Gelombang Aksi di Daerah Mendukung Lembaga KPK

Reporter

Editor

Senin, 8 Oktober 2012 16:41 WIB

Aksi ini adalah bentuk pemikiran masyarakat atas tindakan berbagai pihak untuk melemahkan KPK. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ke hari, gelombang dukungan untuk menyelamatkan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi kian banyak berdatangan. Tak cuma masyarakat Ibu Kota, sokongan muncul dari berbagai daerah.

Di Denpasar, Bali, Senin, 8 Oktober 2012, tidak kurang dari 60 pengunjuk rasa menyatroni Kepolisian Daerah Bali yang berlanjut ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bali. Mereka meneriakkan dukungan kepada KPK untuk tetap memberantas korupsi di Indonesia.

"Kami menolak rencana revisi Undang-undang KPK, jika ada yang mengusulkan revisi, itu adalah aspirasi siluman yang datangnya dari koruptor. Sepakat, nggih (ya-red)?" ujar Ketua Bali Corruption Watch (BCW) Bali, Putu Wirata Dwi Kora. Beberapa tokoh masyarakat ikut aksi ini, seperti Ida Pedanda Subali Tianyar dan Ketua Sunda Kecil Institut Nyoman Mardika.

Bersamaan dengan protes itu, demonstran membawa spanduk bertuliskan pertanyaan soal keberadaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat ini. Dan satu spanduk tertulis, “SBY Presiden atau Sinden". (Baca: Gelombang Dukungan KPK Muncul di Bali)

Dukungan datang pula dari Bandung, Jawa Barat. Puluhan mahasiswa dari pelbagai kampus datang ke muka Gedung Sate, tempat Gubernur Jawa Barat berkantor. Di sana, pengunjuk rasa mengecam Presiden Yudhoyono yang tak kunjung menengahi konflik antara KPK dan Kepolisian RI. Bila Presiden terlalu lama diam, mereka khawatir gontok-gontokan kedua lembaga hukum itu akan melemahkan pemberantasan korupsi.

"Pesan kami pada pemerintah, terutama Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono supaya menyelesaikan masalah ini. Kita perlu menyelamatkan KPK," kata koordinator aksi, Rustan.

Bersama para mahasiswa, sejumlah spanduk terbentang. Isinya hujatan terhadap usaha pelemahan komisi anti-rasuah serta perseteruan antara KPK dan Kepolisian. Selain berorasi, mahasiswa meminta polisi penjaga demonstrasi ikut mengungkapkan pendapatnya soal permusuhan KPK dan Polri.

Kata satu polisi, Kasmilan, Polri harus bisa bekerja sama dengan KPK untuk memberantas korupsi. Dan hal itu harapan masyarakat. "Itu harapan semua, mudah-mudahan KPK dan Polri tetap solid untuk memberantas korupsi," kata Kasmilan di depan pengunjuk rasa. (Baca: Di Gedung Sate, Mahasiswa Dukung KPK )

Di Yogyakarta, protes sudah berlangsung sejak Ahad, 7 Oktober 2012. Tak seperti di Bandung atau Bali yang demo dengan berorasi, pendukung KPK Yogyakarta, yang menamakan diri Koalisi Rakyat Selamatkan KPK, mengawali unjuk rasa dengan berdiam diri. Mereka menutup mulut menggunakan lakban di Perempatan Tugu Yogyakarta. Bahkan Koordinator aksi Baharuddin Kamba membelenggu tangannya dengan rantai. Ini merepresentasikan sikap diam SBY dan simbol upaya pengurungan KPK kala berusaha mengungkap kasus korupsi.

“SBY jangan diam, karena ini tugasnya untuk meredam,” kata Baharuddin Kamba. (Baca: Yogyakarta Dukung KPK dengan Tutup Mulut)

Di depan Gedung KPK, puluhan pemulung menggelar dukungan ke penyidik komisi antirasuah agar tetap mengusut perkara korupsi simulator alat uji Surat Izin Mengemudi 2011. Seperti unjuk rasa mahasiswa di Bandung, para pemulung ini berorasi sambil mengusung berbagai karton bertuliskan dukungan ke KPK. (baca juga: Pemulung pun Mendukung KPK)

KPK mendapat dukungan dan simpati, terutama setelah Polri mengepung kantor komisi antirasuah pada Jumat, 5 Oktober 2012. Waktu itu, penyidik Kepolisian Daerah Bengkulu dan Kepolisian Daerah Metro Jaya hendak menangkap penyidik simulator kemudi Komisaris Novel Baswedan. Ia dituduh menembak enam pencuri sarang burung wallet di Bengkulu pada 2004 lalu. Kala itu, Novel menjabat Kepala Satuan Reskrim pada Polres di Polda Bengkulu. KPK menyebut tindakan polisi merupakan kriminalisasi terhadap penyidik KPK.

Masyarakat menuntut Presiden Yudhoyono menengahi konflik kedua lembaga hukum itu. Di linimasa isu ini merambah cepat. Sejumlah selebritas dan musikus, generasi tua maupun muda, mengubah foto atau avatar akun Twitter mereka menjadi tulisan “Save KPK Save Indonesia” berlatar merah. Seperti Didi Petet, Alex Komang, Rosiana Silalahi, Addie MS, Pandji Pragiwaksono, hingga Jerink personel Superman Is Dead.

“KPK menjadi harapan rakyat utk berantas korupsi. Siapapun berhak mendukung langkah KPK. #saveKPK,” kata aktor Alex Komang dengan akun @AlexKomang2000. (Baca: Suara Twitter Suara Rakyat #save KPK)

Memanasnya hubungan KPK-Polri dan desakan masyarakat rupanya mendapat respon dari SBY. Jumat ini Presiden mengikuti pertemuan antara pimpinan KPK, Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Pimpinan KPK yang hadir adalah Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua Bambang Widjojanto. Rencana hasil pertemuan di Sekretariat Negara ini akan dimumumkan oleh Presiden SBY, malam ini. "Nanti, yang jelas Presiden akan memberi pers rilis,” kata Sudi.

ATMI PERTIWI | PITO AGUSTIN RUDIANA | AHMAD FIKRI | KETUT EFRATA | RUSMAN PARAQBUEQ | CORNILA DESYANA

Berita Terkait

Hasil Pertemuan KPK-Polri Konkret dan Operasional
Profil Novel Baswedan, Penyidik yang Lurus Hati

Polri: Kapolri Tak Perlu Tanggung Jawab

Sang ''Ndoro'' Pengendali Proyek

Cerita Para Penyidik yang Diteror Polisi

UGM Siap Beri Dukungan ke KPK

Polri vs KPK, Sudi: SBY Tak Wajib Sampaikan ke LSM

''Banyak Manipulasi di Kisruh KPK Vs Polri''

Istana Bantah SBY Abaikan Kisruh Polri-KPK

Kisruh Polri-KPK, Apa Kata Djoko Suyanto?

''Ada Upaya Membenturkan KPK dengan SBY''



Berita terkait

KPK Tetapkan Bekas Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba Tersangka TPPU

6 jam lalu

KPK Tetapkan Bekas Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba Tersangka TPPU

Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba ditetapkan sebagai tersangka pencucian uang

Baca Selengkapnya

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

11 jam lalu

Busyro Muqoddas Tak Lagi Percaya Pansel KPK Bentukan Jokowi, Desak Ada Proses Demokratis

Busyro Muqoddas tak ingin KPK kian terpuruk setelah pimpinan yang dipilih lewat pansel hasil penunjukkan Jokowi bermasalah

Baca Selengkapnya

Gus Muhdlor Ditahan, Wakil Bupati Sidoarjo Dilantik Jadi Plt Bupati

12 jam lalu

Gus Muhdlor Ditahan, Wakil Bupati Sidoarjo Dilantik Jadi Plt Bupati

Gus Muhdlor dilarang menjalankan tugas sebagai bupati jika sedang menjalani masa tahanan.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Eks Kepala Rutan KPK Ditolak, Pengacara Tidak Sependapat dengan Putusan Hakim

12 jam lalu

Praperadilan Eks Kepala Rutan KPK Ditolak, Pengacara Tidak Sependapat dengan Putusan Hakim

Pengacara eks Kepala Rutan KPK menghormati putusan praperadilan meski tidak sependapat dengan hakim.

Baca Selengkapnya

Praperadilan Bekas Kepala Rutan KPK Ditolak, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

14 jam lalu

Praperadilan Bekas Kepala Rutan KPK Ditolak, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jakarta Selatan menolak gugatan praperadilan eks Kepala Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (Rutan KPK), Achmad Fauzi

Baca Selengkapnya

KPK Buka Peluang Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang di Sidang Syahrul Yasin Limpo, Bahas Kebocoran BAP

16 jam lalu

KPK Buka Peluang Hadirkan Febri Diansyah dan Rasamala Aritonang di Sidang Syahrul Yasin Limpo, Bahas Kebocoran BAP

Eks Sespri Kasdi Subagyono minta perlindungan LPSK karena BAP miliknya di KPK bocor ke tangan Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Jaksa KPK Hadirkan 4 Saksi dari Kementan

17 jam lalu

Sidang Korupsi Syahrul Yasin Limpo, Jaksa KPK Hadirkan 4 Saksi dari Kementan

Jaksa KPK menghadirkan empat saksi dalam sidang bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

17 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

KPK Masih Kumpulkan Alat Bukti Baru untuk Kembali Tetapkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej sebagai Tersangka

18 jam lalu

KPK Masih Kumpulkan Alat Bukti Baru untuk Kembali Tetapkan Eks Wamenkumham Eddy Hiariej sebagai Tersangka

Johanis Tanak mengatakan dalam penyidikan baru tersebut KPK akan mencari bukti untuk penetapan tersangka.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

19 jam lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK Miliki Aset Hingga Rp60 Miliar, Segini Harta Kekayaannya di LHKPN

Dilansir dari laman e-LHKPN milik KPK, Kepala Bea Cukai Puwakarta itu terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2022.

Baca Selengkapnya