TEMPO.CO, Jakarta -Polisi menduga pelaku penembakan terhadap Ajun Inspektur Dua (Anumerta) Sukardi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi sama dengan pelaku penembakan di Pondok Aren, Tangerang. Polisi menemukan beberapa kesamaan modus dalam insiden penembakan selama dua bulan terakhir itu.
”Kalau kami tarik benang merah peristiwanya, ya, 70 persen sama,” ujar Kepala Divisi Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto saat dihubungi Rabu 11 September 2013. Dia menjelaskan, kesamaan itu bisa dilihat dari cara yang dilakukan pelaku. Misalnya, penembakan dilakukan di jalan raya yang diawali dengan membuntuti korban; menembak secara acak (diketahui dari proyektil peluru yang bersarang di beberapa anggota tubuh korban); dan dilakukan sambil mengendarai sepeda motor.
Sukardi, anggota Provos Polair Baharkam Markas Besar Polri, ditembak orang tak dikenal di depan kantor KPK pada Selasa malam lalu. Penembakan terhadap polisi ini merupakan yang kelima kalinya sepanjang 2013. Akhir Juli lalu, Ajun Inspektur Satu Patah Saktiyono ditembak di Pamulang, namun lolos dari maut. Sepekan kemudian, pada 7 Agustus, Aiptu Dwiyatna, anggota Binmas Polsek Metro Cilandak, tewas ditembak di Jalan Otista, dekat RS Sari Asih, Ciputat, sekitar pukul 05.00 WIB.
Masih di kawasan Tangerang, 10 hari setelah penembakan itu, pada 16 Agustus, Brigadir Kepala Maulana dan Ajun Inspektur Dua Kus Hendratma ditembak di Jalan Graha Raya, Pondok Aren, Tangerang. Keduanya tewas dengan luka tembak di kepala.
Setelah insiden itu, polisi menyebarkan sketsa wajah dua pelaku penembakan. Kedua buron pelaku diduga adalah Nurul Haq alias Jeck, kelahiran Jakarta pada 1985, dan Hendi Albar, kelahiran 1983.
Kemarin Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno mengatakan, selain modus penembakan, polisi menemukan kesamaan kaliber pistol yang digunakan. ”Sama-sama 9 milimeter,” ujar dia saat meninjau lokasi penembakan di depan KPK.
Oegroseno menjelaskan, kaliber itu diketahui dari selongsong peluru di lokasi kejadian. Polisi menemukan tiga selongsong peluru kaliber 9 milimeter. Meski selongsong ditemukan, polisi belum bisa memastikan jenis pistol yang digunakan pelaku. Dia memastikan pistol pelaku bukanlah berjenis revolver. ”Kalau revolver, tidak ada selongsong.”
Seorang petugas keamanan di KPK mengatakan sempat melihat sebuah sepeda motor berhenti di lokasi penembakan, sekitar 10 menit sebelum kejadian. Menurut petugas yang tidak mau disebutkan namanya itu, awalnya dia tidak menaruh curiga sampai tiba-tiba terdengar empat bunyi letusan.
Petugas itu sempat melihat wajah pelaku, yang tidak mengenakan helm. ”Dia pakai celana cokelat, berperawakan tinggi, berambut cepak, warna kulit agak putih, dan menenteng pistol di tangan kanannya,” ujar dia. Pelaku bahkan mengarahkan pistol ke arahnya. Dia buru-buru bersembunyi sehingga tak bisa melihat ciri pelaku lainnya.
Pengamat terorisme Noor Huda Ismail menduga penembakan terhadap Sukardi adalah aksi teroris. ”Ini aksi gerilya kota yang dilakukan teroris. Ciri-cirinya sama, naik motor, menembak polisi, lari ke tempat persembunyian,” ujar Noor Huda. Menurut dia, aksi gerilya kota seperti itu sudah tergolong umum di kalangan teroris.
ANANDA BADUDU | SUBKHAN | M. ANDI PERDANA | ISTMAN MP | MUHAMAD RIZKI | SUKMA
Berita terkait:
Irwasum Polri: Bripka Sukardi Pengawalan Off Duty
10 Menit Sebelum Bripka Sukardi Roboh
3 Selongsong Peluru Diharapkan Menguak Tabir
Penembakan Polisi di Pusat Kota, Strategi Teroris?
Berita terkait
Penembakan Sesama Polisi di Bogor Terjadi di Rusun Polri, Dua Anggota Jadi Tersangka
27 Juli 2023
Mabes Polri akhirnya buka suara soal kasus penembakan sesama polisi di Rusun Polri Cikeas Bogor. Dua anggota Polri ditangkap.
Baca SelengkapnyaBeredar Video Kapolda Metro Jaya Kasih Support ke Kadiv Propam Polri, Fadil Imran: Adik Saya
14 Juli 2022
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mendatangi Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Mabes Polri untuk memberikan dukungan dalam kasus penembakan.
Baca SelengkapnyaProfil Seno Sukarto, Eks Jenderal dan Ketua RT di Rumah Kadiv Propam
14 Juli 2022
Seno Sukarto kesal lantaran polisi tidak berkomunikasi dengannya saat memeriksa kasus penembakan di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo
Baca SelengkapnyaKronologi Baku Tembak di Rumah Kadiv Propam Polri, Ini Penjelasan Kapolres Metro Jaksel
12 Juli 2022
Polisi juga mengirimkan tim psikologi untuk memberikan terapi psikologi terhadap orang yang ada di TKP, termasuk istri Kadiv Propam Polri.
Baca SelengkapnyaPenembakan Polisi di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Polres Metro Jakarta Selatan Periksa Barang Bukti
12 Juli 2022
Barang bukti yang ditemukan di TKP penembakan polisi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo itu akan dibawa ke laboratorium forensik.
Baca SelengkapnyaCatatan Akhir Tahun, Komnas HAM Soroti Kasus di Tamilouw dan Maybrat
28 Desember 2021
Komnas HAM saat ini memprioritaskan agar para pengungsi bisa kembali ke desa mereka di Maybrat.
Baca SelengkapnyaKasus Polisi Tembak Polisi di Lombok Timur, Polda NTB: Ditembak Jarak Dekat
27 Oktober 2021
Direskrimum Polda NTB Kombes Hari Brata mengatakan anggota polisi Brigadir Kepala MN menembak Brigadir Satu HT, dari jarak dekat.
Baca SelengkapnyaPolisi Filipina Diduga Tembak Rekannya Karena Kalah Adu Panco
2 Juni 2021
Seorang polisi di Manila, Filipina, diduga menembak mati seorang rekannya setelah dia kalah dalam adu panco.
Baca SelengkapnyaPenembakan Pria Kulit Hitam di Minneapolis karena Polisi Salah Cabut Pistol
13 April 2021
Bukti rekaman penembakan pria kulit hitam bernama Daunte Wright menunjukkan polisi salah mengambil alat setrum dan malah mencabut pistol.
Baca SelengkapnyaAda Telepon Misterius Sebelum Briptu Hedar Ditembak Mati di Papua
13 Agustus 2019
Briptu Hedar ditemani seniornya di kepolisian berkendara menuju Kampung Usir.
Baca Selengkapnya