TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, siap menguak praktik pemerasan perusahaan BUMN oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Namun Dahlan tidak memastikan kapan ia bakal blak-blakan. Alasannya, ia masih menunggu panggilan DPR. Sebelum itu, ia enggan membeberkan BUMN mana saja yang diperas dan siapa pemerasnya.
“Tergantung DPR, kapan (DPR) meminta saya membeberkan itu (pemerasan perusahaan BUMN - red),” kata Dahlan, Senin, 29 Oktober 2012. “Pada saat ini bola tidak berada di tangan saya, tapi ada pada mereka (DPR).”
Kesediaan Dahlan buka mulut ini dinyatakan setelah Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengeluarkan surat edaran Nomor 542, 28 September 2012. Surat itu berisi arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar tidak ada praktik kongkalikong soal anggaran pendapatan dan belanja negara. Dan suratnya ditujukan ke kementerian, jajaran kabinet, dan pemerintah daerah.
Usai surat beredar, Dahlan melapor ke Dipo melalui short message service (SMS). Kata Dahlan, masih ada anggota DPR yang meminta "jatah" ke petinggi BUMN. “Tapi saya kira pemerintah tidak menyebut nama oknum,” kata Dipo, Kamis, 25 Oktober 2012. “Kalau soal menyebut nama, lebih baik di proses penegakan hukum."
Menurut mantan Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu, menyatakan ada tiga perusahaan BUMN paling rawan menjadi sapi perah. Sebab ketiga badan usaha itu mengelola dana paling besar. "Pertamina, PLN, dan Asuransi. Tiga perusahaan itu paling rawan," kata Said, Ahad, 28 Oktober 2012.
Di Pertamina, ada lima titik rawan permainan pemeras BUMN: masalah jual-beli minyak, transportasi, perbaikan, sludge kilang, dan kerjasama. Untuk proyek itu, Pertamina mengelola uang Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun per hari.
Sementara itu, titik pemerasan PLN terjadi di sektor pengadaan pembangkit; pembelian BBM, batubara, gas; kontrak dengan swasta; dan pemeliharaan. Untuk ktiga sector ini, PLN mengelola dana sekitar Rp 1 triliun per hari.
Di perusahaan asuransi, pemerahan biasa dialami oleh jasa keuangan atau asuransi terkait penempatan dana dan reasuransi. Kata Said, masalah premi dalam asuransi merupakan titik terrawan. “Ada biaya broker 30 persen, biasanya tempat mainnya di sana," katanya.
Lalu ada juga kerawanan pada proses belanja anggaran dan pengadaan barang jasa di BUMN. Dua sektor yang dianggap Said paling rawan akan kongkalikong.
Selama menjabat sebagai Sekretaris Menteri, Said kerap mendapatkan informasi tentang adanya permintaan 'jatah' dari Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, dia selalu menolak permintaan tersebut. "Tawaran selalu ada, tapi saya selalu jawab sambil bercanda, apakah siap masuk penjara?" katanya.
Menurut Said, pernyataan Dahlan Iskan terkait larangan pemberian 'upeti' kepada DPR, merupakan upaya untuk melindungi BUMN dari intervensi dari pihak manapun. "Sebenarnya intervensi yang paling kuat bukan dari DPR, tapi dari sekitar kekuasaan untuk menempatkan orangnya di Direksi Komisaris," katanya. (Baca: Titik Rawan 3 BUMN Jadi ''Sapi Perah'' ala Said Didu)
ANGGA SUKMA WIJAYA | PRIHANDOKO | CORNILA DESYANA
Berita Terkait
Dahlan Siap Blakblakan Soal ''Sapi Perah'' BUMN
Ketua Komisi BUMN DPR: Tak Benar Ada Pelicin
9 Modus Upeti ke DPR
Dahlan Akan Buka Oknum DPR Peminta Jatah ke BUMN
Marzuki: Lanjutkan Isu Dahlan dan Upeti DPR di PLN
BUMN ''Sapi Perah'', Dahlan Mendadak Dipanggil SBY
Berita terkait
Berkali Banjir di Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta, Dahlan Iskan Pernah Merasa Malu Soal Ini
44 hari lalu
Ruas tol Sedyatmo yang terhubung dengan pintu masuk Bandara Sekarno-Hatta mengalami banjir kemarin. Banjir ke bandara pernah berkali terjadi.
Baca SelengkapnyaBRI Optimis Tumbuh Lebih Baik di Tahun 2024
5 Februari 2024
BRI menerapkan secara konsisten strategi just right liquidity
Baca SelengkapnyaFakta Biji Pepaya yang Memiliki Manfaat Bagi Tubuh, Kebiasaan Rutin Dahlan Iskan
20 Oktober 2023
Ternyata biji pepaya memiliki manfaat bagi tubuh. Meski bisa dikonsumsi, sebaiknya tetap diperhatikan dalam mengkonsumsinya.
Baca SelengkapnyaDiperiksa KPK, Dahlan Iskan Mengaku Tak Tahu Masalah Teknis Pengadaan LNG Pertamina
14 September 2023
Dahlan Iskan menerangkan pemeriksaan tersebut memakan waktu yang lama karena memeriksa dokumen lama.
Baca SelengkapnyaDahlan Iskan Penuhi Panggilan KPK
14 September 2023
Dahlan Iskan mendatangi gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus korupsi LNG Pertamina.
Baca SelengkapnyaKPK Akan Periksa Dahlan Iskan Hari Ini
14 September 2023
Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan akan diperiksa oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi jual beli LNG oleh Pertamina pada hari ini.
Baca SelengkapnyaEks Menteri BUMN Dahlan Iskan Akan Diperiksa KPK Hari Ini
14 September 2023
Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan akan dijadwalkan pemeriksaan pada Hari ini terkait kasus dugaan korupsi LNG PT Pertamina 2011-2014
Baca SelengkapnyaDirektur Utama BRI Optimis Kinerja Positif
22 Mei 2023
Perseroan optimis pada tahun ini dapat mencatatkan kinerja lebih baik
Baca SelengkapnyaInovasi BNI agar Kinerja Melesat di 2023
16 Maret 2023
BNI menjalankan sejumlah inovasi untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah.
Baca SelengkapnyaTujuh Strategi Transformasi BNI di Tahun 2023
12 Februari 2023
Berpedoman kepada tujuh kebijakan strategis, BNI optimistis akan mencetak kinerja yang lebih baik di tahun 2023.
Baca Selengkapnya