Reshuffle Kabinet Jokowi-JK, Pergeseran Menteri Deadlock
Selasa, 7 Juli 2015 16:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tarik-menarik soal pergantian menteri masih terjadi di Istana. Hal inilah yang membuat Presiden Joko Widodo memundurkan reshuffle setelah Lebaran. Menurut seorang sumber di Istana, pertimbangan terberat adalah saat Presiden harus mencari pengganti Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, jika dia digeser.
Presiden Joko Widodo tengah mempertimbangkan dua nama masuk sebagai kandidat menteri, yakni Darmin Nasution dan Kuntoro Mangkusubroto. Sumber di Istana Negara menganggap Darmin akan mengisi posisi Sofyan. Sofyan dianggap gagal mengkoordinasi menteri-menteri di bawahnya.
Menurut anggota Komisi XI DPR, Hendrawan Supratikno, koordinasi dan komunikasi menteri-menteri bidang ekonomi masih buruk. "Masing-masing menteri bidang ekonomi berjalan sendiri-sendiri. Kurang kompak," kata politikus PDI Perjuangan ini di Jakarta, Senin 6 Juli 2015.
Kinerja Sofyan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago dianggap tak memuaskan. Sumber Tempo di Istana mengatakan, pengganti Andrinof ada kemungkinan adalah Kuntoro. “Tapi di sini pergeserannya masih deadlock,” kata sumber itu.
Darmin pekan lalu tampak bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara. Namun ia membantah pertemuan itu untuk membahas penggantian menteri. ''Hanya diminta saran soal ekonomi,'' kata Darmin. Sedangkan Kuntoro diduga belum memberikan respons atas tawaran Presiden.
<!--more-->
Sofyan mengaku siap dicopot maupun digeser. "Kalau saya tak populer dan di-reshuffle, tak ada masalah," kata dia seusai rapat terbatas di Kantor Presiden pada 22 Juni lalu. Menurut dia, kondisi perekonomian saat ini dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal.
Nama menteri lain yang menjadi sorotan adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menganggap kebijakan Rini tak sejalan dengan visi-misi Nawacita. "Menteri BUMN punya misi sendiri di luar misi pemerintahan," kata Masinton, Ahad lalu.
Masinton menganggap Rini membagi jabatan komisaris dan direktur utama hanya untuk orang dekatnya. "Ini bukan soal ketidaksukaan kami secara personal, tapi kami menilai dari kinerja dan profesionalitas.”
Peneliti senior di Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo, mengatakan Rini selama ini dianggap dekat dengan Megawati Soekarnoputri. "Tapi sekarang, hubungan Rini dengan Mega sudah merenggang."
FAIZ NASHRILLAH | INDRA WIJAYA | PUTRI ADITYOWATI | ANANDA TERE | PUR