TEMPO.CO, Jakarta - Mantan wakil presiden Jusuf Kalla dinilai menjadi kandidat kuat pendamping Joko Widodo maupun Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2014. Pasangan Jokowi-Kalla paling moncer berdasarkan hasil exit poll Cyrus Network dan Center for Strategic and International Studies, 9 April lalu.
Direktur Eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi, mengatakan elektabilitas Jokowi-Kalla paling tinggi dibanding Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama dan Jokowi-Ryamizard Ryacudu. Jokowi-Kalla memiliki elektabilitas 41 persen, sedangkan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama 39 persen, dan Jokowi-Ryamizard 32 persen. Cyrus-CSIS mendapatkan hasil ini berdasarkan tiga simulasi yang dibuatnya.
Spekulasi Kalla di bursa calon wakil presiden ini muncul setelah kemarin ia bertemu dengan petinggi Partai NasDem, Surya Paloh. Surya kemudian menyatakan terbuka peluang berkoalisi dengan PDI Perjuangan.
Pengamat politik dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heriyanto, mengatakan Kalla merupakan tokoh yang cukup kuat di bursa calon wakil presiden. Bukan hanya Jokowi, calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, pun bisa merangkulnya sebagai wakil presiden, apabila tidak dipinang PDI Perjuangan.
“Prabowo bisa saja mengambil Kalla sebagai wakil presiden apabila Kalla tidak jadi dipinang PDIP,” katanya. "Prabowo juga bisa ambil tokoh yang dekat dengan PDIP, Risma (Wali Kota Surabaya), misalnya."
Sedangkan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego, menganggap Kalla sebagai kandidat ideal bagi Jokowi. Namun Jokowi bisa pula dipasangkan dengan tokoh lain. "Bisa Mahfud Md., Jusuf Kalla, atau Hatta Rajasa," kata dia. "Butuh tokoh yang mendapat dukungan kuat dari partainya."
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar mengatakan partainya sedang membicarakan konsep koalisi dengan dua calon presiden. Namun Muhaimin enggan menyebutkan dua calon itu. "Kami punya stok kader banyak. Ada Mahfud Md., atau Rhoma Irama. Tinggal siapa yang mau dipakai," katanya.
Bursa calon wakil presiden juga bakal diramaikan calon dari Partai Demokrat. Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie menyarankan agar Demokrat menghentikan konvensi calon presiden. Nama-nama calon presiden yang berpeluang bisa disorongkan untuk menjadi calon wakil presiden.
FRANSISCO ROSARIANS | WAYAN AGUS PURNOMO | TIKA PRIMANDARI | LINDA TRIANITA
Topik terhangat:
Pemilu 2014 | MH370 | Pesawat Kepresidenan | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler:
Punya Pesawat Mirip RI, Presiden Ini Terjungkal
Siapa Dua Pilot Pesawat Baru Kepresidenan RI?
Jokowi: Saya Datang IHSG Naik
Berita terkait
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang
27 Desember 2021
Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.
Baca SelengkapnyaDPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.
Baca SelengkapnyaSetya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019
27 Maret 2017
Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaGagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019
22 Maret 2017
Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini
Baca SelengkapnyaTiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses
16 Januari 2017
RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?
10 September 2015
Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.
Baca SelengkapnyaJokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri
28 Oktober 2014
Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi
13 Oktober 2014
Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.
Baca SelengkapnyaFahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR
9 Oktober 2014
"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata
Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari
langsung menjadi lewat MPR.
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi
30 September 2014
Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.
Baca Selengkapnya