Yunus Husein, M. Yusuf, dan Mas Ota Calon Kuat Jaksa Agung

Reporter

Editor

Selasa, 14 Oktober 2014 09:30 WIB

Yunus Husein. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo menyiapkan empat calon untuk mengisi posisi Jaksa Agung. Dari keempat calon itu, tiga orang berasal dari luar Kejaksaan Agung.

Menurut orang dekat Jokowi yang mengetahui penyusunan kabinet, tiga calon dari luar adalah Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Muhammad Yusuf, bekas Kepala PPATK Yunus Husein, dan Deputi Penegakan Hukum Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Mas Achmad Santosa, yang juga bekas anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Ketiganya dikenal aktif dalam pemberantasan korupsi dan pencucian uang.

Satu calon lain, menurut sumber itu, berasal dari internal Kejaksaan Agung. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Tonny Spontana, membenarkan Jaksa Agung Basrief Arief telah merekomendasikan penggantinya berasal dari kalangan internal.

Basrief, kata Tonny, telah berbicara dengan Jokowi soal calon Jaksa Agung. “Tapi belum ada nama yang diberikan,” katanya.

Jokowi enggan menyebutkan calon yang bakal ditetapkannya sebagai Jaksa Agung. “Enggak mudah mencari orang bersih, bernyali, dan taat pada sistem hukum,” katanya kepada Tempo pada Ahad lalu. Yunus Husein menyatakan kesiapannya jika ditunjuk sebagai Jaksa Agung. “Saya tak pernah meminta jabatan. Tapi, jika ditunjuk, saya siap,” katanya.

Sedangkan Muhammad Yusuf mengaku belum mengetahui namanya menjadi kandidat. Tapi, sama seperti Yunus, Yusuf mengaku siap ditunjuk sebagai Jaksa Agung. Mas Achmad Santosa, yang biasa dipanggil Ota, enggan berkomentar soal adanya kemungkinan menggantikan Basrief. Yunus, Yusuf, dan Ota mengaku belum dihubungi oleh Jokowi ataupun timnya.

Koordinator Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch, Emerson Yuntho, mengingatkan Jokowi agar memilih Jaksa Agung yang bisa membersihkan institusi tersebut dari praktek korupsi. Jaksa terpilih, kata Emerson, juga harus bisa melakukan gebrakan dalam penanganan kasus korupsi. Emerson mengingatkan, pemilihan figur Jaksa Agung menjadi pertaruhan Jokowi dan koalisi pendukungnya untuk memenuhi janji kampanye dalam bidang hukum.

Sedangkan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, Haris Azhar, meminta Jokowi memilih Jaksa Agung yang bisa menuntaskan berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia. Dia mengingatkan, ada banyak kasus hak asasi yang belum diselesaikan Kejaksaan Agung. Misalnya, kasus 1965, Talangsari, Semanggi, penembakan misterius, Munir, dan penghilangan aktivis.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ahmad Basarah, mengatakan partainya ingin posisi Jaksa Agung ditempati tokoh berintegritas, seperti pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Apalagi, kata Basarah, KPK kini menjadi tumpuan pemberantasan korupsi. “Tapi kami menyerahkan soal calon yang dipilih kepada Jokowi,” katanya.

W. AGUSTINA | SUNDARI | INDRA W. | ROBBY I | RAYMUNDUS R. | NURIMAN J.

Topik terhangat:

Mark Zuckerberg
| Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD

Berita terpopuler lainnya:

Sri Mulyani Calon Menteri, DPR: Rakyat Dikibuli

SDA: Saya Kecewa Ditelikung Fraksi PPP

Kabinet Jokowi, Nama Sri Mulyani dan Jonan Mencuat

Berita terkait

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

11 menit lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

18 menit lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

23 menit lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

1 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

1 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

2 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

3 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

5 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

6 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

6 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya