Kurs Rupiah Tembus 12.700, BI Siaga

Reporter

Editor

Selasa, 16 Desember 2014 09:33 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan Bank Indonesia akan bertemu hari ini untuk membahas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dalam transaksi di pasar uang pada Senin, 15 Desember 2014, nilai tukar rupiah ditutup pada posisi 12.714 per dolar AS. Angka itu merupakan yang terendah sejak 24 Agustus 1998.

Deputi I Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby H. Rufinus, mengatakan pemerintah dan BI akan membicarakan langkah-langkah yang akan diambil supaya rupiah tidak semakin anjlok. “Langkah jangka pendek bisa dilakukan BI. Kami akan mempersiapkan langkah jangka panjang,” ucap dia kepada Tempo, kemarin.

Beberapa langkah yang disiapkan pemerintah antara lain merancang instrumen fiskal yang bertujuan memberikan insentif bagi perusahaan asing yang mau menyimpan keuntungannya di Indonesia. Selain itu, pemerintah mendorong badan usaha milik negara dan swasta melakukan hedging (lindung nilai).

Disebutkan Bobby, pelemahan kurs rupiah disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan dolar untuk pembayaran utang perusahaan serta spekulasi menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat pada tiga hari mendatang. The Fed--julukan bank sentral AS--dikabarkan akan menaikkan suku bunga acuan. “Pelemahan saat ini cukup parah. Tapi tidak akan lama,” ujar Bobby.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacobs, menegaskan, bank sentral sudah berupaya keras menahan laju pelemahan nilai tukar rupiah. Bahkan, dia mengatakan Bank Indonesia sudah melakukan intervensi agar nilai tukar berada di posisi yang aman. “Hari ini juga BI intervensi,” kata Peter.

Dia bertutur, sebenarnya pemerintah sudah melakukan reformasi struktural dengan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan mengurangi impor. Namun isu defisit transaksi berjalan hingga saat ini masih menjadi masalah bagi pasar keuangan. “Ini yang sedang diselesaikan bersama-sama,” kata Jacob.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, mengimbuhkan, pelemahan kurs rupiah dari Desember 2013-Desember 2014 mencapai 2,5 persen. Angka itu lebih rendah dibanding pelemahan yen Jepang sebesar 15 persen, dolar Singapura 6 persen, dan ringgit Malaysia yang terdepresiasi 6 persen.

Saat ini, kata dia, pemerintah tengah berfokus mengatasi masalah ini dalam jangka pendek. “Kami akan berusaha meningkatkan ekspor dan mempercepat masuknya investasi langsung,” ucapnya. Perizinan investasi yang sudah menjadi satu pintu pada Januari 2015 diharapkan akan mempercepat datangnya investasi langsung.

ANGGA SUKMA WIJAYA | M. AZHAR | TRI ARTINING PUTRI | EFRI R

Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara
| Teror Australia | Rekening Gendut Kepala Daerah


Berita terpopuler lainnya:
Surat Sakti Agar Golkar Kubu Ical Disahkan Laoly

Kesaksian WNI Soal Detik-detik Teror di Australia

Kubu Agung Cabut Gugatan Legalitas Munas Bali

Dewan Pers: Kasus Karikatur Jakarta Post Distop

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya