TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyebutkan ada delapan organisasi masyarakat yang anggotanya dipengaruhi paham Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS). Organisasi tersebut adalah Jamaah Ansharut Tauhid, Mujahidin Indonesia Timur, Mujahidin Indonesia Barat, Bima Group, NII Banten, Laskar Jundullah, Tauhid Wal Jihad, dan Al-Muhajirun.
Menurut Kepala BNPT Saud Usman Nasution, dalam diskusi “IS (ISIS) dan Upaya Deradikalisme” di Jakarta Minggu 22 Maret 2015, anggota organisasi-organisasi tersebut mudah dipengaruhi ISIS karena kesamaan ideologi. Mereka juga memiliki dendam terhadap pemerintah dan ada faktor kesenjangan sosial-ekonomi. Apalagi dengan propaganda melalui media sosial ataupun video di Internet, proses rekrutmen terhadap mereka yang hendak dikirim ke Suriah menjadi lebih mudah.
Saud menyebutkan anggota yang dipengaruhi ISIS berasal dari Jamaah Ansharut Tauhid, organisasi yang dipimpin Abu Bakar Ba’asyir. Penasihat Kepala Polri, Tito Karnavian, mengatakan pendukung ISIS lain berasal dari organisasi Tauhid Wal Jihad pimpinan Oman Abdurrahman, Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso, Mujahidin Indonesia Barat di bawah Bahrumsyah, Laskar Jundullah, dan NII Banten pimpinan Iwan Rois. Sedangkan mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara, As’ad Ali, menambahkan, kelompok Al-Muhajirun, yang merupakan fraksi radikal Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), merupakan organisasi yang juga disusupi ISIS.
“Mereka jaringan radikal lama yang terpecah-pecah pasca-operasi bom Bali,” kata Tito. “Al-Muhajirun itu fraksi radikal dari HTI,” kata As’ad.
Masih menurut As’ad, Oman dianggap sebagai tokoh sentral pendukung ISIS asal Indonesia. Dia disebut sebagai penerjemah propaganda ISIS dari bahasa Arab ke Indonesia selama di Lembaga Pemasyarakatan Kembang Kuning, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Oman divonis 9 tahun penjara dalam kasus membantu pelatihan militer pada 2009 di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, Aceh.
<!--more-->
Sedangkan Bahrumsyah muncul dalam video ajakan bergabung ISIS dengan nama Abu Muhammad Al Indonesiy pada 2014. Lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Ciputat angkatan 2004 yang disebut sebagai penerus Abu Roban ini belum terlibat aktivitas teror. Namun Bahrumsyah telah pergi ke Suriah.
Santoso masih menjadi buron setelah lolos dalam penggerebekan polisi di Poso tahun lalu. Teror yang dikaitkan dengan Santoso adalah bom di depan Masjid Markas Polresta Cirebon, Jawa Tengah. Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah, Ajun Komisaris Besar Hari, mendasarkan tudingan itu pada bukti, video, dan dokumen.
Sementara itu, pengacara Tim Pembela Muslim, Muhammad Mahendradatta, membantah bahwa Abu Bakar Ba’asyir ataupun Jamaah Ansharut mendukung ISIS. "Bukan ISIS-nya yang didukung, tapi perjuangannya melawan penguasa Syiah, Bashar Assad, yang didukung," ujar dia Minggu 22 Maret 2015.
Muhaimin Yunus Hadi, mantan anggota Laskar Poso, keberatan jika wilayahnya dianggap sebagai lokasi pelatihan milisi ISIS dan teroris. Sedangkan juru bicara HTI, Ismail Yusanto, membantah ada barisan radikal di HTI yang mendukung ISIS. Adapun pengamat terorisme Nasir Abbas menyatakan Jundullah tak terlibat ISIS lantaran organisasi ini sudah tak ada.
MOYANG KASIH | AMAR BURASE | LINDA TRIANITA | DEWI SUCI | PRU