Jurus Jokowi Menggenjot Ekonomi

Reporter

Editor

Rabu, 9 September 2015 12:37 WIB

Ilustrasi Penyerahan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT). TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo hari ini mengumumkan paket kebijakan ekonomi terbaru untuk mendorong pertumbuhan. Paket kebijakan tersebut terdiri atas kelompok kebijakan di bidang percepatan penyerapan belanja pemerintah, kemudahan berinvestasi, insentif fiskal dan keuangan, stabilisasi pangan, serta ketahanan energi.

Setelah membagikan bahan kebutuhan pokok kepada masyarakat Klender, Jakarta Timur, Selasa 8 September 2015, Jokowi mengatakan pengumuman paket kebijakan akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, kebijakan yang akan diumumkan seputar deregulasi. “Deregulasi ada dua: untuk rakyat dan ada untuk pengusaha,” kata Jokowi.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, pengumuman bertahap itu karena paket kebijakan terlalu banyak dan beberapa belum selesai dirumuskan. Beberapa kementerian mengajukan usulan-usulan baru untuk direvisi. “Kami sudah menggodok 154 aturan, ternyata bertambah lagi,” katanya.

Kementerian yang akan banyak merevisi aturan adalah Kementerian Keuangan. Menurut Menteri Bambang Brodjonegoro, ia akan memberikan pembebasan pajak (tax holiday) bagi pengusaha tertentu untuk jangka waktu tertentu. “Nanti akan ada khusus untuk industri galangan kapal,” kata dia.

Juru bicara Direktorat Jenderal Pajak, Mekar Satria Utama, menambahkan bahwa insentif pajak dalam paket kebijakan presiden itu mirip dengan apa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159 Tahun 2015 tentang pemberian fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan (PPh Badan). Peraturan itu terbit pada 18 Agustus lalu.

Dalam pasal 2 peraturan tersebut dijelaskan bahwa wajib pajak badan yang melakukan penanaman modal baru dan tergolong industri pionir bisa mendapat fasilitas tax holiday berupa pengurangan pajak badan sebesar 10-100 persen. Diskon itu berlaku selama 5-15 tahun sejak produksi komersial.

Pengurangan pajak badan selama 20 tahun akan diberikan kepada industri yang mempunyai rencana investasi Rp 1 triliun, berbadan hukum Indonesia, dan menempatkan 10 persen dana investasinya di bank-bank dalam negeri.

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis Yustinus Prastowo tak setuju dengan kebijakan diskon pajak ini. Menurut dia, pembebasan pajak selama 20 tahun membuat pendapatan negara berkurang dalam jangka pendek dan tak berdampak apa pun bagi ekonomi dalam jangka panjang.

Prastowo memperingatkan pemerintah bahwa kebijakan itu bisa dimanfaatkan oleh pemodal asing untuk menikmati keringanan pajak tanpa memberikan efek domino bagi ekonomi di sektor lain. Negara maju, kata dia, sudah lama meninggalkan tax holiday karena lebih banyak merugikan. “Pembebasan pajak seperti memberikan cek kosong kepada pemodal asing,” kata dia.

ANANDA TERESIA | TRI ARTINING PUTRI | INGE KLARA SAFITRI | PRAGA UTAMA | ALI HIDAYAT | EFRI R

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

9 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

10 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

10 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

10 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

10 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

14 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya