Sri Mulyani Ungkap Peran Jusuf Kalla Selamatkan TPPI

Reporter

Editor

Selasa, 9 Juni 2015 07:40 WIB

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memenuhi panggilan Pansus Angket Century di DPR, Jakarta (14/1). Kalla membantah menerima SMSdari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap peran Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembahasan penyelamatan PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

Kalla ikut membahas bagaimana PT Pertamina Persero dilibatkan dalam upaya menyelamatkan TPPI dengan memberikan kesempatan menjual kondensat milik negara. “Dalam rapat yang dipimpin Wakil Presiden (Jusuf Kalla), dibahas bagaimana menyelamatkan PT TPPI dengan meminta Pertamina memberikan kondensat kepada TPPI,” kata Sri Mulyani setelah diperiksa polisi di Kementerian Keuangan, Senin 8 Juni 2015.

Sri Mulyani dimintai keterangan oleh Badan Reserse Kriminal selama 12 jam sejak pukul 09.00 di kantor Kementerian Keuangan. Pemeriksaan ini berkaitan dengan upaya polisi yang sedang menindaklanjuti hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan.

Sejak enam bulan lalu BPK mengaudit investigasi penyimpangan dalam penjualan kondensat milik negara yang dilakukan oleh TPPI. Diduga ada kerugian negara hingga Rp 2,4 triliun.

PT TPPI adalah perusahaan yang awalnya dimiliki oleh Honggo Wendratno. Perusahaan yang bergerak di bidang energi ini hampir bangkrut pada 1998 dan diselamatkan lewat pengucuran dana oleh pemerintah. Sejak saat itu pemerintah memiliki saham di perusahaan tersebut. Agar perusahaan itu terus beroperasi, TPPI diberi proyek berupa penjualan kondensat milik negara. Ada dugaan bahwa uang hasil penjualan kondensat ini tidak masuk ke kas negara.

Berdasarkan audit BPK itu, Sri Mulyani mengeluarkan persetujuan penjualan kondensat milik negara melalui PT TPPI. BPK menganggap persetujuan Menteri Keuangan tadi tak mempertimbangkan kondisi PT TPPI yang tengah terlilit masalah keuangan dan utang ke Pertamina.

Sri Mulyani menegaskan bahwa nota dinas yang dia terbitkan sudah berdasarkan kajian bahwa kondisi keuangan TPPI sedang tak baik. Menurut dia, tujuan pengaturan tersebut untuk menjaga kepentingan negara, yakni memastikan kewajiban atas kondensat milik negara dibayar lunas, pengadaan bahan bakar dalam negeri dikelola sesuai dengan undang-undang, dan memaksimalkan aset negara. “Dalam hal aset negara ini, termasuk PT TPPI, yang lebih dari 50 persen asetnya milik negara,” kata dia.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tak berkeberatan apabila dimintai keterangan dalam upaya pengungkapan kasus hukum. "Jangankan dia (Sri Mulyani), saya saja Wakil Presiden bersedia memberikan kesaksian di pengadilan," kata Kalla di kantornya, Kamis lalu.

Kalla merujuk pada kesiapannya menjadi saksi perkara korupsi yang menjerat bekas Bupati Indramayu, Irianto Syaifuddin alias Yance, di Bandung pada bulan lalu. Tentang pernyataan Sri Mulyani, Kalla belum terkonfirmasi lagi. Sedangkan staf khusus Kalla, Husain Abdullah, tak menjawab ketika dihubungi.

TRI ARTINING PUTRI | REZA ADITYA | INDRA WIJAYA | PURWANTO

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

19 menit lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

12 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya