Banjir Kiriman Landa Jakarta Lagi, Vila Puncak Bogor Perlu Ditata

Reporter

Editor

Selasa, 5 Maret 2013 10:54 WIB

Warga berusaha melintasi banjir kiriman yang mengepung kampung mereka di Kampung Pulo, Jakarta, Selasa (5/3). Banjir kiriman yang kerap datang mengakibatkan aktivitas warga terganggu. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bogor-Hujan di kawasan Puncak, Bogor, kemarin menyebabkan tinggi air di Bendung Katulampa naik hingga 250 sentimeter. Banjir melanda sejumlah kawasan bantaran Ciliwung di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Ketinggian air itu adalah yang tertinggi yang pernah terjadi di Katulampa dalam dua tahun terakhir. Sebagai pembanding, ketinggian air Bendung Katulampa ketika terjadi bencana banjir besar di Jakarta pada pertengahan Januari lalu adalah 210 sentimeter.

“Ini level tertinggi dari peringatan dini banjir Jakarta,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Badan Nasional sudah mengirim Tim Reaksi Cepat untuk menyiapkan logistik bagi warga di sepuluh kelurahan di Jakarta yang rawan banjir.

Banjir pun merendam permukiman warga di RW 11 Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, akibat meluapnya Sungai Ciliwung. Ketua RW 11 Bidara Cina, M. Lintang mengatakan ketinggian air mencapai 120 sentimeter. Banjir kiriman juga melanda tiga RT di Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan. Tiga RT tersebut meliputi RT 5/RW 8, RT 17/RW 7, dan RT 16/RW 7, seperti dikatakan petugas jaga Polsek Metro Pasar Minggu, Iptu Sudiro, saat dikonfirmasi pada Selasa dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Kepala Stasiun Klimatologi Dramaga, Bogor, Nuryadi, menegaskan bahwa kenaikan tinggi air di Bendung Katulampa bukanlah karena hujan. Curah hujan di kawasan Katulampa dan Puncak kemarin, kata dia, terpantau 60-70 milimeter. Angka itu masih jauh dari ukuran hujan ekstrem, yang lebih dari 100 milimeter per hari. “Dulu pernah hujan sampai lebih dari 100 milimeter per hari tapi tidak membuat air di Katulampa naik seperti ini,” katanya.

Ini merupakan satu dari penyebab klasik banjir Jakarta. Kawasan Puncak yang rusak akibat hutan vila yang terus dibangun di sana. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, pekan lalu, mengungkapkan bahwa gundulnya kawasan hulu daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung adalah penyebab banjir Jakarta. Kawasan itu kini hanya menyisakan 3-5 persen tutupan lahan berupa hutan atau pepohonan. “Sisanya sudah tertutup perkerasan dan bangunan vila,” ucapnya.

Padahal, Zulkifli menambahkan, kawasan hulu sungai seharusnya menjadi kawasan lindung. Artinya, 90 persen dari luas kawasan itu harus hijau. “Gundulnya kawasan hulu memperbesar risiko banjir di Jakarta, yang permukaan tanahnya terus turun dan merupakan daerah hilir,” kata Zulkifli.

Kemarin, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan pemerintah berencana menggandeng perusahaan swasta untuk beramai-ramai membeli tanah di daerah Puncak melalui program corporate social responsibilities (CSR). “Kami minta mereka beli vila-vila di hulu, untuk kami bongkar,” tuturnya.

Menurut Basuki, banyak perusahaan yang mau membantu rencana ini. Selain merehabilitasi kawasan tersebut sebagai hutan, pemerintah akan membangun sejumlah dam penahan air di sana.


AFRILIA SURYANIS | TRI ARTINING PUTRI | IRA GUSLINA | RAFIKA AULIA | ARIHTA U SURBAKTI | ILHAM TIRTA | WURAGIL


Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

7 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

8 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

8 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

8 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

9 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

9 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

10 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

12 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

13 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya