Bahaya Krisis Karena Rupiah yang Terus Melemah

Reporter

Editor

Sabtu, 30 November 2013 16:29 WIB

Uang Rupiah. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta-Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat mengatakan pemerintah segera mengeluarkan paket kebijakan ekonomi baru untuk meredam tren pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “Kalau terus-menerus bertengger di level 12 ribu, impor bahan baku kita dapat menyebabkan cost yang tinggi,” kata Hidayat di Bandung Jumat 29 November 2013.

Menurut dia, langkah yang akan ditetapkan pekan depan ini terdiri atas dua beleid. Pertama, Peraturan Menteri Keuangan tentang Kenaikan Pajak Penghasilan (PPh) Impor. Regulasi ini bertujuan mengurangi impor yang menyebabkan semakin tingginya defisit transaksi berjalan.

Kedua, pemerintah akan memberi insentif melalui peraturan presiden. Insentif ini dimaksudkan agar eksportir tidak mengalirkan dolar mereka ke luar negeri. “Misalnya, dengan merangsang pengusaha yang mendapat keuntungan harus mereinvestasi di sini,” katanya.

Langkah tersebut merupakan lanjutan dari paket kebijakan stabilisasi ekonomi yang sudah dikeluarkan pada Agustus lalu. Ketika itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengeluarkan tiga insentif fiskal yang berkaitan dengan pencegahan pengangguran, relaksasi, dan kenaikan PPh impor.

Menurut Chatib Basri, 69 perusahaan dari sektor tekstil, alas kaki, dan furnitur telah mengikuti program tersebut. Dengan insentif yang diterima, perusahaan mesti meneken kesepakatan tak melakukan pemecatan.

Dengan dua langkah tersebut, rupiah diharapkan menguat hingga ke level 11.500 per dolar. Optimisme ini didasarkan pada pandangan bahwa jebloknya rupiah hanya sementara dan fluktuatif. Hal itu terlihat dari rupiah yang ditutup menguat 53 poin menjadi 11.965 per dolar pada perdagangan kemarin.

Walau menguat, Chatib mengatakan, pemerintah tetap waspada dengan menerapkan kebijakan stabilisasi tersebut. Menurut dia, rupiah yang tertekan begitu kuat selama pekan ini disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dipicu oleh pengumuman tingkat pengangguran di Amerika yang lebih rendah dibanding dugaan banyak pengamat. “Akibatnya, tak hanya rupiah, beberapa mata uang lain seperti peso, rupee, dan baht pun melemah.”

Adapun faktor internal karena kebutuhan valuta asing yang cukup besar menjelang akhir tahun untuk pembayaran utang maupun impor. Meskipun begitu, dia menjamin bahwa pemerintah dan Bank Indonesia akan berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo pun meminta pasar tidak panik ketika nilai rupiah tembus 12 ribu per dolar. Menurut dia, pelemahan rupiah selaras dengan pelemahan nilai tukar lain di regional. “Bahkan kemarin ada beberapa currency yang lebih dalam depresiasinya,” kata dia.

ANANDA TERESIA | FAIZ NASHRILLAH | M NAFI

Berita terkait

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

23 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

1 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

2 hari lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

2 hari lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

2 hari lalu

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

Sampai Mei 2024, importir 9 mobil mewah itu belum melunasi dendanya, yang telah mencapai Rp11,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

2 hari lalu

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya