TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan modus aliran dana ke organisasi masyarakat atau individu pendukung Islamic State of Iraq dan al-Sham (ISIS) di Indonesia. Dana itu, misalnya, digunakan untuk merekrut pendukung dan memberangkatkan mereka ke Irak dan Suriah serta untuk menyebarkan paham ISIS.
Menurut Wakil Kepala PPATK Agus Santoso, modus aliran dana yang sudah terdeteksi berupa aliran dana dari luar negeri dan kegiatan bisnis. Sejauh ini, kata Agus, pihaknya sudah mendeteksi aliran dana dari Australia. “Nilai aliran dananya mencapai ratusan ribu dolar,” kata Agus di Jakarta, Senin 23 Maret 2015.
Namun Agus belum mau merinci soal aliran dana dari Australia itu. Adapun aliran dana dari dalam negeri, kata Agus, sebagian besar berasal dari bisnis yang dibangun pendukung ISIS. PPATK menemukan nilai transaksinya mencapai Rp 7 miliar pada Februari 2015. “Bisnisnya jual obat-obatan herbal dan buku,” kata Agus.
Seorang penegak hukum mengatakan, pendanaan dari luar negeri disalurkan melalui organisasi masyarakat jaringan ISIS di Indonesia. Dana yang terdeteksi untuk ISIS sejak 2013, kata dia, tak hanya dari Australia, tapi juga dari negara-negara Timur Tengah. Total transaksinya, kata dia, mencapai puluhan miliar rupiah. “Ada juga dari WNI yang sudah bergabung di ISIS,” kata sumber ini.
Menurut catatan Rohan Gunaratna, ahli teroris dari Rajaratnam School of International Studies, ada 19 organisasi masyarakat di Indonesia yang menjadi jaringan ISIS. Tapi kepolisian mencatat hanya delapan organisasi yang aktif mendukung ISIS dan merupakan sempalan Jamaah Islamiyah dan Negara Islam Indonesia. Kelompok ini, misalnya, Mujahidin Indonesia Timur, NII Banten, Laskar Jundullah, dan Al-Muhajirun.
Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengatakan polisi sedang menelusuri modus-modus aliran dana pendukung ISIS itu. Penelusuran itu, misalnya, kata Badrodin, dilakukan pada lima pendukung ISIS yang ditangkap Detasemen Khusus Antiteror 88 di Jakarta dan wilayah sekitarnya, akhir pekan lalu. “Kami cari tahu, apakah aliran dana Rp 7 miliar masuk ke situ,” katanya.
Dari penelusuran Tempo, Aprimul Hendri, misalnya, diduga mendanai aktivitas ISIS dari hasil bisnis konfeksi di Bukittinggi, Sumatera Barat. Pola ini diduga juga dilakukan Muhammad Amin alias Amin Mude, warga Bogor, yang ditangkap Densus 88, Sabtu lalu. Ia mendanai orang-orang yang akan bergabung dengan ISIS menggunakan uang hasil bisnis produk herbal dan travelnya.
Selain dua pola pendanaan itu, menurut Tito Karnavian, mantan Kepala Densus 88 yang kini menjabat Asisten Polri, pendukung ISIS rela mengeluarkan dana sendiri untuk membiayai aktivitas yang berkaitan dengan ISIS. Pola ini dilakukan keluarga asal Makassar, terdiri atas enam orang, yang menjual rumah senilai US$ 9.000 untuk biaya kepergian ke Suriah. Namun niat mereka digagalkan polisi di Bandara Soekarno-Hatta, Desember tahun lalu.
TIKA PRIMANDARI | LINDA TRIANITA | DEWI SUCI RAHAYU | ANDRI EL FARUQI SINGGIH SOARES | ANTON A
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
3 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
22 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
23 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
32 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
33 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
34 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
34 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
35 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
35 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
35 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya