Seleksi Pimpinan KPK Tak Transparan

Reporter

Editor

Rabu, 24 Juni 2015 06:08 WIB

Ketua KPK Tafiequrachman Ruki, Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK (Pansel Capim KPK) Destry Damayanti, Juru bicara Pansel Capim KPK Betty Alisjahbana dan Plt Wakil Pimpinan KPK, Johan Budi mengangkat tangan usai melakukan pertemuan di Gedung KPK, Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Benny Kabur Harman, mempertanyakan penjaringan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang terkesan tertutup. Penjaringan tak transparan itu, kata politikus Partai Demokrat ini, memperkecil partisipasi masyarakat dalam memberi penilaian terhadap rekam jejak para calon. "Padahal asasnya terbuka dan transparan," kata dia, Selasa 23 Juni 2015.

Hifzdil Alim, peneliti dari Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada, juga menilai panitia seleksi calon pimpinan KPK mengabaikan Undang-Undang KPK. Pada Pasal 31 beleid itu disebutkan bahwa seleksi komisioner harus dilakukan secara transparan. “Jika tertutup, calon yang sebenarnya layak, kandas di tahap awal,” kata dia.

Sejak pendaftaran calon dibuka pada 5 Juni lalu, panitia seleksi menutup rapat nama-nama yang mengajukan diri menjadi calon komisioner KPK. Hingga kemarin sedikitnya sudah 250 pendaftar yang memberikan dokumen riwayat hidup ke meja panitia seleksi. Para pendaftar didominasi pegawai negeri, pengacara, dan akademikus.

Mereka ada yang datang langsung ke sekretariat panitia seleksi di kantor Sekretariat Negara, ada pula yang mengirim berkas pendaftaran melalui pos dan surat elektronik panitia seleksi. Dari jumlah itu, menurut anggota panitia, Betti Alisjahbana, sekitar 54 persen pendaftar belum melengkapi persyaratan administrasi, terutama mereka yang mendaftar melalui pos dan surat elektronik.

Dengan alasan tersebut, panitia memperpanjang masa pendaftaran hingga 3 Juli. Dalam rencana semula, panitia menutup pendaftaran pada hari ini.

Menurut Betti, panitia belum membuka nama-nama pendaftar karena seluruh tahapan penjaringan belum selesai. Masyarakat, kata dia, bisa memberikan informasi tentang rekam jejak setiap kandidat setelah panitia mengumumkan pendaftar yang lolos syarat administratif pada 4 Juli. “Masukan masyarakat dalam waktu sebulan,” kata dia.

Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Yunus Hussein menilai durasi pemberian informasi dari masyarakat tentang seorang kandidat yang mepet malah menyulitkan kerja panitia seleksi. Saat memimpin PPATK, Yunus dan anak buahnya dilibatkan sejak awal memindai para pendaftar sehingga mereka yang diduga punya rekening tak wajar gugur sejak mula.

Karena itu, menurut Yunus, transparansi seleksi calon pimpinan KPK sejak tahap awal menjadi penting sekaligus sebagai informasi kepada publik yang berharap korupsi bisa disapu oleh komisioner yang bersih. “Calon yang baik juga bisa diberikan sejak awal dan yang buruk bisa ditangkal lebih dini,” kata Yunus.

Soal pengumuman identitas peminat kursi pimpinan KPK oleh panitia seleksi, kata Yunus, memang tak diatur secara khusus. Namun, “Jika tak segera dibuka, publik cenderung enggan memberi masukan.”

Pada seleksi kali ini, PPATK baru dilibatkan setelah seleksi administrasi. “Kami hanya menelusuri pada tahap akhir, setelah itu laporannya dikirim ke Presiden,” kata Ketua PPATK Muhammad Yusuf.

FAIZ NASHRILLAH | REZA ADIYTA | RIKY FERDIANTO | ANTON A

Berita terkait

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

3 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

8 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

17 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

17 jam lalu

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

Dua rutan KPK, Rutan Pomdam Jaya Guntur dan Rutan Puspomal, dihentikan aktivitasnya buntut 66 pegawai dipecat karena pungli

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

19 jam lalu

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan penyidikan dan penyelidikan kasus korupsi tetap berjalan di tengah konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho

Baca Selengkapnya

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

20 jam lalu

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan tidak ada intervensi dari Mabes Polri dalam kasus eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

22 jam lalu

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

KPK memeriksa 15 ASN untuk mendalami keterlibatan Bupati Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dalam dugaan korupsi di BPPD Kabupaten Sidoarjo

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

1 hari lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

1 hari lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

1 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya