Jokowi: Enggak Masuk Akal Motif Beras Plastik Cari Untung

Reporter

Editor

Senin, 25 Mei 2015 13:20 WIB

Sulit membedakan secara kasat mata antara beras asli dengan beras plastik atau sintetis. TEMPO/Ryan Maulana

TEMPO.CO, Solo – Presiden Joko Widodo berjanji akan menelusuri motif beredarnya beras sintetis mengandung plastik. Dari masukan sejumlah pakar beras, Jokowi ragu beredarnya beras mengandung plastik itu dilatarbelakangi motif mencari keuntungan.

"Secara logika, enggak masuk kalau motifnya mencari untung karena harga plastik lebih mahal dari beras," kata Jokowi saat mengikuti acara car-free day di Jalan Slamet Riyadi, Solo, Minggu 24 Mei 2015. "Yang paling penting, akar masalahnya apa? Dicek bener. Motivasinya apa?"

Jokowi mengatakan pemerintah masih menunggu hasil pengujian dari laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan serta laboratorium Institut Pertanian Bogor terhadap beras yang diduga mengandung plastik yang ditemukan di Bekasi. Sampel beras diambil dari Dewi Septiani, warga pelapor kasus beras plastik ke Kepolisian Resor Kota Bekasi, serta Sembiring, pemilik toko beras di Pasar Tanah Merah, Bekasi.

Jumat 22 Mei 2015 lalu, PT Sucofindo sudah mengeluarkan hasil pengujian sampel beras yang sama atas permintaan Pemerintah Kota Bekasi. Hasil pengujian itu menemukan adanya tiga senyawa plastik berupa pelentur (plasticer) yang biasa dipakai sebagai bahan dasar pembuatan pipa, kabel, dan komponen lain. Mengkonsumsi beras ini, menurut temuan Sucofindo, akan berisiko menyebabkan diare, bahkan bisa memicu kanker hingga kematian.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel sudah meminta penyidik Badan Reserse Kriminal Polri dan Badan Intelijen Negara menelusuri dari hulu hingga hilir apakah peredaran beras sintetis itu diimpor secara ilegal atau merupakan produk dalam negeri. Penelusuran ini untuk memastikan motif pelaku. "Apakah sekadar pidana pencari untung semata, atau ada tindakan kriminalitas dengan motif-motif tertentu yang merugikan pemerintah," ujarnya.

Sampai Minggu kemarin, ada sejumlah laporan temuan beras sintetis atau beras mengandung plastik di sejumlah daerah. Misalnya, Dinas Perdagangan Yogyakarta kemarin menerima laporan adanya beras sintetis dari salah seorang warga Kecamatan Rongkop, Gunungkidul. Dinas Perdagangan Kota Depok juga menerima laporan ihwal beras yang diduga mengandung plastik yang telah dibeli warga Cilodong, Depok.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menduga ada motif politik dan upaya makar dalam peredaran beras plastik ini. Alasannya, kata dia, beras ini sangat membahayakan jika dikonsumsi masyarakat. Walhasil, ujar Tjahjo, beras plastik akan merusak citra pemerintah saat ini. “Kita percayakan kepada BIN (Badan Intelijen Negara) dan Kepolisian untuk mengusut tuntas,” ujarnya.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti berjanji mengusut siapa dalang di balik peredaran beras ini. “Kami masih menunggu hasil laboratorium,” ujar Badrodin. ”Jika ada pidana, kami akan jerat dengan Undang-Undang Pangan.”
Pengamat intelijen dari Universitas Indonesia, Wawan Purwanto, meminta pemerintah tak berspekulasi ihwal motif peredaran beras plastik. Dia menyarankan agar pemerintah membuktikan lebih dulu kasus itu secara hukum.

“Jadi ada atau tidak motif politik itu harus dibuktikan secara hukum, bukan spekulasi,” ucapnya.

AHMAD RAFIQ | TIKA P | SHINTA MAHARANI | IMAM HAMDI | INDRA WIJAYA | ANTON A

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

1 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

2 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

3 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

6 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

8 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

18 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

18 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

20 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

21 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya