Skandal FIFA, Runtuhnya 'Kerajaan' Sepp Blatter

Reporter

Editor

Kamis, 4 Juni 2015 12:19 WIB

Sepp Blatter saat menggelar konferensi pers setelah melakukan pertemuan Komite Eksekutif luar biasa di Zurich, Swiss, 30 Mei 2015. Karena kehilangan hak keanggotaan, seluruh pemain dan tim asal Indonesia dilarang melakukan pertandingan internasional, termasuk terlibat di kompetisi FIFA dan AFC. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, Jakarta - Berakhir sudah kekuasaan Sepp Blatter, 79 tahun, di Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA. Belum sepekan menjabat kembali sebagai Presiden FIFA untuk kelima kalinya dalam kongres pada 29 Mei lalu, laki-laki Swiss yang bercokol di organisasi ini selama 40 tahun tersebut menyatakan mundur. “Mandat yang saya terima tak didukung semua orang,” katanya.

Blatter pun lengser dengan janji menyiapkan Kongres Luar Biasa FIFA pada Desember atau Maret 2015 mendatang. Benarkah semata karena tak ada yang mendukungnya yang menyebabkan dia lengser?

Menurut media-media Amerika Serikat, Biro Investigasi Federal sedang membidik Blatter dalam dugaan korupsi di FIFA. FBI dan Kejaksaan Amerika sudah meringkus para pejabat FIFA dengan tuduhan rasuah itu. Intronya dimulai ketika New York Times merilis tuduhan suap kepada Sekretaris Jenderal Jerome Valcke dalam penunjukan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010.

Valcke, yang karib dengan Blatter, semula menyangkal tuduhan itu, tapi dia tak muncul lagi ke publik, bahkan absen di kejuaraan Piala Dunia Wanita di Kanada. Menurut laporan New York Times, pengusutan aliran suap itu mendekatkan penyelidikan kepada Blatter, lebih cepat dari dugaan semula. Enam pejabat FIFA pun masuk dalam daftar Interpol.

GUARDIAN | EUROSPORT | REUTERS | IRFAN


Berikutnya... Siapa Joseph S. Blatter


<!--more-->


Joseph S. Blatter


1936 – Lahir di Visp, Swiss.
1948-1971 –Menjalani karier sebagai pemain sepak bola amatir di Swiss.
1959 – Menyelesaikan pendidikannya di bidang ekonomi.
1959-64 – Bekerja sebagai Kepala PR Dewan Pariwisata Regional.
1964-66—Menjabat Sekjen Federasi Hoki Es Swiss.
1968-75 – Bekerja sebagai PR perusahaan jam tangan Longines dan terlibat dalam Olimpiade 1972-76.
1975 – Bergabung di FIFA.
1981 – Menjadi sekretaris jenderal.
1990 - Ikut dalam negosiasi kontrak untuk hak siar televisi dan marketing hingga Piala Dunia 2006.
1998 - Menjadi Presiden FIFA.
1999 – Menjadi anggota IOC.
29 Mei - Terpilih untuk kelima kalinya menjadi Presiden FIFA.
2 Juni - Mengundurkan diri.


Advertising
Advertising

Korupsi Pelbagai Segi

Oktober 2010
Dua anggota Komite Eksekutif FIFA dilaporkan menawarkan suara mereka untuk pemilihan Piala Dunia 2018 dan 2022. Tawaran itu disampaikan kepada reporter The Sunday Times yang menyamar. Bersama empat anggota Komite itu, keanggotaan mereka kemudian ditangguhkan.

Desember 2010
Komite Eksekutif menetapkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Padahal negara Timur Tengah ini memiliki iklim panas yang menyulitkan pertandingan.

Mei 2011
Lord Triesman, Ketua Asosiasi Sepak Bola Inggris, menyebut empat anggota Komite Eksekutif FIFA meminta imbalan untuk mendukung Inggris menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.

Mei 2011
Mohammed bin Hammam, anggota Komite Eksekutif FIFA, mengundurkan diri dari pencalonan Ketua FIFA. Dia dituduh menyuap utusan Karibia—US$ 40 ribu--untuk memilih Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022.

November 2014
FBI menginvestigasi dugaan korupsi di FIFA dengan merekrut bekas anggota Komite Eksekutif, Chuck Blazer.

November 2014
Michael Garcia, Ketua Tim Investigasi FIFA, kecewa hasil penyelidikannya ihwal undian Piala Dunia 2018 dan 2022 disimpulkan keliru oleh Hans-Joachim Eckert, Ketua Komite Etika FIFA.

27 Mei 2015
Polisi Swiss menangkap tujuh pejabat FIFA di Zurich, Swiss, yang diduga menerima suap US$ 150 juta. Kejaksaan Swiss membuka penyelidikan terhadap undian tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

29 Mei 2015
Blatter terpilih menjadi Ketua FIFA untuk yang kelima kalinya.

30 Mei 2015
Richard Weber, kepala penyelidikan dari Internal Revenue Service, mengatakan penyelidikan kasus FIFA akan memasuki tahap baru dan akan menyeret lebih banyak lagi orang.

1 Juni 2015
Harian The New York Times melaporkan Sekjen FIFA Jerome Valcke meneruskan suap US$ 10 juta kepada Wakil Presiden FIFA dari Afrika Selatan sebagai imbalan telah memilihnya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.

2 Juni
Sepp Blatter mundur.


SUMBER: FIFA

Berita terkait

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

21 Desember 2022

Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

Sepp Blatter mengatakan telah mencoba mengendalikan bisnis tetapi telah berulang kali gagal.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

12 November 2022

Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

The Guardian merilis laporan adanya dugaan suap kepada para pejabat FIFA untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca Selengkapnya

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

9 November 2022

Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

19 Oktober 2022

Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

Gianni Infantino bertemu Presiden Jokowi bicarakan persepakbolaan nasional setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini profil Presiden FIFA.

Baca Selengkapnya

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca Selengkapnya

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

22 Desember 2020

FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

Badan sepak bola dunia atau FIFA mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan gugatan kriminal terhadap mantan presidennya, Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.

Baca Selengkapnya

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.

Baca Selengkapnya

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

3 Mei 2020

FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA mendesak Kejaksaan Agung Swiss melanjutkan proses penyelidikannya terhadap kasus pelanggaran hukum Sepp Blatter.

Baca Selengkapnya

Soal Pembayaran Tak Wajar, FIFA Gugat Blatter dan Platini

17 Desember 2019

Soal Pembayaran Tak Wajar, FIFA Gugat Blatter dan Platini

FIFA mengajukan gugatan hukum di pengadilan Swiss kepada bekas presiden FIFA Joseph "Sepp" Blatter kepada bekas Presiden UEFA Michel Platini.

Baca Selengkapnya