TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi semester I 2015 hanya 4,7 persen, melemah dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 5,17 persen.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini juga melambat dibanding periode yang sama tahun lalu dan kuartal sebelumnya. "Tapi, dibanding negara lain, kita masih lebih baik," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Jakarta, Rabu 5 Agustus 2015.
Suryamin menjelaskan, beberapa negara mitra dagang Indonesia mengalami stagnasi dan penurunan pertumbuhan. Kendati ada pelemahan, ekonomi Indonesia jauh dari resesi. Ekonomi bisa disebut resesi jika minimal selama dua kuartal berturut-turut berada di level negatif.
Selain itu, masih ada ruang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di semester II. Suryamin menuturkan, belanja modal pemerintah bisa menjadi faktor penentu jika ingin mengejar target pertumbuhan itu.
Dia menerangkan, pada 2014 belanja modal pemerintah mencapai Rp160,8 triliun. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2014 menyentuh level 5,01 persen. Dengan alokasi belanja modal Rp 275,8 triliun pada 2015, semestinya pertumbuhan ekonomi di kuartal III nanti bisa lebih baik.
Selain faktor eksternal, Presiden Joko Widodo mengakui pelemahan ekonomi disebabkan oleh rendahnya serapan anggaran, baik di pusat maupun di daerah. Serapan anggaran biasanya baru akan naik pada September. Puncaknya, pada November, angkanya akan mencapai titik maksimal.
Karena itu, Presiden berencana mengubah mekanisme penyerapan yang selama ini digunakan. "Nantinya antara Januari dan Juni juga ada uang yang beredar. Semestinya seperti itu," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, kemarin.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pelemahan ekonomi yang terjadi pada kuartal II tak akan mempengaruhi target pemerintah untuk mencapai angka pertumbuhan 5,2 persen di akhir tahun. Salah satu cara untuk mencapai target itu adalah menggenjot belanja pemerintah dan investasi badan usaha milik negara.
Pengamat ekonomi dari Institut Pertanian Bogor, Iman Sugema, mengatakan, dalam kondisi perekonomian global yang lesu seperti sekarang, Indonesia tak bisa mengandalkan faktor eksternal untuk menggeret pertumbuhan ekonomi.
Karena itu, menurut Iman, harus didorong oleh pemerintah melalui belanja modal. Selain harus memperbesar penyerapan anggaran, belanja modal bisa digerakkan dari sektor BUMN.
Angka produk domestik bruto yang dirilis sebesar 4,67 persen menjadi katalis dominan yang menggerakkan laju indeks harga saham gabungan kemarin.
Menurut analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda, angka yang tumbuh melampaui ekspektasi tersebut membuat investor tak terlalu pesimistis terhadap prospek ekonomi di dalam negeri tahun ini. “Investor cukup comfort dengan angka itu,” kata dia.
ADITYA BUDIMAN | ALI HIDAYAT | FAIZ NASHRILLAH | PRAGA UTAMA | MEGEL JEKSON
Berita terkait
Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?
3 jam lalu
Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
2 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaHadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja
4 hari lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
5 hari lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global
9 hari lalu
Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.
Baca SelengkapnyaPasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter
9 hari lalu
BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024
9 hari lalu
Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.
Baca SelengkapnyaRektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel
11 hari lalu
Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaDi Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan
12 hari lalu
Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen
12 hari lalu
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.
Baca Selengkapnya