 konflik agraria sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Klaim Sektor Agromaritim Bisa Turunkan Pengangguran hingga 44 Persen

11 Januari 2024

Anies Klaim Sektor Agromaritim Bisa Turunkan Pengangguran hingga 44 Persen

Anies menyebut, sektor agromaritm dapat menurunkan angka pengangguran hingga 44 persen.

Baca Selengkapnya

Syarat dan Tata Cara Mengajukan HGU, Benarkah Gratis?

11 Januari 2024

Syarat dan Tata Cara Mengajukan HGU, Benarkah Gratis?

Memanfaatkan tanah milik negara untuk kepentingan bisnis tertentu dibolehkan. Mengajukan HGU biasanya untuk tanah yang luas dalam waktu panjang.

Baca Selengkapnya

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

8 Desember 2023

Kepala Badan Karantina Lepas Ekspor Asal Sumsel Rp153 Miliar, Ada Kodok Tujuan Perancis

Pelepasan ekspor hari ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

2 November 2023

Industri Sawit Terpukul Ketidakstabilan Global, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

Menteri Airlangga membeberkan langkah pemerintah menghadapi perlambatan ekonomi yang berdampak signifikan terhadap industri kelapa sawit.

Baca Selengkapnya