Petani Minta Ganti Rugi Rp 22,579 Miliar

Reporter

Editor

Kamis, 4 September 2008 12:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Petani di Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menuntut ganti rugi Rp 22,579 miliar kepada PT Sarana Harapan Indopangan (SHI). Tuntutan ganti rugi ini diajukan menyusul gagal panen 96,22 hektare padi jenis Super Toy HL-2 yang diprkarsai perusahaan tersebut.

“Dulu PT SHI berjanji akan mengganti kerugian jika gagal panen. Kini, padi Super Toy yang kami tanam benar-benar tak bisa dipanen,” kata Kepala Desa Grabag, Gandung Sumriyadi, kepada Tempo, Kamis (4/9).

Menurut Gandung, petani di Desa Grabag menyerahkan pengurusan ganti rugi ini melalui kepala desa. Berdasar hasil musyawarah, petani mengajukan ganti rugi sebesar Rp 24 ribu per ubin kepada PT SHI. Satu ubin setara dengan 14 meter per segi. Sedangkan satu hektare lahan setara dengan 700 ubin. Dengan demikian, jumlah tuntutan ganti rugi yang diajukan petani mencapai Rp 22,579 miliar.

“Masalahnya, sampai sat ini tidak ada satu orang pun dari PT SHI yang bisa kami temui. Mereka sudah menghilang dari Purworejo. Itu sebabnya, petani kesal, membabati tanaman padi kemudian membakarnya," papar Gandung.

Upaya mencari pimpinan PT Sarana Harapan Inopangan sudah dicoba ke beberapa tempat, termasuk menghubungi melalui telepon. Sejak awal, kata Gandung, petani Grabag merasa tertipu.

Dari 103 hektare lahan yang ditanami padi jenis Super Toy, ternyata hanya mampu menghasilkan gabah seberat 3,5 ton per hektare saat panen raya pada April lalu. “Padahal, semula PT SHI menjamin produktivitasnya mencapai 13 ton per hektare,” jelas Gandung.

Lantaran produktivitasnya rendah, luas areal tanam menyusut menjadi 96,22 hektare. Sejumlah petani yang bertahan dengan menanam varietas Super Toy berharap janji PT SHI pada panen kedua menghasilkan 15 ton per hektare terbukti. Pada panenan kedua menunggu tunas dari tanaman lama (singgang).

“Ternyata malah gagal total. Bulir padinya gabug (tak berisi) alias kopong semua. Itu sebabnya petani marah,” beber Gandung. Pengalaman pahit ini membuat petani antimenanam padi Super Toy HL 2. “Musim penghujan nanti kami sudah bertekad untuk menanam padi jenis IR64 seperti dulu yang sudah terbukti berhasil,” tegas Gandung.

Heru CN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pertanian, Pangan, dan Kemerdekaan

9 Juli 2015

Pertanian, Pangan, dan Kemerdekaan

"Apakah ada hubungan antara pertanian, pangan, dan kemerdekaan?" Pertanyaan kawan saya ini memicu pikiran untuk menulis artikel tersebut, menjelang perayaan ulang tahun kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-70 pada 17 Agustus 2015.

Baca Selengkapnya

Kalla Minta Sponsor Super Toy Bertanggung Jawab  

6 September 2008

Kalla Minta Sponsor Super Toy Bertanggung Jawab  

Kasus ini bermula dari kekecewaan petani Grabag dengan membakar tanaman padi karena gagal panen.

Baca Selengkapnya

Padi Unggul Super Toy Belum Lulus Uji  

4 September 2008

Padi Unggul Super Toy Belum Lulus Uji  

Meski telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, padi itu hanya lulus pada aspek teknologi.

Baca Selengkapnya