Indonesia Diyakini Jauh dari Resesi

Reporter

Editor

Kamis, 6 Agustus 2015 14:05 WIB

Suasana Bundaran HI, Jakarta usai hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi semester I 2015 hanya 4,7 persen, melemah dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 5,17 persen.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini juga melambat dibanding periode yang sama tahun lalu dan kuartal sebelumnya. "Tapi, dibanding negara lain, kita masih lebih baik," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Jakarta, Rabu 5 Agustus 2015.

Suryamin menjelaskan, beberapa negara mitra dagang Indonesia mengalami stagnasi dan penurunan pertumbuhan. Kendati ada pelemahan, ekonomi Indonesia jauh dari resesi. Ekonomi bisa disebut resesi jika minimal selama dua kuartal berturut-turut berada di level negatif.

Selain itu, masih ada ruang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di semester II. Suryamin menuturkan, belanja modal pemerintah bisa menjadi faktor penentu jika ingin mengejar target pertumbuhan itu.

Dia menerangkan, pada 2014 belanja modal pemerintah mencapai Rp160,8 triliun. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2014 menyentuh level 5,01 persen. Dengan alokasi belanja modal Rp 275,8 triliun pada 2015, semestinya pertumbuhan ekonomi di kuartal III nanti bisa lebih baik.

Selain faktor eksternal, Presiden Joko Widodo ‎mengakui pelemahan ekonomi disebabkan oleh rendahnya serapan anggaran, baik di pusat maupun di daerah. Serapan anggaran biasanya baru akan naik pada September. Puncaknya, pada November, angkanya akan mencapai titik maksimal. ‎

Karena itu, Presiden berencana mengubah mekanisme penyerapan yang selama ini digunakan. "Nantinya antara Januari dan Juni juga ada uang yang beredar. Semestinya seperti itu," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, kemarin.‎

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pelemahan ekonomi yang terjadi pada kuartal II tak akan mempengaruhi target pemerintah untuk mencapai angka pertumbuhan 5,2 persen di akhir tahun. Salah satu cara untuk mencapai target itu adalah menggenjot belanja pemerintah dan investasi badan usaha milik negara.

Pengamat ekonomi dari Institut Pertanian Bogor, Iman Sugema, mengatakan, dalam kondisi perekonomian global yang lesu seperti sekarang, Indonesia tak bisa mengandalkan faktor eksternal untuk menggeret pertumbuhan ekonomi.

Karena itu, menurut Iman, harus didorong oleh pemerintah melalui belanja modal. Selain harus memperbesar penyerapan anggaran, belanja modal bisa digerakkan dari sektor BUMN.

Angka produk domestik bruto yang dirilis sebesar 4,67 persen menjadi katalis dominan yang menggerakkan laju indeks harga saham gabungan kemarin.

Menurut analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda, angka yang tumbuh melampaui ekspektasi tersebut membuat investor tak terlalu pesimistis terhadap prospek ekonomi di dalam negeri tahun ini. “Investor cukup comfort dengan angka itu,” kata dia.

ADITYA BUDIMAN | ALI HIDAYAT | FAIZ NASHRILLAH‎ | PRAGA UTAMA | MEGEL JEKSON

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

9 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

9 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

12 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

12 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya