Mega-SBY Kunci Pengaman Pemerintah Jokowi

Reporter

Editor

Kamis, 2 Oktober 2014 06:55 WIB

Calon Presiden 2009-2014, Susilo Bambang Yodhoyo dan Megawati Soekarno Putri bersalaman sebelum pengundian nomor urut Pilpres, di Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, (30/5). Foto : TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta- Presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla, terancam menemui banyak hambatan dari parlemen dalam menjalankan pemerintahannya. Gabungan kursi partai penyokong Jokowi tak mampu mengimbangi koalisi pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. “Pemerintah memang sudah seharusnya diawasi oleh partai non-pemerintah,” kata Wakil Bendahara Partai Golkar Bambang Soesatyo kemarin.

Koalisi Jokowi yang dimotori Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan hanya menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa, Hanura, dan NasDem dengan total jumlah kursi 207. Sedangkan lima partai pendukung Prabowo memiliki 262 kursi atau lebih dari separuh anggota DPR. Demokrat, yang juga mendukung Prabowo, belakangan memang menyatakan netral. Sekalipun koalisi PDIP berhasil menggandeng Demokrat, peluang untuk menguasai parlemen tetap kecil karena total suaranya 268. (Baca juga: Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR PDIP Kalah 2-0)

Peta politik di parlemen berpeluang berubah seusai pelantikan anggota Dewan. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan petinggi partainya, termasuk Jokowi, sudah menemui Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Walau sudah ketemu, Tjahjo mengatakan pertemuan tersebut belum menemukan kata sepakat.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar jauh lebih optimistis. Menurut dia, kesepakatan hampir terjalin. “Insya Allah, kami punya teman baru di koalisi,” katanya seusai pelantikan DPR.

Sore kemarin, Jokowi dan Kalla menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Jokowi menyampaikan hasil pertemuannya dengan Yudhoyono. Tersiar kabar, Yudhoyono bakal bertemu dengan Megawati untuk memastikan koalisi. “Ada peluang bertemu, kenapa tidak? Ini semua masih berproses,” kata Jokowi. Jika pertemuan ini terwujud, diyakini hal itu akan kian memantapkan jalannya pemerintahan Jokowi. (Baca juga: SBY Klaim Jokowi Tawarkan Demokrat Bergabung )

Demokrat, yang sebelumnya bersama koalisi Jokowi dan Partai Persatuan Pembangunan meminta pemilihan pemimpin DPR digelar hari ini, akhirnya balik badan. Mereka memilih menyeberang ke kubu Prabowo, yang menginginkan pemilihan dilaksanakan semalam. Sekretaris Jenderal Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono malah dicalonkan sebagai Wakil Ketua DPR dari kubu Prabowo. (Baca juga: Ibas: Kami Sepaham dengan Koalisi Prabowo)

Dengan jumlah kursi kurang dari separuh anggota DPR, Jokowi diperkirakan bakal kesulitan menaklukkan parlemen. Pemimpin alat kelengkapan DPR, seperti di komisi, Badan Legislasi, Badan Anggaran, Badan Urusan Kerja Sama Parlemen, dan Mahkamah Kehormatan Dewan, juga diperkirakan bakal dikuasai aliansi Prabowo. (Baca juga: Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim)

Pada DPR periode yang lalu, koalisi Prabowo sudah unjuk kekuatan. Pertama, mereka berhasil mengetok Undang-Undang tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah—disingkat Undang-Undang MD3. Selanjutnya, mereka mengegolkan Tata Tertib DPR, pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan, dan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.

Bambang Soesatyo menyanggah kubunya bakal selalu menjadi batu sandungan bagi pemerintah Jokowi. Dia mengatakan koalisi akan mendukung Jokowi selama kebijakannya bermanfaat bagi rakyat.

WAYAN AGUS PURNOMO | ANANDA TERESIA | ANTONS

Berita lain:
Berapa Uang Saku Pelantikan Anggota DPR?
FBR Geruduk DPRD Tolak Ahok Jadi Gubernur DKI
Perpu Pilkada SBY Dipastikan Mental di DPR


DPR

Berita terkait

Sederet Respons Komisi Pertahanan DPR Soal Rencana Bahas Revisi UU TNI

3 jam lalu

Sederet Respons Komisi Pertahanan DPR Soal Rencana Bahas Revisi UU TNI

Santer terdengar kabar DPR akan menggodok kembali revisi UU TNI, namun Komisi I menekankan bahwa pihaknya belum ada pembahasan.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

11 jam lalu

Revisi UU Polri, Imparsial Kritik Poin Perpanjangan Usia Pensiun Polisi

Peneliti Imparsial mengkritik wacana revisi UU Polri terkait usia pensiun.

Baca Selengkapnya

DPR Dikabarkan Akan Godok Lagi Revisi UU TNI, Imparsial Khawatir Dwifungsi ABRI Kembali

12 jam lalu

DPR Dikabarkan Akan Godok Lagi Revisi UU TNI, Imparsial Khawatir Dwifungsi ABRI Kembali

Rencana revisi UU TNI menuai kritik karena dianggap dapat mengembalikan dwifungsi ABRI seperti pada era Orde Baru.

Baca Selengkapnya

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

20 jam lalu

Panja Komisi X DPR Gelar Rapat soal UKT Mahal Mulai Besok

Panja Komisi X DPR akan memulai sidang untuk mencari tahu penyebab UKT mahal mulai Senin besok.

Baca Selengkapnya

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

1 hari lalu

Wacana Perpanjangan Usia Pensiun Polisi, Pengamat: Tidak Sesuai Harapan Masyarakat

Wacana perpanjangan usia pensiun polisi dinilai tidak sesuai dengan tujuan revisi undang-undang Kepolisian.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

1 hari lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

1 hari lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

1 hari lalu

Revisi UU Polri Muat Usulan Polisi Dapat Perlindungan Jaminan Sosial

DPR akan merevisi UU Polri. Salah satu perubahannya adalah polisi bisa mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

1 hari lalu

Dua Pasal di Revisi UU MK Ini Disorot Ketua MKMK: Ancam Kemerdekaan Kekuasaan Kehakiman

Ketua MKMK menyebut dua pasal di revisi UU MK ini mengancam kemerdekaan kekuasaan kehakiman. Pasal mana saja itu?

Baca Selengkapnya