Serangan Kilat di Penjara Cebongan

Reporter

Editor

Minggu, 24 Maret 2013 15:39 WIB

Petugas Brimob bersenjata laras panjang berjaga di depan Lapas IIB Cebongan, kabupaten Sleman, Yogyakarta (23/3). Segerombolan orang bersenjata laras panjang telah menyerbu Lapas Cebongan dan membunuh 4 orang tersangka pembunuhan Sertu Santoso. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Ini bukan serangan biasa. Sekelompok orang bersenapan laras panjang, diduga jenis AK-47, menyerang Lembaga Pemasyarakatan II-B Cebongan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 23 Maret 2013 dinihari. Versi polisi menyebutkan jumlahnya 17 orang, tapi Kementerian Hukum dan HAM melansir jumlah penyerang tak lebih dari 15 orang.

Dalam waktu kurang dari satu jam mulai pukul 00.15 WIB, empat tahanan asal Nusa Tenggara Timur tewas setelah diberondong timah panas di dalam sel oleh para pelaku penyerangan. Menurut Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Brigadir Jenderal Sabar Rahardjo, empat korban itu adalah tersangka pembunuhan anggota Komando Pasukan Khusus Grup II Kandang Menjangan, Surakarta, Sersan Satu Santoso. “Mereka memang pelakunya,” kata Sabar.

Selain menembak empat korban, kawanan penyerang menganiaya delapan petugas lapas menggunakan popor senapan laras panjang. Mereka dianiaya karena mencegah penyerang masuk ke dalam lapas. Selain terluka di kepala dan dagu, ada petugas yang matanya lebam karena dipukul dengan gagang senapan. Korban dan petugas lapas langsung dilarikan ke Rumah Sakit Sardjito, Yogya. Untuk menghilangkan jejak, para pelaku mengambil closed circuit television (CCTV) di dekat sel korban dan di depan pintu masuk lapas.

Karena korban adalah tersangka pembunuh anggota Kopassus, sempat beredar kabar pelaku penyerangan adalah anggota Kopassus Menjangan yang menuntut balas atas kematian temannya. Namun tudingan itu dibantah Panglima Kodam IV Diponegoro Mayor Jenderal Hardiono Sarojo. Menurut dia, penyerang itu tidak ada hubungannya dengan Kopassus Kandang Menjangan. “Penyerangan itu dilakukan orang tak dikenal, tidak ada hubungannya dengan Kopassus,” katanya.

Seorang warga Cebongan, Dwi, mengaku sempat melihat kedatangan para pelaku. Mereka adalah pria-pria berbadan tegap yang turun dari dua mobil seperti Kijang Innova tak jauh dari kompleks lapas.

Pengamat militer Mufti Maakarim menilai pelaku penyerangan adalah kelompok profesional, dan aksinya terencana. “Ini bisa dilihat dari cepatnya kejadian,” katanya.

Siapa pun pelakunya, menurut Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, kepolisian tidak boleh gentar mengusut pelaku penyerangan itu. “Pelaku harus dihukum dengan tegas, tidak boleh ada yang di atas hukum,” katanya. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM juga berharap kasus ini segera tuntas. “Siapa pun pelakunya harus segera ditangkap dan diadili,” katanya.

Sampai Minggu, tim gabungan Mabes Polri dan Kepolisian Daerah Yogyakarta sudah meminta keterangan dari sedikitnya 15 saksi. Sebagian di antaranya petugas lapas. Selain itu, polisi juga sedang mengumpulkan bukti, seperti selongsong, anak peluru, hasil otopsi korban, dan jejak para pelaku.”Prosesnya masih berjalan,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Suharli Alius.

Muh Syaifullah I Pito AgustianI Fransisco Rosarians I Subkhan I Ira Guslina Sufa I AA


Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

4 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

19 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya