JK: Indonesia, Kedua Terkuat Setelah Cina

Reporter

Editor

Kamis, 11 Desember 2014 12:45 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengumumkan 34 nama menteri di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 26 Oktober 2014. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan Indonesia siap menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Perekonomian Indonesia, kata Kalla, merupakan yang terbesar di ASEAN. Potensi Indonesia juga jauh lebih besar dibanding negara-negara lain sekawasan, karena besarnya pasar dan jumlah penduduk.

“Kekuatan pasar Indonesia yang kedua terbesar setelah Cina,” kata Kalla dalam seminar “Memotret Perekonomian 2015”, yang diselenggarakan Tempo, di Jakarta Rabu 10 Desember 2014. Dari sisi penduduk, ujar Kalla, Indonesia juga memiliki keunggulan karena punya 20 persen orang kaya. “Sekaya-kayanya Malaysia, kita memiliki 20 persen kaum menengah. Artinya, kita lebih besar dua kali lipat,” kata dia.

Kalla menambahkan, Indonesia juga diuntungkan karena memiliki jumlah tenaga kerja yang lebih besar. Pemerintah, ujar dia, akan menyiapkan pendidikan untuk menciptakan sebanyak mungkin tenaga ahli. “Kita membuat kekuatan dari dalam dan mengurangi kelemahan dari luar.”

Selain Kalla, dalam acara ini hadir Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad.

Menteri Bambang mengatakan 2015 bukan tahun yang mudah. “Kita tidak bisa bersantai-santai,” ujarnya. Penyebabnya, tahun depan cuma Amerika Serikat yang diperkirakan bisa kembali tumbuh 3 persen--DIGIT. Adapun Cina, yang awalnya tumbuh dua digit, hanya akan tumbuh 7 persen. Jepang dan negara-negara Eropa juga mengalami kesulitan. Akibatnya, perekonomian Indonesia akan terganggu karena banyak mengekspor ke Cina.

Karena itu, kata Bambang, konsumsi dan ekspor tidak lagi bisa menjadi lokomotif pertumbuhan. Satu-satunya cara: public dan private investment. “Tahun 2015 akan ditentukan berdasarkan berhasilnya investasi negeri-pemerintah dan swasta. Swasta bikin infrastruktur skala menengah ke atas dan manufacturing,” ujarnya.

Meski begitu, Menteri Perdagangan Rachmat optimistis tahun depan Indonesia masih bisa menggenjot ekspor. Produk yang potensial adalah elektronik, tekstil dan produk turunannya, kimia, kayu dan furnitur, serta produk logam. Produk otomotif dan mesin juga bisa ditingkatkan. “Masih ada produk primer yang bisa didorong kinerja ekspornya, yakni perikanan, sesuai dengan misi pemerintah di sektor maritim," ujarnya.

GS | PINGIT ARIA | ANDI RUSLI

Topik terhangat:
Golkar Pecah
| Kasus Munir | Interpelasi Jokowi | Susi Pudjiastuti


Berita terpopuler lainnya:
FPI Ogah Sebut Fahrurrozi Gubernur FPI

Melongok Harta Puluhan Miliar Calon Dirjen Pajak

Busyro: Menteri Susi Adalah Siti Hajar Abad Ke-21

Militer Intimidasi Pemutaran Film Senyap di Malang

Berita terkait

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

15 jam lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

19 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

20 jam lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

22 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

7 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

11 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

11 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

12 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

12 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

12 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya