Menteri Susi Siapkan Perlawanan dalam Kasus Kapal Hai Fa

Reporter

Editor

Selasa, 14 April 2015 07:14 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti memaparkan rencana kerjanya saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 26 Januari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta- Setelah diadukan ke polisi pekan lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyiapkan perlawanan untuk menjerat pemilik kapal MV Hai Fa. Susi mengaku punya bukti baru untuk menjerat pemilik kapal karena diduga terlibat kasus legalitas operasi dan penangkapan ikan langka di perairan Papua tersebut. "Saya juga sudah menyiapkan kuasa hukum," kata Susi saat ditemui di kantornya, Senin, 13 April 2015.

Menteri Susi mengatakan salah satu bukti baru itu adalah ekspor ikan secara ilegal oleh PT Antarticha Segara Lines, operator MV Hai Fa. Menurut dia, PT Antarticha mengekspor ikan bersama PT Avona Mina Lestari dan PT Dwikarya Reksa Abadi. Selain itu, kata Susi, kapal milik perusahaan-perusahaan ini sering membawa barang selundupan. “Mulai minuman keras hingga bahan pokok,” ujar Susi.

Kementerian Kelautan juga memperoleh data dari Badan Keamanan Laut yang menyebutkan MV Hai Fa sengaja mematikan alat pemancar agar tidak terdeteksi saat masuk ke perairan Indonesia. Pantauan satelit Badan Keamanan Laut menyebutkan Hai Fa terakhir kali terlihat pada 11 November 2014 di Filipina dan tidak terpantau beberapa waktu, sebelum akhirnya ditangkap di Wanam, Papua, pada 27 Desember 2014.

Kamis lalu, Susi dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik oleh warga negara Cina bernama Chan Kit ke Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI. Chan Kit adalah bos Haiyi Shipping Ltd, perusahaan yang berhubungan dengan pemilik MV Hai Fa.

MV Hai Fa sebelumnya ditangkap lantaran berlayar tanpa mengantongi Surat Laik Operasi (SLO) dan membawa ikan yang dilindungi, misalnya hiu martil. Pengadilan Negeri Ambon kemudian menjatuhkan vonis denda Rp 200 juta kepada nakhoda Hai Fa.

Ketua Satuan Tugas Anti-Illegal Fishing Kementerian Kelautan, Mas Achmad Santosa, mengatakan fakta-fakta baru tersebut memungkinkan penegak hukum menjerat pemilik MV Hai Fa dari sisi pidana perikanan dan korporasi, serta perdata. Dia mengatakan bukti baru itu sebagian telah disampaikan kepada Kejaksaan Tinggi Maluku, yang akan mengajukan banding atas vonis Pengadilan Ambon.

Namun kuasa hukum Chan Kit, Made Rahman, membantah semua tuduhan Susi. Dia meminta Susi tidak menyebar isu lain yang menyudutkan pemilik MV Hai Fa. "Jika tidak dapat membuktikan apa-apa, jangan menyebar isu," ujarnya. Menurut Made, keputusan pengadilan menyebutkan bahwa MV Hai Fa tidak terbukti mematikan pemancar dan menangkap ikan secara ilegal.

DEVY ERNIS | ISTMAN M.P. | FERY F

Berita terkait

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

33 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

34 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

6 Februari 2024

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

TPNPB-OPM menyatakan belum melepaskan pilot Susi Air lantaran pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru belum mau berbicara dengan mereka.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

6 Februari 2024

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantah akan membebaskan pilot Susi Air besok

Baca Selengkapnya

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

16 Januari 2024

Respons Susi Pudjiastuti soal Dugaan Suap SAP Jerman ke Pejabat KKP: Sedang Saya Cari Tahu

Susi Pudjiastuti buka suara soal dugaan suap dari SAP, perusahaan software berbasis di Jerman, kepada pejabat KKP.

Baca Selengkapnya

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

10 Januari 2024

Laut Cina Selatan Disebut dalam Debat Capres, Tahukah Sekarang Bernama Laut Natuna Utara?

Laut Cina Selatan disebut dalam debat capres lalu. Berikut alasan pemerintah Indonesia bersikeras menyebutnya sebagai Laut Natuna Utara.

Baca Selengkapnya