TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengatakan aksi teror seperti penembakan brutal di kantor tabloid mingguan Charlie Hebdo di Paris sangat mungkin terjadi di Indonesia. Sebab, kata dia, sisa jaringan teroris di dalam negeri masih ada.
“Banyak dari mereka yang masih sembunyi, contohnya jaringan Santoso,” kata Ansyaad ketika dihubungi Tempo, kemarin. Santoso adalah salah seorang pimpinan jaringan teroris yang paling dicari polisi di Poso, Sulawesi Tengah.
Purnawirawan inspektur jenderal itu mengingatkan aksi teror di Indonesia bukan lagi serangan bom, melainkan tembakan senjata api. Aksi penembakan terhadap sejumlah polisi sepanjang 2014, kata dia, adalah contoh perubahan perilaku teror di Indonesia. “Jadi (serangan tiba-tiba teroris), sangat mungkin terjadi,” ucap Ansyaad.
Pada Rabu siang waktu Paris, Prancis, kantor redaksi Charlie Hebdo diserbu tiga pria bersenjata. Dari rekaman video penyerangan yang beredar di dunia maya, tampak dua di antaranya mengenakan topeng hitam dan menyandang senapan Kalashnikov serta peluncur granat. Dalam aksi brutal ini, 12 orang tewas dan 11 lainnya terluka.
Aksi ini diduga terkait dengan kelompok militan ISIS karena, beberapa jam sebelumnya, Charlie Hebdo mencuit di akun Twitter mereka soal ilustrasi pemimpin kelompok itu, Abu Bakr al-Baghdadi. Tapi, menurut harian Inggris, Telegraph, seorang saksi mata bernama Cedric Le Bechec, mengaku mendengar salah seorang pelaku sempat berteriak mengklaim berasal dari grup teroris Al-Qaidah di Yaman.
Pemimpin dunia dan masyarakat internasional, termasuk Indonesia, mengutuk tindakan tersebut. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan peristiwa itu menjadi peringatan bagi Indonesia untuk waspada terhadap kejahatan terorisme. Termasuk, kata Kalla, peringatan travel warning dari pemerintah Amerika dan Australia terhadap ancaman aksi terorisme di Surabaya dan Bali. “Tapi saat ini tak ada indikasi dan bukti soal meningkatnya ancaman aksi terror itu.”
INDRA WIJAYA | FRANSISCO ROSARIANS | ANTON A
Topik terhangat:
AirAsia | Khutbah Jumat | Charlie Hebdo | Menteri Jonan | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Interupsi Khotbah Jumat, FPI: Itu Kurang Beradab
Heboh, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa Belajar di Gereja
Soal Charlie Hebdo, Ini Kata Penulis Ayat Setan
'PNS Seksi' di Kota Bekasi Ditegur
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
9 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
28 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
29 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
37 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
38 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
40 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
40 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
40 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
41 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
41 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya