TEMPO.CO, Jakarta - Panitia seleksi calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini menggelar seleksi tahap kedua, yaitu uji obyektivitas dan pembuatan makalah di tempat. Juru bicara panitia seleksi, Betti Alisjahbana, mengatakan tes ini dilakukan sembari menggalang masukan dari masyarakat tentang rekam jejak para calon hingga 3 Agustus mendatang.
Dengan adanya ujian tersebut, tim akan obyektif meski, menurut dia, banyak pihak cenderung ragu akan para calon, terutama yang berasal dari Kepolisian dan Kejaksaan Agung. “Kami menilai pribadi per pribadi, bukan latar belakang instansi,” kata Betti, Selasa 7 Juli 2015.
Sabtu lalu, panitia seleksi mengumumkan sebanyak 194 peserta, dari total 611 pendaftar seleksi calon pemimpin KPK, lulus administrasi. Sepuluh calon di antara mereka paling menjadi sorotan lantaran berasal dari Kepolisian dan Kejaksaan.
Indonesian Police Watch (IPW) menilai prestasi lima calon dari Kepolisian tak pernah terdengar dalam urusan pemberantasan korupsi. Ketua IPW Neta S. Pane justru mempertanyakan keikutsertaan tiga perwira polisi yang masih aktif.
Sebab, kata dia, jika memang mereka berniat memberantas korupsi, seharusnya hal itu dilakukan di institusinya selama ini. “Sedangkan yang sudah purnawirawan seperti mencari pekerjaan saja,” ujar Neta.
Menurut dia, IPW sedang menelusuri rekam jejak lima calon dari polisi tersebut untuk dikirim ke pansel dalam waktu dekat.
Hal serupa sedang dilakukan Indonesia Corruption Watch. Koordinator Investigasi ICW, Febri Hendri, khawatir para calon dari kedua institusi penegak hukum tersebut akan melemahkan KPK. Terutama para dari Kepolisian—lembaga yang beberapa tahun terakhir bersitegang dengan KPK.
Itu sebabnya, Febri berharap pansel jeli menilai motivasi, komitmen, dan integritas mereka. “Pimpinan KPK harus orang yang berani membela dan berjuang bagi pemberantasan korupsi,” katanya.
Kepala Pusat Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Agus Rianto, mengklaim lima calon dari lembaganya memiliki kemampuan dan pengalaman sehingga layak menjadi pemimpin KPK. Jaminannya, kata dia, adalah rekomendasi Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti.
Namun Agus tak dapat memaparkan prestasi masing-masing calon dalam memberantas korupsi. “Tak bisa menilai polisi secara per orang. Polisi itu kerja sebagai tim,” ujarnya. “Paling tidak, saat mereka memimpin tak pernah ada catatan masalah.”
Kejaksaan Agung juga membela lima jaksanya. Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung, Tony Spontana, mengatakan kelima calon dari Kejaksaan tak pernah terlibat kasus pidana dan etik. “Mereka itu jaksa senior yang berpengalaman dan bersih,” kata Toni.
Ketua Komisi Kejaksaan Halius Husen membenarkan bahwa lembaganya tak pernah menerima laporan masyarakat soal pelanggaran etik oleh kelima calon pemimpin KPK dari Kejaksaan. Tapi mantan Jaksa Agung Muda Pengawasan tersebut juga tak bisa menyebutkan prestasi para calon di bidang penanganan korupsi. “Belum lihat juga,” kata dia.
Menurut anggota pansel, Yenti Garnasih, hingga kemarin panitia telah menerima sedikitnya 600 masukan dari masyarakat tentang para calon pemimpin KPK. Masukan tersebut akan digabungkan dengan hasil penelusuran oleh Badan Intelijen Negara, Intelijen Kejaksaan, Intelijen Kepolisian, serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. “Semua informasi akan kami telusuri,” ujarnya.
FRANSISCO ROSARIANS | LINDA TRIANITA | AGOENG WIJAYA
Berita terkait
64 Orang Lolos Seleksi Pejabat KPK
18 Maret 2022
Adrianus mengatakan kandidat pejabat KPK itu akan mengikuti seleksi lanjutan, yaitu asesmen kompetensi manajerial dan sosial kultural.
Baca SelengkapnyaPeserta Seleksi Jubir KPK Tak Ada yang Lolos
29 Januari 2021
Saat ini, jubir KPK masih sebatas pelaksana tugas, baik bidang pencegahan maupun penindakan.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Menjelaskan Soal Etika Irjen Firli Bahuri
12 September 2019
Irjen Firli, menurut Pansel Capim KPK Indriyanto Seno Adji, memiliki tingkat konsistensi terbaik.
Baca SelengkapnyaCerita Massa Pendukung Revisi UU KPK Bingung Isi Protes di DPR
11 September 2019
Sunirah, 40 tahun, berdandan dari pukul 10.00 WIB pada Selasa pagi, sebelum ikut demo mendukung revisi UU KPK.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR Masinton: KPK Tak Perlu Lagi Tangani Kasus Ecek-ecek
2 September 2019
Setelah 10 nama capim KPK diumumkan, Komisi III DPR akan meminta masukan masyarakat terkait rekam jejak 10 nama tersebut.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Merasa Belum Berhasil Pimpin KPK, Kenapa?
27 Agustus 2019
KPK, kata dia, harusnya menjadi trigger mechanism penegak hukum lain seperti polisi dan jaksa agar tidak korupsi.
Baca SelengkapnyaKoalisi Antikorupsi Curigai Pansel KPK Bentukan Jokowi
18 Mei 2019
Koalisi Antikorupsi mencurigai pansel KPK bentukan Jokowi sebagai kompromi elit
Baca SelengkapnyaKata Pukat UGM Soal Nama-nama Panitia Seleksi KPK
18 Mei 2019
Dari komposisi panitia seleksi KPK itu tak terlihat apa yang dikehendaki Presiden Jokowi untuk menjawab kebutuhan KPK empat tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaFahri Desak Febri Diansyah Diganti, ICW: Itu Penilaian Pribadi
15 Agustus 2017
Koordinator ICW Adnan Topan Husodo mengatakan usul Fahri Hamzah soal penggantian juru bicara KPK, Febri Diansyah, sebagai penilaian pribadi.
Baca SelengkapnyaPenyebab Fahri Hamzah Sarankan Juru Bicara KPK Segera Diganti
14 Agustus 2017
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah menyarankan juru bicara KPK segera diganti karena lebih cocok dijabat penyidik.
Baca Selengkapnya