Teror Charlie Hebdo Bisa Terjadi di Indonesia

Reporter

Editor

Jumat, 9 Januari 2015 10:22 WIB

Charb, direktur penerbitan media satir Charlie Hebdo, bersama kartunis bernama Cabu, Honore, Tignous, dan Wolinski serta ekonom Bernard Maris tewas dalam penyerangan. Dikabarkan Charlie Hebdo baru mencuit tentang karikatur pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, sesaaat sebelum penyerangan. REUTERS/Jacky Naegelen

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengatakan aksi teror seperti penembakan brutal di kantor tabloid mingguan Charlie Hebdo di Paris sangat mungkin terjadi di Indonesia. Sebab, kata dia, sisa jaringan teroris di dalam negeri masih ada.

“Banyak dari mereka yang masih sembunyi, contohnya jaringan Santoso,” kata Ansyaad ketika dihubungi Tempo, kemarin. Santoso adalah salah seorang pimpinan jaringan teroris yang paling dicari polisi di Poso, Sulawesi Tengah.

Purnawirawan inspektur jenderal itu mengingatkan aksi teror di Indonesia bukan lagi serangan bom, melainkan tembakan senjata api. Aksi penembakan terhadap sejumlah polisi sepanjang 2014, kata dia, adalah contoh perubahan perilaku teror di Indonesia. “Jadi (serangan tiba-tiba teroris), sangat mungkin terjadi,” ucap Ansyaad.

Pada Rabu siang waktu Paris, Prancis, kantor redaksi Charlie Hebdo diserbu tiga pria bersenjata. Dari rekaman video penyerangan yang beredar di dunia maya, tampak dua di antaranya mengenakan topeng hitam dan menyandang senapan Kalashnikov serta peluncur granat. Dalam aksi brutal ini, 12 orang tewas dan 11 lainnya terluka.

Aksi ini diduga terkait dengan kelompok militan ISIS karena, beberapa jam sebelumnya, Charlie Hebdo mencuit di akun Twitter mereka soal ilustrasi pemimpin kelompok itu, Abu Bakr al-Baghdadi. Tapi, menurut harian Inggris, Telegraph, seorang saksi mata bernama Cedric Le Bechec, mengaku mendengar salah seorang pelaku sempat berteriak mengklaim berasal dari grup teroris Al-Qaidah di Yaman.

Pemimpin dunia dan masyarakat internasional, termasuk Indonesia, mengutuk tindakan tersebut. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan peristiwa itu menjadi peringatan bagi Indonesia untuk waspada terhadap kejahatan terorisme. Termasuk, kata Kalla, peringatan travel warning dari pemerintah Amerika dan Australia terhadap ancaman aksi terorisme di Surabaya dan Bali. “Tapi saat ini tak ada indikasi dan bukti soal meningkatnya ancaman aksi terror itu.”

INDRA WIJAYA | FRANSISCO ROSARIANS | ANTON A

Topik terhangat:
AirAsia
| Khutbah Jumat | Charlie Hebdo | Menteri Jonan | Susi Pudjiastuti


Berita terpopuler lainnya:
Interupsi Khotbah Jumat, FPI: Itu Kurang Beradab
Heboh, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa Belajar di Gereja
Soal Charlie Hebdo, Ini Kata Penulis Ayat Setan
'PNS Seksi' di Kota Bekasi Ditegur

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

28 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

37 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

38 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

40 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

40 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

40 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

41 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

41 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya