Elite Golkar Ini Beberkan 2 Penyebab Partainya Hancur

Reporter

Danang Firmanto

Editor

Elik Susanto

Sabtu, 30 September 2017 11:05 WIB

Politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai saat menghadiri pertemuan antara partai politik pendukung Ahok-Djarot, di Hotel Novotel, Jalan Gadjah, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Maret 2017. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Keikutsertaan Partai Golkar dalam Panitia Angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) disebut menjadi salah satu biang melorotnya elektabilitas partai. Begitu pula Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi e-KTP, turut menghancurkan kredibilitas partai berlambang pohon beringin itu.

Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Partai Golkar, Yorrys Raweyai, mengatakan partainya harus segera keluar dari Panitia Angket. “Setelah menunjuk pelaksana tugas ketua umum, kami akan tarik langsung dari Panitia Angket KPK,” kata Yorrys di Hotel Menara Peninsula, Jumat, 29 September 2017.

Dalam Panitia Angket KPK yang dibentuk pada 28 April lalu, Golkar memasukkan lima wakilnya. Mereka adalah Bambang Soesatyo, Adies Kadir, Mukhamad Misbakhun, John Kennedy Azis, serta Agun Gunandjar Sudarsa sebagai ketua. Dalam sidang paripurna pada Selasa lalu, pimpinan DPR mengetuk palu memperpanjang masa kerja Panitia Angket setelah pembacaan laporan. “Kami akan terus bekerja sampai KPK hadir,” kata Agun, yang terus menunggu kedatangan KPK dalam rapat Panitia Angket.

Baca: Tersangka Kasus E-KTP Diduga Beri Duit ke Setya Novanto

Golkar saat ini sedang membicarakan dorongan dari beberapa politikusnya agar menunjuk pelaksana tugas ketua umum. Partai Golkar bakal mengambil keputusan pada Senin pekan ini dalam rapat pleno. Yorrys menyebut kader Golkar sekaligus Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bakal menjadi pelaksana tugas.

Menurut Yorrys, elektabilitas partainya juga hancur akibat kasus pribadi Setya Novanto dalam perkara korupsi e-KTP. Yorrys menyebut tidak ada toleransi terhadap korupsi apabila ingin membenahi partai.

Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan elektabilitas partainya tengah berada pada lampu kuning. Pada 2014, kata dia, perolehan suara Partai Golkar sebesar 14 persen. Namun, dia menyebut, saat ini sudah menurun pada kisaran 10-12 persen. “Partai di ambang yang sangat mengkhawatirkan,” tuturnya.

Baca: Jusuf Kalla Sarankan Setya Novanto Mundur dari Ketua Golkar

Senada dengan Yorrys, Nurdin mengatakan elektabilitas partainya anjlok lantaran terlibat dalam Panitia Angket KPK. Kini dia berupaya menggenjot elektabilitas partai dengan menginstruksikan terobosan di semua jajaran.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menyatakan elektabilitas partai dipengaruhi banyak faktor. Menurut dia, keluarnya Golkar dari Panitia Angket menjadi modal awal yang baik. Hanta mengatakan persoalan utama yang menyelimuti Golkar saat ini adalah sejumlah pengurusnya tersangkut korupsi.

Menurut Hanta, Golkar bisa saja memompa elektabilitasnya dengan keluar dari Panitia Angket, tapi juga diikuti upaya-upaya masif lain. “Golkar harus melakukan langkah konkret, konsisten mengawal agenda antikorupsi, misalnya.”

BUDIARTI UTAMI PUTRI

Berita terkait

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

5 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

13 jam lalu

Golkar Klaim Tak Ada Penolakan untuk PKS Jika Ingin Gabung Kubu Prabowo

Golkar bilang KIM tidak pernah membahas penolakan terhadap PKS jika ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

21 jam lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

1 hari lalu

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah soal Kemungkinan Maju Cawagub: Kan Udah Pernah

Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara Musa Rajekshah mengomentari saat ditanya kemungkinan maju calon wakil gubernur

Baca Selengkapnya

Akhir Politik Jokowi di PDIP

1 hari lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

2 hari lalu

MK Gelar Sidang Sengketa Pileg Mulai Pekan Depan, KPU Siapkan Ini

Terdapat 16 partai politik yang mendaftarkan diri dalam sengketa Pileg 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah Berkoalisi di Pilpres, PKS Siap Bekerja Sama dengan PKB di Pilkada 2024

2 hari lalu

Setelah Berkoalisi di Pilpres, PKS Siap Bekerja Sama dengan PKB di Pilkada 2024

PKS dan Golkar semakin intens membangun koalisi di Pilkada 2024 Kota Depok.

Baca Selengkapnya

Golkar Paling Intens Berkomunikasi dengan PKS untuk Pilkada Depok

2 hari lalu

Golkar Paling Intens Berkomunikasi dengan PKS untuk Pilkada Depok

Imam mengatakan PKS sangat terbuka dan mengajak partai-partai di Depok, baik yang ada di parlemen maupun nonparlemen, guna memenangkan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

2 hari lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Internal Partai Golkar Soal Peluang Jokowi dan Gibran Bergabung

2 hari lalu

Respons Internal Partai Golkar Soal Peluang Jokowi dan Gibran Bergabung

Airlangga menuturkan Partai Golkar terbuka bagi kader terbaik bangsa.

Baca Selengkapnya