Ketika Dahlan Salah Kamar

Reporter

Editor

Selasa, 10 April 2012 15:53 WIB

Dahlan Iskan. REUTERS/Supri

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan kembali "mengamuk" di pintu tol gara-gara antrean panjang. Kali ini ia membuka empat pintu di gerbang tol Ancol Barat, Jakarta Utara. Ia juga menggratiskan ratusan mobil yang melalui empat jalur tersebut. Namun ia lupa, tol itu ternyata milik swasta, bukan dalam wewenangnya.

Sadar langkahnya pada Senin sore, 9 April 2012, itu keliru, Dahlan segera meminta maaf kepada CMNP (Citra Marga Nusaphala Persada) karena telah menggratiskan banyak mobil. Ia mengaku tidak tahu bahwa pintu tol tersebut bukan milik BUMN Jasa Marga, tetapi milik swasta, CMNP. Hanya karena gemas melihat antrean panjang usai rapat BUMN di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, ia tak tahan turun tangan.

"Saya minta maaf kepada manajemen CMNP karena mengira tol tersebut milik Jasa Marga," kata dia. Kalau CMNP merasa permintaan maaf tersebut kurang memadai, Dahlan menyatakan bersedia mengganti rugi biaya tol dari ratusan mobil yang digratiskan tersebut.

Seiring permintaan maaf itu, Dahlan menjelaskan tindakannya itu semata-mata didorong rasa tanggung jawab setelah melihat kemacetan luar biasa akibat kurangnya loket pintu tol di jam-jam tersebut. Ia juga tetap mengimbau agar dilakukan penanganan yang lebih baik dengan cara menambah loket atau untuk sementara menambah tenaga manusia dengan menjadi "loket berdiri".

Tindakan spontan membuka pintu tol tersebut tidak sekali dilakukan Dahlan. Kejadian sebelumnya pada Selasa, 20 Maret 2012. Sekitar pukul 6 pagi di pintu tol Semanggi, Bos BUMN yang sedang mengejar rapat itu turun langsung mengatur lalu lintas karena kemacetan yang mengular, tak kurang 33 mobil mengantre. Padahal, Dahlan sudah membuat aturan bahwa antrean mobil di depan pintu tol tak boleh lebih dari lima mobil.

Meski terkesan emosional, tindakan-tindakan spontan Dahlan itu ternyata dapat diterima masyarakat. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, mengatakan Dahlan adalah golongan 'emotive leader'. Artinya, sebagai pemimpin, Dahlan adalah orang yang emosional. Ia segera melakukan tindakan bahkan mengamuk apabila ada hal tidak beres terjadi. “Walau Dahlan pemimpin emosional, tapi ia diterima di masyarakat,” kata Effendi.

Penilaian Effendi itu berdasarkan komentar-komentar di media sosial. Menurut dia, lebih banyak masyarakat yang berkomentar hal positif terkait tindakan 'koboi' menteri kelahiran Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, itu.

Effendi menilai aksi pembukaan paksa pintu tol oleh menteri yang pernah tidur di sebuah rumah susun itu adalah hal yang baik untuk membuat terobosan. “Terobosan itu memang perlu demi mencapai kepuasan masyarakat,” ujarnya.


ARYANI KRISTANTI | SUNDARI | MITRA TARIGAN

Berita terkait
Salah Buka Pintu Tol, Dahlan Iskan Minta Maaf
Buka Pintu Tol Swasta, Dahlan Siap Beri Ganti Rugi

Dahlan Iskan Pasang Badan, Semangat PTBA Berkobar
Cara Dahlan Dorong BUMN Rebut Pasar Regional

Dahlan: Stop Impor Mesin dari Tiongkok

Detik-detik Dahlan Iskan Berdesakan di Kereta

Saran Penumpang Kereta yang Bikin Dahlan Antusias



Berita terkait

Jalan Tol

18 November 2013

Jalan Tol

Mengatasi kemacetan di Jakarta dengan enam ruas tol? Kota yang hebat bukanlah kota yang banyak jalan tolnya

Baca Selengkapnya

Tarif Tol Cikampek dan Bandara Soekarno-Hatta Naik  

11 Juli 2010

Tarif Tol Cikampek dan Bandara Soekarno-Hatta Naik  

Penyesuaian tarif tol tidak bisa ditunda agar kepercayaan investor terhadap kepastian hukum atas investasi jalan tol tidak berkurang. Kenaikan dihitung berdasarkan laju inflasi selama dua tahjun terakhir.

Baca Selengkapnya