KPK-Polisi Adu Cepat Usut Dana Siluman DKI

Reporter

Editor

Jumat, 6 Maret 2015 06:27 WIB

Gubernur DKI Basuki T. Purnama (Ahok) menyalami sejumlah aktivis yang tergabung dalam Pijar Indonesia saat menemuinya di Balai Kota Jakarta, 3 Maret 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta -Komisi Pemberantasan Korupsi segera menaikkan tahap pengusutan kasus dugaan korupsi dana siluman dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2012-2014 dan Rancangan APBD 2015 Provinsi DKI Jakarta ke tahap penyelidikan.

“Saat ini dalam tahap pengumpulan bahan dan keterangan, setelah itu akan dibuka penyelidikan untuk mencari tahu ada atau tidaknya tindak pidana,” kata Johan Budi S.P., pelaksana tugas pemimpin KPK, di kantornya, Kamis 5 Maret 2015.

Kasus yang tengah diteropong KPK ini berawal dari laporan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 27 Februari 2015. Ketika itu, Ahok melaporkan adanya dana siluman dalam APBD 2012-2014 dan Rancangan APBD 2015 versi DPRD Jakarta. Khusus RAPBD 2015, Ahok menyebutkan dana siluman itu mencapai Rp 12,1 triliun.

Belakangan, Ahok mengatakan, ia mendapat laporan, terutama dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, ihwal dugaan dana siluman pada APBD 2012-2014. Dana siluman pada APBD 2014, misalnya, menurut Ahok, menyangkut pengadaan perangkat penyedia listrik atau uninterruptible power supply di 49 sekolah tingkat menengah atas di Jakarta senilai Rp 330 miliar.

Laporan Ahok ke KPK itu merupakan buntut dari kisruh Rancangan ABPD 2015 yang diajukan ke Kementerian Dalam Negeri. Ahok mengajukan rancangan anggaran dengan sistem e-budgeting. Dewan juga mengajukan anggaran versi mereka, yang menurut Ahok, terdapat selisih dana Rp 12,1 triliun. Selisih ini disebut Ahok sebagai dana siluman. Kemarin, Kementerian Dalam Negeri berupaya memediasi kedua belah pihak. Namun upaya itu mentok.

Lebih cepat dibanding KPK, Polri juga mengusut dugaan kasus korupsi dana siluman ini, terutama soal uninterruptible power supply di APBD 2014 . Kasus ini ditangani tim Tindak Pidana Korupsi Polda Metro Jaya. Namun Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul tak mau membuka pelapor kasus ini. “Pelapor bisa siapa saja, penyidik pun bisa,” ucapnya.

Sampai kemarin, polisi sudah memeriksa 12 saksi, antara lain 10 saksi dari pihak sekolah yang diklaim menerima alat itu. Dalam penyelidikan kasus ini, ujar Martinus, pihaknya terlebih dulu fokus memeriksa para pemenang tender, pejabat DKI, dan pihak sekolah. Soal kemungkinan memeriksa anggota DPRD Jakarta, menurut Martinus, “Tidak tertutup kemungkinan semua pihak diperiksa.”

Ihwal kasus ini yang juga ditangani KPK, menurut Martinus, dalam tahap penyelidikan semua lembaga penegak hukum bisa ikut mengusut. Kalau KPK lebih cepat ke tahap penyidikan, kata dia, pihaknya siap menyerahkan kasus itu. Jika sebaliknya, kata Martinus, “Kami tak segan meminta petunjuk KPK.”

Adapun KPK, menurut Johan, tetap mengusut dana siluman itu kendati polisi juga tengah mengusut kasus dana siluman uninterruptible power supply. “UPS itu hanya sebagian kecil, kami mengusut keseluruhan,” tuturnya.

Pakar hukum pidana dari Universitas Trisakti, Andi Hamzah, mengatakan KPK lebih berwenang menangani kasus dana siluman itu. Pasalnya, kata Andi, KPK lebih dulu menerima laporan dari Ahok. “Kepolisian harusnya menyerahkan penanganan kasus ini ke KPK saja. Apalagi Ahok sendiri yang melaporkan,” ujarnya. “Ke kepolisian kan tak ada yang melaporkan.”

MUHAMAD RIZKI | NINIS CHAIRUNNISA | INDRI MAULIDAR | ANTON A

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

3 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

5 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

34 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

37 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

37 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

41 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya