Misi Menjangkau Air Asia yang Tertunda

Reporter

Editor

Sabtu, 3 Januari 2015 08:52 WIB

Petugas kapal Senggora escrot memindahkan jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 kekapal KRI Banda Aceh menggunakan crane di perairan Jawa, 2 Januari 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Laut Jawa - Kru kapal Basarnas KN 224 terburu-buru mempersiapkan pelayaran pada Rabu sore, 31 Desember 2014. Kapal awalnya direncanakan bertolak dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai keesokan paginya. Akan tetapi, instruksi terbaru meminta kapal itu segera berangkat untuk mengantar tim penyelam gabungan yang baru saja diterbangkan dengan pesawat Hercules dari Bandara Halim Perdana Kusuma. (Baca: Bawa Dokumen Cuaca, Direktur Air Asia: Itu Jadul!)

Instruksi itu membuat kapal kembali riuh. Anak buah kapal yang tadinya sedang beristirahat di dermaga, kembali sibuk merapikan kapal dan mengisi ulang logistik. Kapal ukuran 40 meter yang tadinya hanya membawa Basarnas Special Group, disesaki 47 pria berseragam loreng, biru laut, dan biru terang. Mereka adalah pasukan gabungan dari satuan elite TNI AL: Komando Pasukan Katak, Detasemen Jala Mengkara, Intai Amfibi, dan Dinas Penyelaman Bawah Air. (Baca: 6 Lagi Korban Air Asia Dievakuasi, Total 16 Jasad)

KN 224 yang telah melakukan misi sejak Ahad sore dari Tanjung Priok akan mencoba menembus tingginya gelombang di perairan barat Teluk Kumai untuk mengantar tim penyelam itu ke kapal induk KRI Banda Aceh yang telah membuang jangkar di tengah laut untuk mencari puing pesawat.

"Seluruh tim penyelam diinstruksikan bergabung di KRI Banda Aceh dengan misi menemukan bangkai pesawat tersebut," kata Charles Batlajery, Komandan Kompi Basarnas Special Group. (Baca: Musibah Air Asia, Diduga Ada Pelanggaran Prosedur)

Perjalanan KN 224 bersama marinir terasa berbeda. Atmosfir kapal yang tadinya hanya diisi kru Basarnas yang sudah seperti keluarga kini juga diisi wajah-wajah baru. Mereka jarang bercakap satu sama lain. "Mereka itu senior dan guru yang mengajari kami teknik menyelam," kata kru BSG Prio Prayudha Utama menjelaskan kekikukannya di depan para marinir.

Kapal meninggalkan dermaga saat petang. Ombak mengombang-ambingkan kapal sejak awal perjalanan. Angin terasa dingin menusuk tulang. Penumpang kapal lebih banyak diam. (Baca: Air Asia Berani Tambah Jadwal Tanpa Izin, Kenapa?)

Kesunyian dalam kapal pecah saat Ahmad turun dari anjungan nakhoda. "Kita putar balik lagi. Ombak besar, kapal bisa pecah saat mencoba merapat ke KRI Banda Aceh," kata Ahmad.

Kapal merapat kembali ke dermaga Kumai satu jam sebelum tahuh baru. Penundaan itu membuat kecewa para penyelam. "Saya tidur selama perjalanan, bangun-bangun saya kira sudah sampai KRI Banda Aceh, eh malah dermaga lagi yang saya lihat," kata Letnan Edi Abdilah, komandan Kopaska.

Ahmad berulang kali menegaskan pelayaran berikutnya akan dimulai jam 07.00 besok paginya dan jangan ada penumpang yang terlambat.

Sejam sebelum pukul 7, dermaga Kumai sudah ramai. KN 224 yang tidak berhasil menembus ombak akan digantikan dengan kapal yang lebih besar yakni KN Purworejo. Kapal jenis Catamaran berlunas dua ini panjangnya 60 meter dan punya dek terbukan untuk pendaratan helikopter. Tim penyelam telah menumpuk perlengkapan dengan rapi di dek kapal itu. Setengah jam sebelum pukul 7, mereka apel untuk merumuskan lagi rencana perjalanan. Usai apel, masing-masing mengambil posisi yang nyaman untuk melakukan perjalanan. Mesin kapal dihidupkan.

Matahari makin tinggi, nyaris pukul 12 siang, namun tak kunjung nampak tanda-tanda kapal akan berangkat. "Sebenarnya sudah bisa jalan dari tadi, tapi diminta menunggu tim KNKT. Mereka masih belum datang," kata nakhoda KN Purworejo Adil Triyanto.

Tengah hari datang dan berlalu. Matahari condong ke barat dan Teluk Kumai disergap hujan yang disertai angin kencang. Semakin mustahil untuk melanjutkan perjalanan. "Ombak di tengah laut mencapai 4 meter," kata Adil. Tim penyelam yang gelisah berjalan keluar masuk lambung kapal dan bertanya-tanya mengapa kapal tak kunjung berlayar.

Setelah badai reda, mesin kapal kembali dihidupkan. Adil bertekad tetap menembus ombak demi mengantarkan penumpangnya ke KRI Banda Aceh. Tim KNKT ditinggal. Kapal berlayar menyusuri Sungai Kumai menuju muara.

Keluar dari teluk, Adil melambatkan laju kapal. "Kita tunggu tugboat untuk transfer tim penyelam. Kapal ini tidak mungkin merapat ke KRI Banda Aceh karena terlalu riskan," kata Adil.

Nyaris satu jam KN Purworejo menanti tugboat itu di tengah laut bergelombang. Setelah matahari tenggelam, barulah tugboat Senggora Escort mendekat. Kedua nakhoda melakukan manuver agar kapal dari alumunium dan tugboat dari besi itu dapat bersisian. Berhasil. Beberapa marinir dapat melompat ke tugboat.

Angin makin kencang dan membuat tugboat bergoncang hebat. Upaya memindahkan perlengkapan selam TNI AL dari kapal Basarnas ke tugboat menemui kendala. "Orangnya bisa pindah tapi barangnya tidak," kata komandan tim penyelam gabungan, Mayor Profs Dhegratmen.

Adil berdiskusi dengan Profs dan nakhoda tugboat. Akhirnya diputuskan kedua kapal itu akan putar haluan kembali ke dermaga Kumai.

Sampai di pelabuhan, kedua kapal diparkir bersisian. Tim penyelam bergerak cepat memindahkan barang-barang ke tugboat. "Sebelum matahari terbit, kita sudah harus merapat ke KRI Banda Aceh. Penyelaman tak bisa ditunda lagi," kata Profs.

Jumat, 02.00 dinihari, tugboat yang membawa tim penyelam kembali berlayar. Laut sama sekali tidak tenang. Perjalanan itu penuh hantaman gelombang dan kapal oleng tak beraturan. Namun, wajah-wajah penyelam menunjukkan ketegasan dan tekad. Mereka harus tiba di titik penyelaman bagaimana pun caranya.

Saat matahari terbit, KRI Banda Aceh telah nampak di kejauhan. Tugboat sempat mampir ke KRI Yos Sudarso dan KD Lekir untuk menjemput temuan jenazah dan serpihan pesawat.

Sekitar pukul 07.00 WIB, tugboat berhasil merapat di sisi kanan haluan KRI Banda Aceh. Dek yang dituju berada 12 meter di atas permukaan laut. Tangga dari jalinan tali dan batang kayu selebar 10 sentimeter menjulur dari atas dek ke air.

Barang-barang penyelam ditransfer ke KRI dengan cara diikat tali lalu ditarik ke atas. Transfer itu tak lancar. Perlengkapan selam berkali-kali terbentur badan kapal akibat gelombang. Begitu pula penyelam yang berusaha naik ke kapal dengan memanjat tangga. Namun, tak sekalipun mereka gentar. Misi yang harus mereka tunaikan sudah persis di depan mata.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Baca berita lainnya:
Geger, Menteri Jonan Damprat Direktur Air Asia

Tiga Kejanggalan Musibah Air Asia

Air Asia QZ8501, Surat BMKG Ini Picu Jonan Marah

Korban Air Asia QZ8501 Ditemukan Duduk di Kursi

Pertamax Rp 8.800, Berapa Harga Shell dan Total?

Berita terkait

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

7 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

9 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Indonesia AirAsia Tebar Promo Tiket 20 Persen untuk 28 Rute Internasional, Tiket Bisa Dipesan Hari ini

9 hari lalu

Indonesia AirAsia Tebar Promo Tiket 20 Persen untuk 28 Rute Internasional, Tiket Bisa Dipesan Hari ini

Maskapai penerbangan berbiaya hemat Indonesia AirAsia menawarkan promo hemat 20 persen untuk pembelian tiket penerbangan di 28 rute internasional.

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu

13 hari lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Indonesia AirAsia Batalkan Seluruh Penerbangan Menuju Kota Kinabalu

Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia membatalkan dua penerbangan dari dan menuju Kota Kinabalu, Malaysia akibat sebaran abu vulkanik Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

19 hari lalu

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

KNKT memiliki investigator dan sekretariat untuk membantu proses investigasi kecelakaan di Indonesia, termasuk di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran 2024, Indonesia AirAsia Sediakan 62 Penerbangan Tambahan

26 hari lalu

Mudik Lebaran 2024, Indonesia AirAsia Sediakan 62 Penerbangan Tambahan

Maskapai penerbangan Indonesia AirAsia menyediakan 62 penerbangan tambahan atau sekitar 11.160 kursi pada arus mudik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

AirAsia Beri Diskon Penerbangan ke Luar Negeri saat Lebaran

29 hari lalu

AirAsia Beri Diskon Penerbangan ke Luar Negeri saat Lebaran

Maskapai penerbangan AirAsia memberikan diskon tiket penerbangan langsung ke luar negeri. Harga mulai Rp 389.000.

Baca Selengkapnya

AirAsia Tebar Promo Tiket Pesawat Lebaran, Penerbangan Internasional Rp 389 Ribu

30 hari lalu

AirAsia Tebar Promo Tiket Pesawat Lebaran, Penerbangan Internasional Rp 389 Ribu

Maskapai penerbangan berbiaya hemat Indonesia AirAsia meluncurkan promo tiket pesawat rute internasional dengan hargaspesial. Harga tiket dimulai dari Rp 389 ribu.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran 2024, Jumlah Penerbangan Pesawat Ditambah 2 Ribu

33 hari lalu

Mudik Lebaran 2024, Jumlah Penerbangan Pesawat Ditambah 2 Ribu

Jumlah penerbangan pesawat ditambah 2 ribu selama masa mudik lebaran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Persiapan-persiapan Upacara 17 Agustus 2024 di IKN, Mahasiswa Jadi Korban TPPO di Jerman BP2MI Ingatkan Prosedur Magang di Luar Negeri

39 hari lalu

Terkini: Persiapan-persiapan Upacara 17 Agustus 2024 di IKN, Mahasiswa Jadi Korban TPPO di Jerman BP2MI Ingatkan Prosedur Magang di Luar Negeri

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan presiden terpilih Pilpres 2024 melihat perkembangan pembangunan IKN pada Senin, 18 Maret 2024.

Baca Selengkapnya