Lion Air Dikhawatirkan Bakal Kolaps

Reporter

Editor

Minggu, 22 Februari 2015 14:35 WIB

Direktur Keamanan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Yurlis Hasibuan. Menenangkan penumpang Lion Air yang mengamuk di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, 20 Februari 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kisruh keterlambatan penerbangan (delay) Lion Air dinilai sebagai bentuk salah urus maskapai penerbangan ini. Delay selama puluhan jam sejak Rabu hingga Jumat lalu menimbulkan kekacauan penerbangan di sejumlah bandara, mencerminkan buruknya manajemen Lion Air. Jika tak ada perbaikan, perusahaan penerbangan ini dikhawatirkan kolaps.

“Maskapai mungkin juga mengalami kesulitan keuangan, karena dana untuk membeli konsumsi penumpang dan mengembalikan tiket sebesar Rp 3 miliar harus ditalangi oleh PT Angkasa Pura II,” kata pengamat bisnis penerbangan dari Universitas Gadjah Mada, Arista Atmadjati, kemarin.

Dia menjelaskan, bentuk buruknya manajemen Lion Air antara lain tidak adanya prosedur standar operasi perusahaan ketika menghadapi krisis keterlambatan penerbangan. Prosedur operasi, kata Arista, juga tidak berfungsi ketika ribuan penumpang membutuhkan informasi solusi dari Lion Air.

Arista memperkirakan Lion Air sedang kesulitan keuangan karena dalam beberapa tahun terakhir memborong pesawat dengan cara leasing. Pada 2011, Lion Air membeli 234 unit Boeing senilai US$ 21,7 miliar atau setara dengan Rp 279 triliun. Pada 2013, Lion Air memesan 201 unit Airbus A320 senilai US$ 20 miliar atau setara dengan Rp 257 triliun.

Bukan hanya itu, tahun lalu Lion Air memesan 100 pesawat buatan Aerei da Trasporto Regionale (ATR) asal Italia senilai US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 13 triliun. “Padahal anjloknya kurs rupiah belakangan ini bakal membuat cicilan pesawat-pesawat itu membengkak,” kata Arista.

Bukan hanya penumpang Lion Air yang terkatung-katung karena harus antre untuk mendapatkan kompensasi ataupun pengembalian tiket, maskapai lain juga terimbas karena kacaunya jadwal Lion Air. Pemerintah langsung menjatuhkan sanksi kepada Lion dengan tak lagi memberikan izin pembukaan rute baru.

Direktur Operasional Lion Air Daniel Putut mengatakan penerbangan maskapainya telah normal sejak pukul 05.30 kemarin. ”Penumpang yang kena delay kemarin (Jumat) sudah berangkat," ucapnya.

Sebanyak 2.500 dari sekitar 6.000 penumpang yang telantar telah mendapatkan pengembalian uang tiket, pelayanan relaksasi, dan tiket gratis yang berlaku hingga Rabu mendatang. Penyebab delay, menurut Daniel, adalah adanya tiga pesawat yang rusak akibat menabrak burung. Inilah yang menjadi pemicu serangkaian delay.

Gerry Soejatman, pengamat penerbangan lainnya, ragu akan alasan itu. "Kalau hanya dua atau tiga pesawat yang tidak bisa terbang, tidak mungkin efeknya sebesar ini," katanya. Ia menduga sebetulnya ada sekitar 10 pesawat yang tidak terbang. Sebelumnya, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan memiliki 110 pesawat dan 81 di antaranya beroperasi.

Pengamat penerbangan Chappy Hakim menilai pembelian Boeing oleh Lion Air semestinya menjadikan pelayanan maskapai ini kian baik. “Penambahan armada harus diimbangi dengan infrastruktur yang baik dan sumber daya manusia yang mumpuni,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara ini.

TRI ARTINING | ODELIA SINAGA | BERNADETTE CHRISTINA | ALI HIDAYAT | RR ARIYANI

Berita terkait

Terobosan Pertamina Gunakan Green Energy di Industri Penerbangan

38 hari lalu

Terobosan Pertamina Gunakan Green Energy di Industri Penerbangan

Kewajiban pencampuran bahan bakar nabati dalam bahan bakar jenis avtur telah diatur pemerintah dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015

Baca Selengkapnya

Insiden Pilot Batik Air Tertidur: Keunggulan FBW dalam Industri Penerbangan Modern

54 hari lalu

Insiden Pilot Batik Air Tertidur: Keunggulan FBW dalam Industri Penerbangan Modern

Teknologi di industri penerbangan ini telah melengkapi semua pesawat Airbus termasuk A220 sejak A320 pertama, pada 1988

Baca Selengkapnya

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

55 hari lalu

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

KNKT menjelaskan kronologi pilot-kopilot Maskapai Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat dari Kendari ke Jakarta. Ada 153 penumpang dalam pesawat.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

56 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Diskon 75 Persen Tiket ke Jakarta Setelah Lebaran, Siapkan Frekuensi Tambahan

56 hari lalu

Garuda Indonesia Diskon 75 Persen Tiket ke Jakarta Setelah Lebaran, Siapkan Frekuensi Tambahan

Garuda Indonesia menyiapkan promo tiket setelah Lebaran ke Jakarta berupa diskon hingga 75 persen. Ada penambahan frekuensi untuk sejumlah rute.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Ungkap Sederet Tantangan di Industri Penerbangan, dari Jumlah Pesawat Susut hingga...

28 Oktober 2023

Asosiasi Ungkap Sederet Tantangan di Industri Penerbangan, dari Jumlah Pesawat Susut hingga...

Ada 584 unit pesawat di Indonesia yang digunakan untuk kegiatan penerbangan niaga.

Baca Selengkapnya

Surya Airways Pemain Baru di Industri Penerbangan, Berikut Peluang dan Tantangannya

23 Oktober 2023

Surya Airways Pemain Baru di Industri Penerbangan, Berikut Peluang dan Tantangannya

Surya Airways, maskapai baru di Indonesia, berusaha memasuki industri penerbangan pasca pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Australia Menolak Penambahan Penerbangan Qatar Airways

7 September 2023

Australia Menolak Penambahan Penerbangan Qatar Airways

Australia menyangkal alasan penolakan jadwal penerbangan tambahan Qatar Airways karena persaingan bisnis dengan Qantas.

Baca Selengkapnya

Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok

31 Agustus 2023

Kinerja Industri Penerbangan Pulih, Kunjungan Wisata Jawa Barat Anjlok

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, angka kunjungan wisatawan ke Jawa Barat pada semester pertama tahun ini anjlok

Baca Selengkapnya

Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan

12 Juni 2023

Kerja Sama Airnav dan Boeing, Menhub: Kompetensi Layanan Harus Ditingkatkan

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menghadiri acara penandatangan nota kesepakatan (Mou) antara AirNav Indonesia dengan Boeing Company di Menara Astra, Jakarta, pada Senin, 12 Juni 2023.

Baca Selengkapnya