TEMPO.CO, Jakarta - Tanah longsor di Dusun Jembung, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, menjadi peringatan bagi daerah lain yang selama ini diidentifikasi sebagai daerah rawan terhadap bencana ini. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, memperingatkan tiga provinsi--Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Barat--agar ekstra hati-hati karena masuk dalam zona merah. ”Dari ketiganya, Jawa Barat berada di urutan pertama,” kata Surono, Ahad 14 Desember 2014.
Dalam peta geospasial Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di ketiga provinsi itu memang ditandai dengan sejumlah tanda merah, menandakan daerah itu sangat berpotensi terjadi tanah longsor. Surono bahkan menyebut tanah Bumi Priyangan--sebutan untuk Jawa Barat--paling mudah longsor di dunia. Ketiga provinsi itu rawan longsor karena tipikal tanahnya yang mudah bergerak, apalagi jika dihajar hujan lebat yang lama.
Secara terpisah, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari, menyebut Jawa Tengah dan Jawa Barat merupakan kawasan yang paling banyak menyimpan potensi longsor karena banyak memiliki lereng dan bercurah hujan tinggi. Pada kedua provinsi itu, titik paling rawan ada di bagian tengah yang didominasi perbukitan dibanding bagian utara dan selatan yang merupakan pesisir. Selain itu, curah hujan di wilayah tengah lebih tinggi.
Banjarnegara memang masuk zona merah pemerintah. Menurut Surono, pemerintah seharusnya sudah bisa mengantisipasinya. "Sebab, pada 2006, tidak jauh dari lokasi sekarang, juga longsor," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono itu. Lokasi longsor Banjarnegara merupakan tanah subur, tapi rawan longsor.
Penanaman pohon dalam jumlah banyak memang tidak akan mengubah status daerah yang dicap rawan longsor. "Hanya memperlambat longsor," kata Surono lagi. Ia mewanti-wanti pemerintah agar benar-benar memperhitungkan peta sebaran lokasi rawan longsor yang disusun oleh tim lintas bidang ketika menyusun rencana tata ruang wilayah. Minimal, permukiman warga dijauhkan dari kawasan rawan longsor. "Saya sampai bosan mengemis agar penataan ruang hendaknya memperhatikan perlindungan masyarakat terhadap ancaman bencana."
Rovicky menambahkan, lereng yang banyak ditumbuhi pohon bukan jaminan bebas longsor. Sebab, fungsi pepohonan adalah mengikat air. Longsor terjadi karena air yang diikat pepohonan tak mampu ditampung tanah. Tanda-tanda tanah yang mulai jenuh bisa dikenali. "Saat musim hujan, biasanya muncul retakan garis lurus di lereng," ujarnya. Jika muncul tanda semacam itu, kata Rovicky, warga disarankan melapor ke badan penanggulangan bencana setempat.
Presiden Joko Widodo, yang kemarin mengunjungi lokasi tanah longsor, mengakui bahwa titik-titik rawan longsor di Jawa Tengah sangat banyak. Ia mengimbau penduduk di sana agar waspada, terutama yang berada di kawasan rawan longsor.
SYAILENDRA | SOHIRIN | ANANDA TERESIA
Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara | Kapal Selam Jerman | Rekening Gendut Kepala Daerah
Berita terpopuler lainnya:
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula
Longsor Banjarnegara, 5 Menit yang Menenggelamkan
Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut
Berita terkait
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara
7 Maret 2022
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.
Baca SelengkapnyaLongsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas
20 November 2021
Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol
2 November 2019
Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia
2 November 2019
Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas
25 September 2016
Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.
Baca Selengkapnya3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan
19 Juni 2016
Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan
19 Juni 2016
Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.
Baca SelengkapnyaLongsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal
19 Juni 2016
Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaDarurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada
13 April 2016
Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.
Baca SelengkapnyaLongsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan
31 Maret 2016
Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.
Baca Selengkapnya