Stop Kriminalisasi KPK, Jokowi Terbentur Kalla dan PDIP

Reporter

Editor

Senin, 9 Maret 2015 13:25 WIB

(ki-ka) Muhaimin Iskandar, Joko Widodo, Jusuf Kalla Megawati Soekarno Putri dan Puan Maharani menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan tertutup di kediaman Megawati Soekarnoputri, Jakarta, 5 Oktober 2014. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali mengumbar janjinya untuk menghentikan upaya kriminalisasi terhadap pegawai, pemimpin, dan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi serta para pendukungnya.


“Saya sudah ngomong dari dulu, stop kriminalisasi,” kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, sebelum bertolak ke Aceh untuk melakukan kunjungan kerja di provinsi itu, Minggu 8 Maret 2015. “Masak saya ulang-ulang terus.”


Jokowi juga memastikan tidak ada perbedaan pendapat antara dirinya dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ihwal komitmen penghentian kriminalisasi ini. “Siapa bilang (ada perbedaan)?” ujar Jokowi.


Sabtu lalu, Kalla mengkritik langkah mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana, mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan Yunus Husein, serta Wakil Ketua KPK nonaktif Bambang Widjojanto karena meminta dukungan Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk memastikan komitmen Jokowi menghentikan kriminalisasi terhadap KPK dan pendukungnya di Bareskrim Polri. Ketiganya adalah terlapor di Bareskrim. "Proses itu fakta. Orang diperiksa itu bukan kriminalisasi," kata Kalla.


Ihwal komitmen penghentian kriminalisasi ini, Jokowi juga bisa berbenturan dengan partai penyokongnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Dalam kasus Bambang, misalnya, pelapornya adalah politikus PDIP, Sugianto Sabran. Atas laporan itu, Bambang ditetapkan sebagai tersangka pengarahan saksi palsu dalam sidang sengketa pemilihan Bupati Kotawaringin Barat, di Mahkamah Konstitusi, pada 2010. Abraham Samad, Ketua KPK nonaktif, juga menjadi tersangka Bareskrim dalam kasus pertemuan dengan elite PDIP. Kasus ini awalnya dibongkar pelaksana tugas Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.


Advertising
Advertising

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membantah bahwa partainya berkepentingan terhadap upaya kriminalisasi KPK dan para pendukungnya. “Itu tidak ada urusannya dengan PDI Perjuangan” kata Mega.


Pengamat politik CSIS, J. Kristiadi, ragu akan komitmen Presiden Joko Widodo menghentikan kriminalisasi itu. Apalagi, kata dia, dengan adanya pernyataan Kalla yang cenderung menganggap tidak ada kriminalisasi. “Kriminalisasi terhadap KPK dan pendukungnya juga terus berlanjut,” katanya.


Sebelumnya, melalui Pratikno, Jokowi mengatakan akan menghentikan kasus Denny di Bareskrim terkait dengan laporan penyelewengan pendapatan negara dalam proyek pembuatan paspor saat menjadi Wakil Menteri Hukum. Tapi, kemarin, juru bicara Mabes Polri, Ronny F. Sompie, mengatakan kasus itu sudah naik ke penyidikan. Tapi belum ada tersangkanya. “Sudah penyidikan dengan mendasari hasil audit BPK 2014,” kata Ronny.” Kalau ditemukan dua alat bukti, terlapor bisa tersangka.”


MUHAMMAD MUHYIDDIN | DEWI SUCI RAHAYU | REZA ADITYA | ANTON A

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

49 menit lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

1 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

2 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

2 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

5 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

7 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

17 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

17 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

20 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

21 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya