Publik Ingin Jokowi Kurangi Jatah Menteri dari Partai Politik

Reporter

Editor

Senin, 11 Mei 2015 13:13 WIB

Presiden Jokowi (kiri) dan Wapres Jusuf Kalla tertawa saat memasuki Istana Negara di Jakarta, 20 Oktober 2014. Presiden belum mengenakan pecinya dan JK belum memakai dasi. AP/Tatan Syuflana

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia menyimpulkan bahwa publik menginginkan Presiden Joko Widodo mengurangi menteri yang berasal dari partai politik. "Lebih baik taruh semua orang kepercayaan Jokowi agar kerjanya lebih cepat," kata pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo saat memaparkan hasil survei itu, Minggu 10 Mei 2015.


Sebanyak 48 persen responden menginginkan Presiden menambah menteri dari kalangan profesional. Sedangkan 40 persen responden menjawab tak perlu merombak menteri dari partai. Survei berupa wawancara terhadap 450 responden dari 45 kelurahan terpilih di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi pada 24-30 April 2015.
Saat ini kabinet diisi 4 menteri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, 3 dari Partai NasDem, 2 dari Hanura, dan 1 dari PPP kubu Romahurmuziy.


Pengajar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan hasil survei itu menunjukkan kekecewaan publik terhadap kinerja menteri dari partai politik yang kerap kontroversial. “Seperti Menteri Hukum, yang melempar wacana pemberian remisi kepada koruptor,” katanya.


Hendri berujar, menteri-menteri dari partai juga ditempatkan tak sesuai dengan keahliannya. Ia menyebutkan Menteri Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perindustrian Saleh Husin, serta Menteri Desa Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Dja’far.

Ketidaksesuaian penempatan itu membuat publik memiliki persepsi negatif terhadap mereka. “Apa yang mereka lakukan dalam enam bulan ini dianggap publik tak terlalu signifikan,” kata dia.

Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella justru ingin jatah menteri dari partai ditambah. Menurut dia, tak ada jaminan kerja menteri profesional lebih baik. "Apa bukti kerja menteri dari kalangan profesional lebih baik dari menteri partai?" kata Rio.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa, yang juga penyokong pemerintah, Muhammad Lukman Edy, berharap Presiden segera mengevaluasi kinerja kabinet, lalu mengganti menteri yang kurang produktif. Jika Presiden tak bersikap, Lukman khawatir sorotan masyarakat bergeser. "Kalau tak ada perbaikan dalam enam bulan, masyarakat tak lagi menyalahkan menteri, tapi presiden," kata dia.

INDRI MAULIDAR | FRANSISCO ROSARIANS | INDRA WIJAYA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

35 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Reshuffle Kabinet Jokowi Tunggu Hari, Kenaikan Harga Beras Mestinya Diantisipasi

20 Februari 2024

Terkini Bisnis: Reshuffle Kabinet Jokowi Tunggu Hari, Kenaikan Harga Beras Mestinya Diantisipasi

Reshuffle kabinet Jokowi tunggu hari biasanya. Pengamat sebut kenaikan harga beras mestinya diantisipiasi karena mengancam inflasi.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Luhut Tantang Menteri Mundur, Ini Daftar Nama yang Diisukan Resign dari Kabinet

26 Januari 2024

Luhut Tantang Menteri Mundur, Ini Daftar Nama yang Diisukan Resign dari Kabinet

Luhut mempersilakan jika ada menteri mundur dari kabinet Jokowi, namun membantah kalau Sri Mulyani akan resign.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Jokowi Segera Reshuffle Kabinet Usai Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri

7 Oktober 2023

Jokowi Segera Reshuffle Kabinet Usai Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri

"Secepatnya kami siapkan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jumat 6 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya