Menteri Nasir Segera Tentukan Nasib Program Doktor UNJ

Selasa, 26 September 2017 06:37 WIB

Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ), 31 Agustus 2017. TEMPO/Rizki Putra

TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, mengatakan pihaknya akan mengambil keputusan ihwal dugaan praktek program doktor abal-abal di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) , pekan ini. Sekarang Kementerian Riset masih mendalami semua laporan yang masuk.

"Kementerian Riset dan Dikti sangat jelas, semua pelanggaran harus ditindak. Tunggu saja pekan ini, semoga selesai," kata Nasir saat ditemui di tengah acara Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Terorisme di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Senin, 25 September 2017.

UNJ diduga menyalahi aturan saat menyelenggarakan program doktor. Beberapa kejanggalan ditemukan di kampus yang berlokasi di Jakarta Timur itu, seperti manipulasi nomor induk, manipulasi absensi, waktu kuliah yang cepat, satu orang promotor bisa membimbing puluhan mahasiswa, dan plagiat dalam tugas akhir.

Baca: Doktor Karbitan Universitas Negeri Jakarta

Meski banyak kejanggalan, Nasir belum memikirkan rencana mencabut izin program doktor di kampus tersebut. Meski begitu, ia memberi isyarat akan ada suatu perubahan di UNJ. "Pergantian apa pun mungkin terjadi," ucapnya.

Pergantian tersebut, kata Nasir, bisa terjadi di tingkat rektor atau pejabat lain di UNJ. "Kalau ada pelanggaran, jelas akan saya tindak. Apakah rektor atau direktur (pascasarjana) diberhentikan sementara, saat ini kami lagi penggodokan," ujarnya.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menurunkan Tim Evaluasi Kinerja Akademik untuk menyelidiki dugaan pelanggaran di UNJ. Nasir lalu membentuk tim independen untuk menindaklanjuti hasil temuan tim tersebut.

UNJ membuka kerja sama mahasiswa strata tiga atau S-3 dengan 12 perguruan tinggi pendidikan negeri sejak sembilan tahun lalu. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau dosen di perguruan tinggi bersangkutan. Kala itu, Rektor UNJ, Djaali, masih menjabat Direktur Pascasarjana UNJ. Saat UNJ bekerja sama dengan Universitas Bengkulu pada 4 Januari 2010, Djaali yang menandatanganinya.

Tercatat sekitar 500 mahasiswa mengikuti program kerja sama ini—separuh di antaranya hingga akhir Agustus lalu belum lulus. Tempo menelusuri Pangkalan Data Pendidikan Tinggi pada pertengahan Juli lalu. Hasilnya, program kerja sama itu melenceng dari tujuan awal karena program doktoral tersebut tak hanya diikuti dosen di kampus yang menjalin kerja sama. Banyak pula pejabat di daerah yang mengikuti program tersebut.

Rektor UNJ, Djaali, mengakui kampusnya tak memiliki izin menyelenggarakan program doktoral kerja sama dengan 12 kampus lain di berbagai daerah itu. Menurut dia, program ini merupakan kesepakatan dengan para rektor untuk meningkatkan kualitas dosen di daerah. "Kami berpikir program ini harus dilakukan untuk bangsa dan negara," katanya. Ihwal dugaan plagiat, Djaali mengatakan sudah membentuk tim internal untuk mengusutnya. Hasilnya, menurut dia, tak ditemukan adanya plagiat.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

3 hari lalu

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

4 hari lalu

Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

Asisten profesor di University of Camridge Ilias Alami mengungkap dugaan tindakan plagiarisme oleh akademisi ITPLN.

Baca Selengkapnya

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

4 hari lalu

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.

Baca Selengkapnya

KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

7 hari lalu

KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

Berdasarkan pencarian di Google Scholar, Kumba Digdowiseiso elah mempublikasikan 160 karya ilmiah di 2024.

Baca Selengkapnya

Jawaban Unair Atas Video Minta Maaf Korban Plagiarisme Safrina

24 hari lalu

Jawaban Unair Atas Video Minta Maaf Korban Plagiarisme Safrina

Video bersama antara Safrina dan korban plagiarisme yang dilakukannya, yang beredar pada 28 Maret 2024, banyak dipertanyakan. Ini klarifikasi Unair.

Baca Selengkapnya

Selain Safrina Unair, Ini Kasus-kasus Plagiat di Kampus yang Pernah Viral

25 hari lalu

Selain Safrina Unair, Ini Kasus-kasus Plagiat di Kampus yang Pernah Viral

Klarifikasi telah diperoleh, tuduhan tindakan plagiat terbukti, dan sanksi dari Unair telah dilayangkan.

Baca Selengkapnya

Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

28 hari lalu

Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

FEB Unair menyatakan telah bertindak proaktif dalam kasus plagiarisme atau penjiplakan tugas mata kuliah oleh mahasiswanya yang bernama Safrina.

Baca Selengkapnya

Safrina Mahasiswa Unair yang Viral di Medsos, Ini Sanksi Akademik yang Diterimanya

28 hari lalu

Safrina Mahasiswa Unair yang Viral di Medsos, Ini Sanksi Akademik yang Diterimanya

Safrina mahasiswa Unair viral di medsos karena plagiarisme tugas mata kuliah mingguan.

Baca Selengkapnya

Kata Chandra Liow soal Plagiarisme Provider yang Mengambil Konsepnya

30 Januari 2024

Kata Chandra Liow soal Plagiarisme Provider yang Mengambil Konsepnya

Berbicara soal plagiarisme, Youtuber Chandra Liow menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan konten seharusnya tak boleh menggunakan konsep yang sama.

Baca Selengkapnya

Jelang Pemilu Korsel, 'Skandal Tas Dior' Ibu Negara Ancam Peluang Presiden Yoon

24 Januari 2024

Jelang Pemilu Korsel, 'Skandal Tas Dior' Ibu Negara Ancam Peluang Presiden Yoon

Rekaman kamera tersembunyi yang menunjukkan Ibu Negara menerima tas Dior sebagai hadiah mengancam peluang Presiden Yoon dan partainya dalam Pemilu.

Baca Selengkapnya