ICW: Dana Siluman APBD DKI Bisa Lebih dari Rp 12 Triliun

Reporter

Editor

Senin, 2 Maret 2015 08:07 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, tiba di Gedung KPK, Jakarta, 27 Februari 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggandeng Indonesia Corruption Watch untuk menelisik “dana siluman” dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta 2015. “Besok akan didiskusikan bersama ICW,” kata Ahok—sapaan Basuki—lewat pesan pendek kepada Tempo, Ahad, 1 Maret 2015.

Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch, Firdaus Ilyas, mengatakan pihaknya tengah menyisir anggaran yang ada dalam APBD 2015. Menurut dia, bisa saja setelah diteliti lagi angka dana siluman itu lebih dari Rp 12 triliun seperti yang diungkap Ahok sebelumnya. “Masih kami sisir,” kata dia saat dihubungi, Ahad.

Firdaus mengatakan masuknya dana siluman itu karena ada beberapa celah. Pertama, alirannya bisa masuk saat perumusan anggaran."Dari nota keuangan sementara dan pagu platform anggaran yang dibahas bersama DPRD," kata Firdaus.

Kedua, ketika dalam rapat paripurna pembahasan anggaran tidak disepakati, akan ada anggaran yang berbeda dengan yang diusulkan pemerintah. Di sana, kata Firdaus, akan kembali muncul anggaran siluman.

Ketiga, bila dilihat secara netral, munculnya anggaran siluman itu berasal dari semua lini. Yaitu dari sisi eksekutif, seperti di satuan kerja perangkat daerah. Sedangkan di legislatif berasal dari setiap komisi dan badan anggaran. "Terjadi perbedaan antara yang disepakati satuan kerja perangkat daerah, kemudian disusupkan ke anggaran yang tidak diusulkan SKPD," ujarnya.

Sebelumnya, Ahok mengungkap adanya dana siluman dalam RAPBD DKI Jakarta. Dana itu ditemukan dari RAPBD yang dibuat Dewan dan versi pemerintah yang dirancang dengan sistem e-budgeting. ”Selisihnya cukup banyak, sekitar Rp 12,1 triliun," kata dia, Jumat pekan lalu.

Seorang pejabat yang mengetahui proses penganggaran, kepada Tempo, mengungkapkan, APBD versi Dewan datang pada 10 Februari lalu. Pejabat itu heran terhadap isi draf karena ditemukan 4.800 kegiatan baru, termasuk pengadaan buku trilogi Ahok senilai Rp 30 miliar. Total dana untuk seluruh kegiatan itu sebesar Rp 12 triliun. “Begitu melihat kegiatannya, aneh-aneh,” kata pejabat tersebut, Ahad.

Saat itulah pihak Dewan memaksa tim anggaran DKI memasukkan usulan program senilai Rp 12 triliun itu ke dalam sistem penganggaran elektronik (e-budgeting). “Gila saja memasukkan dana segitu,” kata si pejabat. Tim ini kemudian melapor ke Ahok. Mendengar laporan itu, Gubernur berang dan menyebutnya sebagai anggaran siluman.

Anggaran yang diajukan Dewan itu tetap ada di meja Ahok karena draf APBD telah dikirim ke Kementerian Dalam Negeri pada 4 Februari atau empat hari setelah pengesahan anggaran pada 25 Januari. Menurut pejabat tadi, berdasarkan Pasal 242 ayat 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, penyampaian RAPBD paling lama tiga hari terhitung sejak pengesahan.”Kami terlambat satu hari dari ketentuan,” ujar dia.

Draf APBD yang dikirim ke Kementerian Dalam Negeri itulah yang memicu kemarahan Dewan dan berujung penggunaan hak angket karena pemerintah dianggap tak mengakomodasi usulan program-program legislatif.

HUSSEIN ABRI YUSUF|ERWAN HERMAWAN | JULI

Berita terkait

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

23 jam lalu

Ahok Kritik Penonaktifan NIK KTP Jakarta: Jangan Merepotkan Orang

Bulan lalu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mengajukan penonaktifan terhadap 92.493 NIK warga Jakarta ke Kemendagri.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 hari lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

4 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

5 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

7 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

9 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

21 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

24 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

26 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya