KPK: Empat Pos Anggaran Rawan Ditilap 2014

Reporter

Editor

Senin, 30 Desember 2013 09:42 WIB

Cokelat dengan lambang partai politik peserta Pemilu 2009 di Jakarta, (22/1). Cokelat buatan Hendrawan bersama istri bermerek Momochococo dihargai Rp 4.000 menjadi salah satu sarana kampanye partai politik. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Jakarta-Hasil studi Komisi Pemberantasan Korupsi pada triwulan terakhir 2013 menemukan empat pos anggaran negara rawan diselewengkan untuk kepentingan politik 2014. "Kami sudah memanggil dan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas untuk mewaspadai pos-pos anggaran itu," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto kepada Tempo, Ahad 29 Desember 2013.

Pos anggaran yang rawan itu, ujar Bambang, salah satunya dana optimalisasi 2014 senilai Rp 26,9 triliun yang akan disalurkan kepada 32 kementerian atau lembaga negara. Usul anggaran ini adalah kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat ketika pembahasan rancangan anggaran negara dengan pemerintah dilakukan. Besaran dana optimalisasi 2014 naik dua kali lipat dibanding pada 2013, yang hanya Rp 13 triliun. “Proses pembahasannya ada yang mencurigakan," ucapnya.

Selain dana optimalisasi, menurut Bambang, KPK mendeteksi sinyal ada potensi pembobolan bank menjelang Pemilihan Umum 2014. Dari studi oleh KPK, dalam tiga tahun terakhir, menjelang pemilu selalu terjadi aksi penyelewengan uang negara untuk menutupi kerugian akibat aksi pembobolan bank. Menjelang Pemilu 2009, misalnya, ada pembobolan Bank Century, yang berujung pengucuran duit bailout Rp 6,7 triliun.

Menurut Bambang, untuk mengawasi dan mencegah pembobolan bank pada tahun politik 2014, komisi antikorupsi telah berkomunikasi dengan penegakan hukum lain yang bertugas menangani kasus kejahatan perbankan."Selain dua pos itu, pemberian pos anggaran hibah dan bantuan sosial juga harus diwaspadai," katanya.

Indonesia Corruption Watch menduga akan terjadi peningkatan kasus korupsi politik pada tahun depan karena bertepatan dengan pemilu legislatif dan presiden. Pada 2012-2013, ICW mencatat sedikitnya 75 politikus terjerat kasus korupsi. Mereka antara lain anggota legislatif, kepala daerah, ketua umum partai, dan menteri. “Menjelang pemilu, korupsi oleh para politikus cenderung meningkat,” kata anggota Badan Pekerja ICW, Abdullah Dahlan.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan juga tak mau berpangku tangan. Menurut Kepala PPATK Muhammad Yusuf, pihaknya sudah meminta Komisi Pemilihan Umum menyetor identitas pengurus partai politik peserta Pemilu 2014. Tujuannya, kata dia, mendeteksi lalu lintas duit negara yang diselewengkan untuk kepentingan politik. “Memorandum of understanding soal itu akan segera diteken,” kata Yusuf kemarin.


Anton Aprianto

Berita terkait

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

6 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

18 jam lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

19 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

1 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

1 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

1 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya